RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Sabtu, 04 November 2017

Remake dwilogi 'BIANG KEROK', Hanung pilih Reza Rahadian perankan Benyamin

Remake dwilogi 'BIANG KEROK', Hanung pilih Reza Rahadian perankan Benyamin


AGEN CASINO ONLINE

Sukses menghidupkan grup lawak Warkop DKI untuk penonton moderen, Falcon Pictures menghadirkan sosok legendaris lain dari industri perfilman zaman dulu. Kali ini mereka memilih Benyamin Sueb dengan me-remake film BIANG KEROK (1972) dan BIANG KEROK BERUNTUNG (1973).

Aktor yang diberi kepercayaan mempresentasikan Benyamin versi modern adalah Reza Rahadian. Terpilihnya Reza atas keinginan langsung seorang Hanung Bramantyo selaku sutradara. Ia merasa tidak ada aktor lain yang tepat selain Reza dalam menghidupkan tokoh Benyamin.

"Kenapa Reza, karena saya membutuhkan seorang aktor. Itu saja jawaban yang tepat. Buat saya Reza masih satu satunya. Jadi ketika ditanya produser siapa yang memainkan Benyamin? Ya Reza. Nggak ada yang lain," kata Hanung usai jumpa pers di kantor Falcon Pictures, kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11/2017).

Menurut Hanung, masih sulit mencari pengganti Reza Rahadian. Karena yang dibutuhkan dari seorang aktor tidak hanya sekadar modal tampang, tapi juga kualitas akting yang mumpuni.

"Susah mencari aktor itu. Apalagi aktor pria ya. Kalau perempuan kan, ya, udahlah. Ibarat kata asal lo cantik aja, udahlah itu menjadi syarat. Tapi aktor, laki-laki, itu syaratnya banyak banget, nggak cuma sebatas harus ganteng, tapi harus bisa memainkan banyak peran," sambung suami Zaskia Adya Mecca ini.

Bak Martin Scorsese memilih Leonardo DiCaprio, begitu pula alasan Hanung selalu menggunakan jasa Reza. Dan dirinya pun tak mempermasalahkan anggapan tersebut.

"Di Hollywood nggak ada tuh yang protes Martin Scorsese kenapa pakai Leonardo DiCaprio melulu. Protes itu kenapa ke saya? Saya yang menemukan Reza. Saya yang membidik, membibit, saya yang mengambil Reza. Kalau saya pakai Reza terus kan itu bibitan saya. Orang lain dong yang mestinya diprotes (karena pakai Reza). Jadi kalau saya pakai Reza terus, itu adalah hasil tanaman saya. Saya yang menabur saya yang menuai gitu lho hahaha," pungkasnya.

AHY, mantan prajurit yang makin memesona di panggung politik

AHY, mantan prajurit yang makin memesona di panggung politik


AGEN CASINO ONLINE

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sepertinya makin serius terjun ke dunia politik. Setelah kalah pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta akhir 2016 lalu, AHY kini terlihat semakin sering melakukan safari politik. Dalam catatan merdeka.com, AHY dalam waktu sebulan terakhir kunjungan ke berbagai daerah seperti NTB dan belum lama ini ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Tak hanya itu, ia juga bertemu beberapa tokoh nasional mulai dari Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto. Bahkan AHY juga menemui mantan rival politiknya dalam Pilkada DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok belum lama ini di Rumah Tahanan Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Pertemuannya dengan Prabowo di kediaman orangtua Prabowo di Kertanegara, Jakarta mengundang spekulasi bahwa keduanya akan dipasangkan dalam Pilpres 2019 mendatang. AHY memang disebut-sebut akan menjadi penerus SBY untuk berkiprah di ranah kepemimpinan nasional.

Saat berkunjung ke Mataram, NTB pada Mei lalu, ribuan warga memadati Taman Sangkareang dan area car free day Udayana di mana AHY hadir dalam sebuah acara yang digelar Partai Demokrat. Salah satu alasan warga memadati tempat itu karena ingin melihat langsung AHY. Bahkan tak sedikit warga yang berteriak "Pemimpin ganteng" saat melihat AHY yang saat itu didampingi Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi.

Daerah yang terakhir dikunjungi suami Anissa Pohan ini yaitu Makassar, Sulawesi Selatan pekan lalu. AHY hadir di Makassar dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dengan menjadi pembicara dalam kuliah kebangsaan di kampus Universitas Hasanuddin. Di hadapan 2 ribu peserta kuliah kebangsaan, AHY membeberkan gagasannya tentang Indonesia Emas 2045. Menurutnya, ada tiga syarat menuju Indonesia emas. Di antaranya, negara ini harus benar-benar aman dan damai, adil dan sejahtera, serta harus maju dan mendunia.

"Indonesia emas 2045 cita-cita bersama. Tentu banyak tantangan yang akan dihadapi. Apalagi saat ini di abad 21," kata dia kala itu.

Selain meresmikan pembukaan The Yudhoyono Institute dan menghadiri konsolidasi temu kader Partai Demokrat yang dihadiri seluruh ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sulawesi Selatan serta simpatisan, dalam kunjungan tiga harinya itu, 26-28 Oktober, ia juga mengunjungi kediaman Wapres Jusuf Kalla.

Namun Wapres Jusuf Kalla membantah ada agenda politik dalam kunjungan AHY ke kediamannya. Kunjungan AHY, kata JK, hanya silaturahmi biasa. "Ndak, temanya silaturahmi, ndak, ndak, dukung bagaimana?" tegasnya, Minggu (29/10).

Petinggi Partai Demokrat menyambut positif safari politik AHY. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto, AHY memiliki potensi menjadi pemimpin masa depan sehingga perlu belajar dari pengalaman para tokoh bangsa.

"Kita melihat mas Agus ini kalau dari kalangan bawah, kalangan muda, terutama kalangan muda yang di daerah-daerah atau pun yang di kota pun juga, itu kan mempunyai juga mempunyai kemampuan untuk next leader ke depan," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/11).

Menurutnya melalui silaturahmi dengan banyak tokoh diyakini bisa memperbesar kans AHY menjadi pemimpin. Kendati ia tak menegaskan safari politik itu guna memuluskan pencalonan AHY dalam Pilpres nanti.

"Kalau kita juga sering silaturahmi pasti juga yang bagus. Sehingga hal-hal tujuan yang apapun pasti apabila kita sering silaturahmi tentunya akan menunjang daripada suatu keberhasilan daripada tujuannya," tegasnya.

Safari politik yang dilakukan AHY, kata Agus merupakan dorongan dari kader dan pemuda di seluruh Indonesia. Banyak kawula muda dan masyarakat disebut menginginkan AHY menjadi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang.

Safari politik AHY juga ditanggapi politisi PKS, Hidayat Nur Wahid. Menurutnya safari politik AHY tak perlu dikaitkan dengan Pilpres. Ia berpendapat jika AHY maju dalam Pilpres justru akan berisiko. Salah satu faktornya adalah belum digugurkannya aturan ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen dalam UU Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Beragam hal yang bisa terjadi apalagi kaitannya dengan UU tentang Pilpres yang sekarang masih di MK. PT mau pun masalah koalisi pada Pilkada 2018," jelasnya.

Meski demikian, Hidayat menyambut positif langkah AHY sowan ke sejumlah tokoh dan negarawan. Hal itu diyakini bisa menghilangkan anggapan publik bahwa ada permusuhan antar tokoh politik. "Setelah itu maka rakyat pun tidak kemudian tidak berada dalam posisi mencurigai memperbesar jarak ketidakberkawanan," ujar Hidayat.

Dukungan AHY sebagai pemimpin nasional juga datang dari sekelompok relawan yang menamakan diri Pro-1 (Pro One). Relawan ini mendeklarasikan pencalonan Muhaimin Iskandar-AHY sebagai capres dan cawapres. Ketua Pro One Baihaqi Maisin melihat kedua sosok tersebut adalah calon yang mampu membawa aspirasi anak muda. Bahkan dua nama tersebut dinilai mempunyai kans besar sebagai pasangan capres-cawapres. Posisi Cak Imin sebagai Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan AHY sebagai 'putra mahkota' Partai Demokrat, menjadi alasan mereka.

Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan juga menilai AHY berpotensi diusung dalam Pilpres 2019. Pertimbangan mengusung AHY salah satunya karena melihat respons masyarakat saat pensiunan TNI berpangkat mayor itu mengunjungi sejumlah daerah.

"Kalau kami yakin kan di 2019, Anda lihat sendiri AHY, kami siapkan kader-kader. Kami siap termasuk AHY kemarin dia di Sulsel mendapatkan respons luar biasa biarkan berproses apa aja," jelasnya, Senin (30/10) di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng Jakarta Pusat.

Cerita Pertamina wujudkan BBM satu harga, termasuk kirim ke daerah rawan di Sulawesi

Cerita Pertamina wujudkan BBM satu harga, termasuk kirim ke daerah rawan di Sulawesi


AGEN CASINO ONLINE

PT Pertamina (Persero) mengalami kendala dalam implementasi program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di Pulau Sulawesi. Salah satunya, distribusi BBM di daerah rawan konflik seperti Poso, Sulawesi Tengah.

"Daerah Poso kan memang rawan. Kita minta bantuan pihak keamanan seperi Kepolisian dan TNI," ujar General Manager Pertamina MOR VII, Djoko Pitoyo kepada merdeka.com, Sabtu (4/11).

Selain ke daerah rawan konflik, Pertamina juga harus mendistribusikan BBM ke lokasi yang berbukit-bukit. Hal ini membuat Pertamina harus menyesuaikan truk-truk tangki di wilayah tersebut.

"Itu terjadi saat kami distribusikan BBM ke Toraja dan Palopo," tegasnya.

Tak hanya itu, Pertamina juga harus berhadapan dengan cuaca buruk saat mengangkut BBM dengan kapal laut. Ditambah, katanya, angkutan kapal yang belum memadai dalam pendistribusian BBM.

"Pernah kami menginap saat mendistribusikan BBM ke Talaud karena cuaca buruk. Padahal, pulaunya kelihatan. Kemudian, sering kali kapal yang dipakai untuk mendistribusikan BBM tersebut tidak sesuai standar, sementara kita mensuplai hingga ke daerah terluar seperti di Talaud yang langsung berhadapan dengan lautan lepas seperti Samudera Pasifik," jelasnya.

Luka Sunarti, lalui 540 hari menjadi manusia perahu akibat gusuran Pemprov DKI

Luka Sunarti, lalui 540 hari menjadi manusia perahu akibat gusuran Pemprov DKI


AGEN CASINO ONLINE

Sunarti (42) hanya satu dari ribuan warga Kampung Akuarium yang menjadi korban penertiban Pemprov DKI Jakarta. Sekitar April tahun lalu, sedikitnya delapan ratus bangunan diratakan dengan tanah untuk pembangunan turap.

Selama satu tahun setengah ini dia tinggal di perahu. Sulit dibayangkan memang, di perahu berukuran 10x2 meter, Sunarti tinggal bersama 19 orang atau lima kepala keluarga. Namun dia coba menikmati setiap hari yang dijalani selama 540 hari terakhir.

Kepada merdeka.com, dia berbagi kisah hari-hari yang dijalani di atas perahu. Bersama suami dan anaknya, dia harus menjemur kulit di kala terik matahari menyinari, dan berselimut dingin saat malam hari terlebih ketika hujan turun.

Segala hal dia upayakan agar keluarga tercinta tetap dalam kondisi yang baik. "Kalau hujan, baju basah semua masuk ke perahu kena baju," cerita Sunarti di Kampung Aquarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (2/11).

Belum lagi ketika angin kencang, hempasan ombak membuat air masuk ke perahu. Dia harus bergantian memompa alat agar perahu tak tenggelam. Namun dia tak punya pilihan lain saban berhadapan dengan kondisi itu. Dia menerima, asalkan tinggal bersama keluarga tercinta.

"Pindah ke mana enggak ada tempat, musala aja yang saya pikir tadinya enggak digusur enggak lama besok langsung ikut digusur juga" katanya.

Selama hidup di perahu, Sunarti hanya keluar rumah untuk sekadar mandi di MCK kampung sebelah karena akses air dan listrik tidak ada lagi seperti dulu. Di tempat mereka, penggunaan listrik dibantu genset sehingga hanya bisa digunakan seperlunya. Selebihnya ia keluar hanya untuk mencari uang dengan mengumpulkan besi bekas sisa bangunan rumah yang telah diruntuhkan untuk dijual. Hal tersebut terpaksa dia lakukan lantaran tidak ada pemasukan dan suaminya sudah tidak bekerja setelah peristiwa penggusuran terjadi. Suami Sunarti bernama Juang (50), sebelumnya bekerja sebagai pelayar di kapal besar.

"Saya selama di perahu waktu itu ya enggak keluar-keluar di perahu aja. Paling keluar buat nyari besi-besi. Buat jajan anak namanya enggak ada pemasukan. Untuk mandi di MCK di Luar Batang, kalau baju kita laundry. Kalau listrik kita pakai genset beli minyaknya patungan," kata dia.

Sedangkan untuk makan dan kebutuhan hidup lainnya, Sunarti dan warga lainnya mendapat banyak bantuan. Salah satunya dari ormas FPI.

"Makan di perahu dari bantuan FPI. Bantuan mi instan sama selimut," kata Sunarti.

Sebenarnya, dia coba tinggal di rumah susun yang disediakan pemerintah. Namun mereka betah. Dia kembali lagi dan mendirikan bedeng. Tapi kembali digusur, hingga akhirnya mereka tinggal di bawah tenda yang diberikan Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Sempat tinggal di rusun semalem tapi anak saya enggak betah katanya jadi balik lagi ke sini," tuturnya.

Di tengah hidup sulitnya setelah penertiban dilakukan, keluarga Sunarti harus menerima cobaan anaknya sakit hingga meninggal dunia. Belum usai, putranya juga terpaksa putus sekolah karena dia dan suami tak punya uang membayar uang UTS.

Ditemui di tempat yang sama, Juang, suami Sunarti juga mengeluhkan kondisinya setelah tak lagi bekerja. Sesekali dia terlihat lesu, lemas dan mengeluh sakit di bagian perutnya. Tidak banyak kalimat yang diucapkan lantaran kondisinya yang sedang sakit dan sulit untuk berbicara.

Keduanya tak punya mimpi muluk-muluk saat ini. Mereka hanya berharap hidup lebih baik atau paling tidak seperti sebelumnya. Kepada Anies sebagai gubernur baru, keduanya meletakkan harapan besar.

"Harapan kita ke depan maunya kembaliin lagi kampung kami, ditata enggak apa-apalah yang penting rapi supaya kita bisa tinggal lagi di sini," harap Sunarti.