RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Sabtu, 05 Januari 2019

Pemerintah Amerika Serikat Tutup, Staf di Luar Negeri Terkena Imbasnya

Pemerintah Amerika Serikat Tutup, Staf di Luar Negeri Terkena Imbasnya


AGEN CASINO ONLINE

Shutdown atau tutupnya sebagian pemerintah Amerika Serikat, kini telah memasuki pekan kedua sejak Jumat, 21 Desember 2018, tepat pukul 00.00 waktu setempat (atau hari Sabtu, 22 Desember 2018). Penutupan kantor dan karyawan yang dirumahkan berdampak lebih besar pada layanan pemerintah.

Tetapi di kedutaan dan konsulat Amerika Serikat yang berada di "negara orang", menurut Departemen Luar Negeri, sebagian besar layanan publik tidak terimbas. Deplu memprioritaskan perlindungan kepentingan keamanan nasional dan keselamatan warga AS di luar negeri selama shutdown.

Sebagian layanan kedutaan, seperti American Center dan kantor EducationUSA, ditutup semasa shutdown sebagai bagian dari kebijakan. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (5/1).

Walaupun layanan visa sejauh ini tidak terpengaruh, mantan Duta Besar Amerika John Campbell, diplomat yang pernah bertugas di Afrika Selatan selama terjadi shutdown 21 hari pada tahun 1996, mengatakan kepada VOA bahwa penutupan pemerintah biasanya berdampak lebih besar kepada seluruh staf di luar negeri.

Meskipun shutdown, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan memulai kunjungan kerja ke enam negara Dewan Kerjasama Teluk di Timur Tengah pekan depan, termasuk Mesir dan Arab Saudi. Dia juga telah menyambangi Brasil atas undangan pelantikan presiden baru Negeri Samba, Jair Bolsonaro, pada Selasa, 1 Januari 2019.

Seorang pejabat senior Deplu Amerika Serikat mengatakan, Pompeo akan meyakinkan sekutu bahwa Negeri Paman Sam tidak menelantarkan Timur Tengah, meskipun Donald Trump mengumumkan rencana penarikan pasukan AS keluar dari Suriah.

75 Persen Rakyat Prancis Tak Senang Pemerintahan Emmanuel Macron

75 Persen Rakyat Prancis Tak Senang Pemerintahan Emmanuel Macron


AGEN CASINO ONLINE

Tiga perempat rakyat Prancis diketahui tidak senang dengan cara Presiden Emmanuel Macron dan pemerintahnya mengelola negara. Fakta itu terungkap dalam hasil sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Kamis 3 Januari 2019.

Banyak dari respoden juga mengaku lebih tertarik jika pemerintah mengurusi krisis pendapatan rumah tangga yang banyak menimpa warga Prancis.

Sementara itu, sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Jumat (4/1/2019), gelombang aksi protes "rompi kuning" yang berlangsung dalam dua bulan terakhir, telah mengguncang pemerintahan Macron.

Hal itu memaksa Macron masuk ke dalam berbagai konsesi kebijakan, termasuk membatalkan rencana kenaikan pajak bahan bakar, guna meredakan amarah atas tudingan menekan anggaran rumah tangga rakyat.

Gelombang protes rompi kuning disebut sebagai tantangan terberat selama masa jabatan Macron yang baru berlangsung selama 20 bulan terakhir.

Sejak itu, Macron didesak untuk melanjutkan realisasi janji reformasi lainnya, seperti menangani tunjangan pengangguran dan merombak layanan sipil Prancis.

Hanya 25 persen dari responden, yang disurvei oleh Odoxa dan Dentsu Consulting untuk franceinfo dan surat kabar Figaro, mengatakan mereka puas dengan peemrintahan Macron yang berkuasa sejak pertengahan 2017.

Penyebab Hilangnya Dubes Korea Utara di Italia

Penyebab Hilangnya Dubes Korea Utara di Italia


AGEN CASINO ONLINE

Hilangnya duta besar Korea Utara bersama istrinya di Italia, menurut anggota parlemen di Selatan, kemungkinan adalah aksi sembunyi untuk membelot dari pemerintahan rezim Kim Jong-un.

Kabar itu datang dari agen mata-mata Korea Selatan, yang memberi pengarahan kepada anggota parlemen di Seoul pada Kamis 3 Januari, tentang status Dubes Korea Utara untuk Italia, Jo Song-gil.

Dikutip dari Time.com pada Jumat (4/1), intelijen Korsel menyebut bahwa Jo bersembunyi dengan istrinya sejak November lalu, sebelum masa bakti di Italia berakhir bulan itu.

Pembelotan besar-besaran oleh salah satu elit Korea Utara akan sangat memalukan bagi Kim Jong-un, yang kini aktif mengejar diplomasi dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS), guna menggambarkan dirinya sebagai pemain geopolitik.

Anggota parlemen Korea Selatan Kim Min-ki mengatakan, seorang pejabat dari Lembaga Intelijen Nasional (NIS) berbagi informasi terkait selama briefing tertutup di Seoul.

Namun, ia tidak mengatakan apakah agen mata-mata itu mengungkapkan sesuatu tentang keberadaan Jo, atau apakah sang duta besar memiliki rencana untuk membelot ke Korsel.

Menurut Kim, pejabat NIS itu mengatakan Jo dan istrinya meninggalkan kediaman resmi dubes Korut pada awal November, beberapa pekan sebelum masa tugasnya berakhir. Tidak diketahui apakah mereka turut serta membawa anak-anaknya pergi.

NIS sebelumnya mengatakan tidak dapat mengkonfirmasi laporan media Korea Selatan bahwa Jo berada di bawah perlindungan pemerintah Italia, di tengah isu bahwa ia mencari suaka di negara Barat.

Adapun Korea Utara belum mengomentari status Jo, ataupun kabar ia menghilang.

Mengalihkan Pencarian

Sementara itu, tanpa mengutip sumber apa pun, harian Italia La Repubblica menulis tentang kemungkinan bahwa Korea Utara mengalihkan pencarian ke kantor lain, seperti badan intelijen Italia untuk "bantuan diplomatik".

Sementara itu, pembelotan paling terkenal oleh elit tinggi Korea Utara adalah Hwang Jang-yop. Dia merupakan seorang pejabat senior di Partai Buruh yang berkuasa, di mana pernah menjadi guru bagi ayah mendiang Kim Jong-un, diktator Kim Jong-il.

Pembelotan Hwang yang dilakukan pada 1997 silam, dielu-elukan oleh banyak warga Korea Selatan sebagai bonanza intelijen. Hwang meninggal pada 2010.