RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Kamis, 06 Juli 2017

Temui terpidana korupsi, pansus sebut KPK kerap intimidasi

Temui terpidana korupsi, pansus sebut KPK kerap intimidasi


AGEN KASINO

Pansus Hak Angket KPK saat melakukan kunjungan di Lapas Sukamiskin Bandung mengaku banyak keluhan dan aduan dari para terpidana kasus korupsi. Informasi yang diterima pansus Hak Angket KPK menemui beberapa penghuni Lapas seperti Tubagus Heri Wardana, Mantan sekjen ESDM Waryono Karno, Mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada, Mantan Komisi III Putu Sidiartana, mantan ketua MK Akil Muchtar sampai pengacara kondang OC Kaligis.

Ketua Pansus Hak Angket KPK Agun Gunandjar Sudarsa, memberikan bocoran terkait keluhan salah satu penghuni lapas yang mengakui ada tekanan dalam penyidikan di KPK. Salah satunya dari pengacara kondang OC Kaligis.

"Banyak sekali, artinya masing masing bervariasi, ada yang menyatakan sewenang wenang, ada yang mengatakan pemeriksaan penuh ancaman, penuh dengan intimidasi," katanya di Lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/7).

Sementara itu Anggota Pansus Angket KPK Masinton Pasaribu mengakui ada beberapa penghuni lapas yang mengaku diberikan obat-obat saat oleh KPK. "Oh memang ada keterangan seperti itu (menggunakan obat)," katanya.

Politisi Partai PDIP ini juga menjelaskan dari beberapa napi yang ditemui sudah ada yang mengembalikan uang yang merugikan negara. "Ada yang sudah mengembalikan, ada yang dituduh melakukan kerugian negara awalnya namun pada saat dakwaan dan vonis tidak terbukti merugikan keuangan negara, ada yang begitu," katanya.

"Jadi tuh tadi banyak cerita mirip seperti horor. Karena saya pun ngeri, kalau penegakan hukum seperti ini dibiarkan terus menerus. Kejahatan jabatan dalam penegakan hukum dibiarkan terus menerus," pungkasnya.

Nipu dan memeras dari Indonesia, WNA China dan Taiwan dideportasi

Nipu dan memeras dari Indonesia, WNA China dan Taiwan dideportasi


AGEN KASINO

Puluhan warga negara (WN) China dan Taiwan dideportasi setelah tertangkap melakukan penipuan dan pemerasan dari Indonesia. Mereka dipulangkan melalui Bandara Kualanamu dan Soekarno-Hatta.

Humas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Josua Ginting, mengatakan, WNA yang dideportasi terdiri dari 34 WN China dan 6 WN Taiwan. "WN China dipulangkan melalui Bandara Kualanamu, Deli Serdang, pada 30 Juni 2017, sedangkan 6 WN Taiwan dipulangkan melalui Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal 28 Juni 2017," kata Josua Ginting, Kamis (6/7).

Saat ini masih ada 20 WN China dan 18 WN Taiwan yang menunggu deportasi. Mereka masih ditahan ‎di Rumah Detensi Imigrasi Medan.

Untuk memulangkan sisa 38 WN China dan Taiwan ini, pihak Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara masih menunggu pengiriman tiket pesawat dari pemerintah masing-masing. "Kita tidak memilikii biaya untuk pemulangan atau deportasi WNA bermasalah. Biaya pemulangan mereka ditanggung negara masing-masing," jelas Josua.

Seperti diberitakan, 76 WNA yang ‎terdiri 54 WN China dan 24 WN Taiwan diamankan tim dari Polda Sumut dan Mabes Polri bersama Interpol ‎di Jalan Besar Tanjungmorawa-Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa, 16 Mei 2017.‎ Mereka diduga melakukan penipuan dan pemerasan terhadap pejabat di China dan Taiwan. Aksi itu dilakukan dari Indonesia.

Di Indonesia, ke-76 WNA itu dinyatakan telah melakukan pelanggaran keimigrasian.
"Untuk kasus penipuannya, tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban. Korban mereka berasal dari China dan Taiwan juga. Mereka hanya melanggar dan menyalahgunakan izin tinggal. Deportasi ini dilakukan ‎untuk proses hukum di negara meraka masing-masing," pungkas Josua.

Mengaku anggota TNI, tukang tambal ban setubuhi ABG di bengkel

Mengaku anggota TNI, tukang tambal ban setubuhi ABG di bengkel


AGEN KASINO

Julianto, tukang tambal ban babak belur dihajar massa usai tertangkap melakukan pelecehan seksual terhadap S (12). Pria yang baru beberapa bulan tinggal dan bekerja di sebuah bengkel di Pitara, Pancoran Mas, Depok itu sempat menghilang beberapa hari dan hingga akhirnya berhasil diamankan polisi, Kamis (6/7).

Modus yang digunakan pelaku yaitu mengimingi korban uang Rp 20.000. Julianto sudah tiga kali melakukan hal itu pada korban. Mulanya, korban mau menambal ban sepedanya di bengkel tempat Julianto kerja. Saat itu bengkel sedang sepi dan korban diseret ke dalam ruangan. Di situlah pelecehan seksual terjadi.

Setelah kejadian itu, korban pulang namun tidak berani cerita. Pasalnya korban diancam pelaku. "Dia ngaku anggota dan mau ngancam anak saya akan dibunuh kalau ngadu ke orang. Dia ngaku anggota (TNI)," kata Rinif, ayah korban.

Rinif baru tahu anaknya menjadi korban setelah didatangi pelaku, Sabtu (1/7) malam. Dia datang bersama temannya dalam kondisi mabuk. "Dia datang ke rumah dan mencari anak saya. Dia mau minta uang ke anak saya. Pas saya tanya, dia malah mau mukul istri saya," tukasnya.

Sempat terjadi perkelahian karena teman pelaku berbuat onar. Rinif pun melawan hingga tangan kanannya bengkak. Kemudian Rinif bertanya pada S mengapa pelaku mencarinya. "Baru anak saya ngaku kalau diperlakukan seperti itu. Saya kaget dan mencari dia," ungkapnya.

Dia pun mencari keberadaan Julianto di bengkel namun sudah tidak ada. Baru siang tadi dia dan warga menemukan pelaku. Warga yang kesal langsung menghajarnya. "Warga yang kesal mukulin dia. Untung ada Tim Jaguar terus dibawa oleh Tim Jagura ke Polresta Depok," katanya.

Kasubag Humas Polresta Depok AKP Rahmaningtyas mengatakan, saat ini pelaku masih dalam pemeriksaan. Pihaknya menerima laporan ini dari warga melalui aplikasi Panic Button.

"Benar kami menerima laporan ini dan saat ini terlapor sudah diamankan. Korban juga sedang dimintai keterangan," katanya.

Mensos Khofifah: Kebayang nggak? Wong salat di masjid disebut kafir

Mensos Khofifah: Kebayang nggak? Wong salat di masjid disebut kafir


AGEN KASINO

Sambil berteriak 'thoghut', seorang tak dikenal mengeluarkan sebilah sangkur dan menikam dua anggota polisi usai Salat Isya di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan pada 30 Juni lalu. Lalu siapa yang bertanggung jawab atas kejadian semacam ini?

Saat menghadiri acara di Yayasan Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Hidayatus Salam, Lowayu, Dukun, Gresik, Jawa Timur, Kamis (6/7), Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, masalah ini PR (pekerjaan rumah) semua tokoh agama, para orang tua, guru dan TNI/Polri.

"Kemarin, ketika hari Senin (3/7) masuk kantor hari pertama, saya ke Rumah Sakit Polri Keramat Jati. Saya temui dua anggota polisi yang tanggal 30 (Juni) lalu, selesai Salat Isya, tiba-tiba ada orang membawa sangkur sambil berteriak: kamu thoghut, kamu kafir kenapa salat di masjid?" kata Khofifah.

Dua anggota Polri itu masih dalam keadaan duduk berzikir. Bahkan menegadahkan tangan berdoa. "Kebayang nggak? Lah wong iniloh salat di masjid disebut kafir, disebut thoghut. Lah yang tidak salat bagaimana? Ini PR kita hari ini."

Jadi, lanjut Khofifah, PR kita bukan hanya melahirkan profesional-profesional di bidang ekonomi, di bidang Iptek, dan di bidang pertambangan. Tapi ini juga PR kita.

"Nah, kalau kita masuk pada fungsi pendidikan kita. Menyiapkan anak-anak dengan IP yang tinggi, itu wajib menurut saya. Karena memang daya saing dan kompetisi yang harus kita lakukan," tegas menteri yang juga Ketum Muslimat NU ini.

Namun, menurut Khofifah, bangsa Indonesia masih lebih membutuhkan peran para kiai NU. "Bagaimana posisi tafakkuffiddin ini kita mendapatkan guru yang benar. Kalau kita bergurunya ke gadget, orang bikin bom ituloh belajarnya cuma dari handphone, dari internet, dari laptop," ucapnya.

Tak hanya mendapat ilmu membuat bom. "Dari internet, orang bisa mengetahui berbagai jejaring dan dia bisa membaca orang yang mengajak untuk membunuh, mengajak orang yang anti kepada negaranya, dan untuk Indonesia yang mengajak orang yang anti-Pancasila. Itu mereka bisa membaca di mana saja," tandasnya.

"Maka hari ini PR kita. Pimpinan-pimpinan NU, pimpinan-pimpinan Ma'arif, pimpinan-pimpinan Muslimat, tidak cukup dengan hanya menyiapkan IP yang tinggi di sekolah-sekolah. Tapi bekali anak-anak ini hubbul wathon minal iman," sambung Khofifah.

Lantas bagaimana membangun ukhuwah wathaniyah? "Karena basis ukhuwah Islamiyah di NU, rasanya sudah kuat. Ukhuwah insaniyah di NU juga sudah sangat kuat. Bagaimana sekarang di NU mendesiminasikan ukhuwah wathaniyah. Ini PR kita," kembali Khofifah menegaskan.

Ada problem yang saat ini tengah terjadi. Ketika suasana aman dan tenang mulai ada yang mengganggu, kata Khofifah, siapa sebetulnya yang harus bertanggung jawab untuk membangun kedamaian, ketengan, dan kenyamanan kita semua?

"Ada TNI, ada Polri, ada Banser. Tapi harus kita bangun semua. Panjenengan (Anda) para ibu Muslimat, harus punya kemampuan mendeteksi: anak saya kalau pegang handphone ini berkomunikasi dengan siapa? Kalau keluar, dia rapat dengan siapa? Persoalan persoalan ini dulu sederhana. Tapi sekarang harus diwaspadai," tutup Khofifah.

Ketua pansus mangkir dari pemeriksaan kasus e-KTP, ini reaksi KPK

Ketua pansus mangkir dari pemeriksaan kasus e-KTP, ini reaksi KPK


AGEN KASINO

Dari lima orang saksi yang dijadwalkan menjalani pemeriksaan terkait korupsi pengadaan KTP elektronik, hanya dua orang yang memenuhi panggilan KPK. Salah satu yang mangkir dari panggilan KPK yaitu Ketua panitia khusus (pansus) hak angket, Agun Gunandjar.

Pemeriksaan Agun hari ini berbenturan dengan agenda pansus angket KPK, yaitu melawat ke dua lapas untuk bertemu para narapidana kasus tindak pidana korupsi . Meski begitu, juru bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan bahwa surat pemanggilan kepada Agun sudah diberikan sebelum libur hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah.

"Surat (pemanggilan) sudah kami buat sejak sebelum Idul Fitri. Tentunya sudah kami sampaikan surat tersebut, karena memang KPK memiliki kewajiban untuk melakukan pemanggilan secara patuh," kata Febri di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/7).

Sementara pansus angket, baru mengungkapkan akan berkunjung ke Lapas Sukamiskin dan Pondok Bambu pada Senin (3/7) lalu. Menurut Febri, surat pemanggilan pemeriksaan itu seharusnya sudah diketahui oleh anggota DPR yang akan diperiksa sebagai saksi.

"Bagi para pejabat negara kita harap ada contoh yang baik yang disampaikan. Kita positif ketika beberapa saksi yang dipanggil. Kita hargai saksi-saksi yang hadir ketika dipanggil penegak hukum dalam hal ini KPK. Tentu yang tidak hadir kita jadwalkan ulang," lanjut Febri.

Selain Agun dua saksi e-KTP yang tidak hadir hari ini ialah, Djamal Aziz dan Tamsil Linrung. Keduanya merupakan mantan anggota DPR. Febri menjelaskan ketiganya tidak hadir dengan ada kegiatan lain yang dilakukan para saksi.

"Jadi nanti sesuai peraturan akan kita jadwalkan ulang. Kita berharap saksi-saksi yang dipanggil terutama besok dan di hari Senin atau hari-hari berikutnya, para saksi yang sudah hadir itu mematuhi kewajiban hukumnya untuk datang memenuhi panggilan penyidik kemudian menjelaskan secara benar informasi yang diketahui dalam kapasitas pemeriksaan," pungkasnya.

Dalam sepekan ini, terkait kasus e-KTP, penyidik KPK fokus melakukan pemeriksaan saksi kepada kluster politik. Masih ada sejumlah anggota anggota DPR yang akan dipanggil KPK.

Sampai sekarang, lebih dari sepuluh anggota DPR yang dipanggil KPK. Secara intensif, lembaga antirasuah itu masih melakukan pendalaman terhadap kasus e-KTP untuk tersangka Andi Agustian alias Andi Narogong.

KPK memang tengah fokus menggarap kasus tersebut dari segi politik. Sejumlah nama politikus yang menjabat di badan kelengkapan dewan dan Komisi II DPR periode 2009-2014 dipanggil sejak Senin lalu.

Beberapa di antaranya ialah Yasonna Laoly, Ade Komaruddin, Olly Dondokambey, dan Ganjar Pranowo. Febri menyatakan penyidik akan fokus ke sisi politik dari kasus yang diduga merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun tersebut.

Penyidik akan mengonfirmasi seputar indikasi aliran dana, pertemuan, hingga indikasi penyimpangan pembahasan anggaran. Pemanggilan saksi dari DPR akan berlanjut sampai Jumat 7 Juli mendatang.