RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Jumat, 03 November 2017

Promosi film Susah Sinyal, para cast bakal Stand Up di 10 kota

Promosi film Susah Sinyal, para cast bakal Stand Up di 10 kota


AGEN CASINO ONLINE

Sukses lewat film CEK TOKO SEBELAH, Ernest Prakasa kembali mengerjakan film komedia terbaru yang bertajuk SUSAH SINYAL. Bekerja sama dengan Starvision, film SUSAH SINYAL akan rilis pada tanggal 21 Desember 2017 mendatang.

Yang menarik, sebelum film ini tayang Starvision mengadakan promosi lewat Susah Sinyal Stand Up Comedy Tour. Menurut Ernest, promosi film dengan cara tour Stand Up Comedy merupakan ide terbaru.

"Ini adalah hasil kami dari tim Susah Sinyal, tim promonya Starvision, kami coba cari sesuatu yang baru untuk menyemarakkan promo film. Jadi sekarang kan sudah banyak cara promosi yang kreatif, akhirnya kami punya ide untuk tour Stand Up Comedy," kata Ernest saat ditemui di Umar Ismail Hall, Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (2/11).

Bagi Ernest, promosi lewat tour Stand Up Comedy salah satu cara paling tepat untuk memperkenalkan SUSAH SINYAL kepada masyarakat luas. Apalagi, para pemain film ini sebagian besar dimainkan oleh para komika.

"Kenapa? Pertama karena pemain di Susah Sinyal ini banyak stand up comedian, walaupun nggak terkenal tapi lucu sebenarnya," lanjutnya.

Nantinya, para cast film SUSAH SINYAL akan Stand Up di 10 kota besar di Indonesia. Seperti Jakarta, Karawang, Cirebon, Bogor, Yogyakarta, Solo, Semarang, Tangerang, Bekasi, dan Bandung. "Jadi kami akan tour 10 kota ini adalah hari pertama. Saya akan menjadi host di acara itu dan nanti kami akan berkeliling dengan bus," tandas Ernest.

Candi diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya kembali ditemukan di Palembang

Candi diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya kembali ditemukan di Palembang


AGEN CASINO ONLINE

Arkeolog kembali menemukan candi diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sumatera Selatan. Bangunan itu berupa susunan batu bata diduga berusia ribuan tahun lalu.

Bangunan itu berada di kawasan pemakaman keluarga Ki Rangga Wirasantika Jalan Talang Kerangka, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang. Ki Rangga Wirasantika merupakan arsitek andalan Sultan Mahmud Badaruddin I pada zaman Kesultanan Palembang Darussalam.

Penemuan berawal kecurigaan pengelola makam yang menemukan tumpukan batu tersusun seperti anak tangga saat membersihkan makam keluarganya beberapa hari lalu. Batu bata itu tak seperti biasanya karena berukuran lebih besar.

Penasaran, pihak keluarga kembali menggali sekitar makam dan menemukan batu bata bermotif songket. Mereka pun akhirnya menghubungi Balai Arkeolog Palembang untuk melakukan penelitian.

Peneliti dari Balai Arkeolog Palembang, Retno Purwanti, menduga makam tersebut awalnya candi Kerajaan Sriwijaya. Setelah Kerajaan Sriwijaya runtuh, candi itu akhirnya dijadikan makam bagi petinggi Kesultanan Palembang Darussalam di masa berikutnya.

"Kemungkinan besar candi itu peninggalan Kerajaan Sriwijaya, tapi akan dilakukan penggalian dan diteliti lebih lanjut," kata Retno, Jumat (3/11).

Dia mengatakan, dari temuan awal, candi itu menyerupai beberapa candi di Jawa Tengah. Lokasinya berada di dataran tinggi, tempat biasa digunakan bagi umat Hindu untuk beribadat.

"Kita cocokkan dengan bangunan lain. Tapi untuk fisiknya sementara benar candi," ujarnya.

Dijelaskannya, makam Ki Rangga Wirasantika dibangun diperkirakan 300 tahun lalu. Hal ini sesuai dengan tulisan di gerbang makam dalam angka Arab tahun 1142 Hijriah atau 1730 Masehi.

"Ki Rangga Wirasantika menggunakan candi itu untuk pemakaman Kesultanan Palembang Darussalam, tapi tidak merusak bangunan lama," pungkasnya.

Generasi muda harus sadar pentingnya menjaga persatuan demi NKRI

Generasi muda harus sadar pentingnya menjaga persatuan demi NKRI


AGEN CASINO ONLINE

Generasi muda Indonesia harus dapat selalu menjaga keutuhan bangsa dan mengisi kemerdekaan dengan berbagai macam kegiatan yang positif. Hal ini agar generasi muda sebagai harapan bangsa bisa terus bersatu demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terus bersatu tak terpecah belah.

"Anak-anak muda sekarang ini kan sudah menikmati kemerdekaan, karena mereka dulu tidak terlibat langsung dalam masalah pembentukan negara ini. Anak-anak muda sekarang harus lebih konsen kepada keahliannya. Sehingga sekarang inilah bagi generasi muda kita harus mengisi kemerdekaan ini," kata Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, Jumat (3/11).

Dia mengatakan, hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan salah satu cara untuk menciptakan kesadaran bahwa Indonesia itu ada. Menurutnya, karena dijajah oleh penjajah yang sama dan punya kesamaan nasib, para pemuda kemudian berikrar menjadi satu kesatuan meski memiliki perbedaan suku, ras, agama.

"Jadi bersumpahlah para pemuda-pemuda semua itu bagaimana mereka mempersatukan demi tanah yang satu menjadi Tanah Air Indonesia, menjadi bahasa yang satu yakni Bahasa Indonesia dan menjadi bangsa yang satu Bangsa Indonesia dan berikrarlah mereka itu dulu. Itu menjadi dasar mereka untuk membuat Indonesia," katanya.

Koordinator Program Master dan Doktoral Fakultas Psikologi UI ini menjelaskan di era 1950-1960an para founding fathers bersama-sama bersatu untuk membangun bangsa. Kemudian memasuki era 1980an pemuda sudah mulai menikmati pembangunan.

"Nah ketika sudah mulai masuk sekitar tahun 80-an anak-anak ini sudah mulai menikmati pembangunan ini, apalagi tanahnya sudah jadi, Indonesianya sudah jadi. Itu yang harus dimanfaatkan generasi muda kita dengan sebaik mungkin," katanya.

Dia menilai masalah kebangsaan yang dialami saat ini lebih bermuara kepada manajemen. Menurutnya, masalah korupsi yang kini dihadapi bangsa ini juga masuk dalam kesalahan manajemen negara ini.

"Seperti korupsi itu termasuk salah dalam manajemen di negara ini. Karena ada orang rakus malah dibiarin yang akhirnya menjadi budaya dari dulu sampai sekarang dan diikuti oleh yang muda-muda ini," katanya.

Dia juga mengatakan isu-isu SARA jika diungkit-ungkit akan membuat masyarakat dan bangsa Indonesia menjadi terpecah belah. Menurutnya, hal itu biasanya dilakukan oleh politisi atau orang-orang yang punya ideologi yang tidak suka dengan Indonesia.

"Termasuk lah kaum-kaum radikal yang ingin mendirikan negara khilafah dan segala macam. Harusnya persoalan-persoalan bahwa kita ini plural, kita ini beda keagamaan, beda budaya dan sebagainya harusnya sudah selesai," katanya.

Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi karena penyakit anak muda saat ini sangat mudah diiming-imingi oleh kelompok yang ingin mengganti ideologi negara. Meski demikian, ada juga sebagian generasi muda yang menganggap masalah ideologi negara sudah final sehingga mereka menolak isu yang sengaja diembuskan oleh kelompok-kelompok radikal.

"Kalau kita melihat hasil survei 80 persen khususnya anak muda kita ini sudah tidak masalah terhadap NKRI dan Pancasila kita ini, mereka setuju dengan ideologi kita ini. Tapi 20 persen ini yang punya masalah karena mereka menganggap Pancasila ini sudah tidak relevan lagi, ini yang perlu diwaspadai agar generasi muda yang 80 persen ini jangan terbawa arus itu (radikal)," katanya.

Menurutnya harus ditumbuhkan kepada generasi muda bahwa dulu untuk membentuk negara harus berdarah-darah dan memberi pengorbanan yang besar. Karenanya, kata dia, jangan bangsa ini dirusak sehingga dapat terpecah belah.

"Mahal sekali ongkosnya kalau generasi muda ini berpikir mengganti negara dengan khilafah selain ideologi selain Pancasila, mahal sekali itu. Pasti akan ada dis-integrasi. Ini yang harus disadari anak muda kita," katanya.