RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Sabtu, 30 September 2017

Sekjen PDIP minta isu PKI tak perlu lagi dipertentangkan

Sekjen PDIP minta isu PKI tak perlu lagi dipertentangkan


AGEN CASINO ONLINE

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memerintahkan setiap prajurit menonton film Pengkhianatan G30S/PKI. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menonton film tersebut bersama warga Bogor di lapangan tenis Komando Resor Militer (Korem) 061/Suryakancana, Kota Bogor, Jawa Barat.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto mengatakan tak perlu lagi ada polemik tentang langkah Panglima TNI yang memerintahkan menonton film tersebut. Dia mengatakan, setiap lapisan masyarakat seharusnya dapat fokus untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. Sehingga, tak perlu lagi mempertentangkan isu yang berkaitan dengan PKI.

"Kenapa hal tersebut harus dipersoalkan kembali? Bangsa ini harus mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain dan mengambil hikmah dari masa lalu, bukan mempertentangkan masa lalu," kata Hasto usai acara Rapat Koordinasi Bidang Pariwisata Tingkat Nasional, di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Sabtu (30/9).

Unuk itu, dia berharap tidak perlu lagi ada perdebatan-perdebatan pada peristiwa di masa silam karena sejatinya filsafat dari bangsa ini adalah hidup dalam kesejahteraan dan harmoni.

"(Hidup) Bukan dalam ketegangan dan dendam masa lalu. Tapi bangsa yang dengan kepribadian gotong royong dan welas asih untuk mengabdi masa depan dan negara," ungkapnya

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo(Jokowi) menghadiri nonton bareng film G30S/PKI bersama warga Bogor di Lapangan Markas Korem 061/Suryakencana, Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/9).

Jokowi duduk di barisan paling depan dengan pengawalan ketat dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Tampak hadir menemani Jokowi adalah Danrem 061/ Suryakencana Kolonel Inf Mirza Agus dan Kapolresta Bogor Kota Komisaris Besar Ulung Sampurna Jaya.

Danrem 061/ Suryakencana Kolonel Inf Mirza Agus mengatakan, pada nobar tersebut pihaknya akan memutarkan film G 30S PKI secara full atau lengkap.

"Bersama pak Jokowi, jajaran Korem dan ratusan warga akan menyaksikan film G30S/PKI secara full kurang lebih empat jam," ujar Mirza.

Hanya karena cekcok dengan pacar, Ari nekat gantung diri

Hanya karena cekcok dengan pacar, Ari nekat gantung diri


AGEN CASINO ONLINE

Gara-gara cinta, Ari (20), seorang mahasiswa di Pekanbaru nekat mengakhiri hidupnya dengan kain alas tidur alias seprai. ‎Warga Jalan Jati VIII Blok AA, Perumahan Pandau Permai, Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, itu sempat cekcok dengan kekasihnya, Opi.

"Menurut keterangan warga, kedua pasangan yang tidak resmi ini menjalin hubungan berpacaran, dan mereka dikabarkan tinggal serumah," ujar Kapolres Kampar AKBP Deni Okvianto kepada merdeka.com, Sabtu (30/9).

Ketika Opi masih berada di luar rumah, Ari nekat menjerat lehernya dengan kain alas kasur di depan pintu kamarnya.‎ Begitu pulang, Opi pun kaget. Dia melihat pacarnya tewas dalam posisi tergantung, dan melaporkan kejadian ini kepada pemilik kontrakan, Reni.

"Kemudian, jasad Ari dibawa ke Rumah Sakit Mesra, Desa Tanah Merah, Kecamatan Siak Hulu. Karena korban sudah tak bernyawa lagi sehingga dilarikan ke RS Bhayangkara Polda Riau untuk diotopsi," kata Deni.

Kepolisian belum bisa membuat kesimpulan lebih jauh lantaran masih menunggu hasil otopsi.‎ Namun dugaan sementara, korban tewas karena bunuh diri.

Dari sejumlah keterangan saksi, Ari nekat mengakhiri hidupnya lantaran kesal dengan pacarnya, karena sebelum kejadian itu mereka sempat cekcok, pada Kamis (28/9) lalu.

"Kedua pasangan ini sebelumnya sempat terjadi pertengkaran, hingga akhirnya korban ditemukan meninggal dunia dengan tergantung. Korban sudah dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan," pungkas Deni.

Mendagri minta semua elemen terapkan nilai-nilai Pancasila

Mendagri minta semua elemen terapkan nilai-nilai Pancasila


AGEN CASINO ONLINE

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menghadiri seminar nasional yang diadakan oleh Alumni Universitas Diponogoro (Undip), Semarang. Tjahjo didaulat sebagai Opening Speech bersama Ketua MK, Arief Hidayat sebagai Keynote Speech.

Mengawali sambutannya, Tjahjo mengatakan, dari sebuah sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum tentunya ada beberapa hal yang menjadi kendala di dalam mengambil kebijakan politik pembangunan dari sebuah sistem yang dianut.

"Prinsip hukum ada tiga, yaitu negara harus tunduk pada hukum, pemerintah menghormati hak-hak individu dan peradilan yang bebas dan tidak memihak," kata Tjahjo Kumolo di Aula Pasca Sarjana, Undip Semarang, Sabtu (30/9).

Tjahjo meminta harus mengakui adanya asas kepastian hukum dan asas demokrasi. Permasalahan yang ada saat ini menurut Mendagri adalah yang berkaitan dengan integritas aparat penegak hukum, kedua produk hukum dan ketiga tidak dilaksanakannya nilai-nilai Pancasila baik oleh aparat penegak hukum maupun keseluruhan pengambil kebijakan politik pembangunan.

"Memang tidak secara menyeluruh. Namun, yang berkaitan dengan produk hukum yang dihasilkan oleh pemerintah dan DPR itu selalu digugat oleh elemen masyarakat ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ada kalanya, pemerintah yang sudah menyepakati produk hukum juga ikut menggugat ke MK," ujarnya.

Dijelaskan Tjahjo, jika setiap pengambil keputusan politik pembangunan di tingkat pusat sampai daerah dalam konteks menyusun anggaran belanja negara dan daerah, menyusun Undang-undang dan perda, termasuk dalam fungsi pengawasan dan fungsi kebijakannya jika semua menerapkan nilai-nilai pancasila tidak akan menimbulkan masalah.

"Saya selalu diingatkan oleh Presiden untuk membangun hubungan tata kelola pemerintah pusat dan daerah yang harus semakin efektif dan efisien, taat kepada aturan yang ada, mempercepat reformasi birokrasi yang ujungnya untuk memperkuat otonomi daerah," katanya.

Ketua Ikatan Alumni Undip, Maryono dalam sambutannya mengatakan, Indonesia sebagai negara hukum harus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

"Seminar ini adalah bentuk kontribusi kita kepada pemerintah maupun masyarakat, khususnya Undip. Semoga menambah nilai valeu Undip dalam kontribusinya secara nasional kepada pemerintah," kata Maryono.

Hadir dalam seminar tersebut, Ketua MK Arief Hidayat, Jaksa Muda Tindak Pidana Umum Kejaksaan, Noor Rachmad. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dan Walikot Jakarta Pusat, Mangara Pardede yang semuanya adalah Alumni Undip.