RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Minggu, 11 Februari 2018

OTT Bupati Ngada, KPK segel rumah dan ruang kerja Marianus Sae

OTT Bupati Ngada, KPK segel rumah dan ruang kerja Marianus Sae


AGEN CASINO ONLINE

Bupati Ngada NTT Marianus Sae ditangkap penyidik KPK bersama sejumlah orang termasuk pegawai pemkab Ngada dalam operasi tangkap tangan yang berlangsung Minggu (11/2). Penyidik KPK juga menyegel rumah pribadi Marianus dan rumah seorang pengusaha.

Informasi yang dihimpun, tiba di Ngada, tim penyidik KPK yang diketahui berjumlah 7 orang langsung melakukan penyegelan terhadap ruang bupati.

Selain itu, KPK juga melakukan penyegelan terhadap rumah pribadi seorang pengusaha, kantor Sinar 99, dan rumah pribadi Bupati Ngada Marianus Sae di desa Ubedolumolo. Dua orang yakni salah satu pengusaha dan Kepala BNI Cabang Bajawa juga diperiksa penyidik KPK.

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengungkapkan tim KPK telah melakukan operasi tangkap tangan dan sejak Minggu sore, Bupati Ngada Marianus Sae sudah berada di gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan. "Terkait fee proyek," kata Febri di Gedung KPK, Jakarta, Minggu (11/2).

"Sesuai KUHAP, KPK diberikan waktu paling lama 24 jam untuk menentukan status hukum pihak yang diamankan," pungkas Febri.

Diduga efek imunisasi difteri, puluhan santri di Pamekasan demam, mual & muntah

Diduga efek imunisasi difteri, puluhan santri di Pamekasan demam, mual & muntah


AGEN CASINO ONLINE

Puluhan santri di Pesantren Sumber Gayam, Pamekasan, Jawa Timur, tiba-tiba sakit dengan gejala demam tinggi, mual dan sebagian muntah-muntah. Bahkan beberapa di antaranya harus dirawat di Puskesmas Kadur, Puskesmas Larangan, ada juga yang dilarikan ke RSUD Dr Slamet Martodirdjo, Pamekasan.

"Jumlahnya puluhan, tapi jumlah pastinya masih kami data," ujar Kapolsek Kadur Pamekasan, AKP Agus Santoso. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (12/2).

Semula, puluhan santri diduga mengalami keracunan. Namun, Agus Susanto justru berkeyakinan kondisi tersebut karena efek suntikan difteri. Sebab, saat itu mereka disuntik ORI difteri (Outbreak Response Immunization difteri).

"Sebab, menurut penjelasan petugas medis tadi, para santri yang disuntik difteri itu, umumnya belum makan," ujar Agus.

Puluhan santri dari Pesantren Sumber Gayam, Kecamatan Kadur, Pamekasan, mulai dirujuk ke Puskesmas Kadur, sekitar pukul 09.00 WIB.

Hingga pukul 10.00 WIB, jumlah santri yang dirujuk ke pusat kesehatan masyarakat di Kecamatan Kadur itu terus berdatangan, sehingga harus dilarikan ke Puskesmas Larangan, dan sebagian harus dirujuk ke RSUD Pamekasan.

Sekretaris Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan, Ali Maksum, membenarkan kondisi santri Pesantren Sumber Gayam, Kadur, Pamekasan, yang mendadak demam, mual dan muntah.

"Bukan keracunan, tapi dampak penyakit bawaan pascaimunisasi difteri," kata Maksum dikutip Antara.

Dia menjelaskan, efek imunisasi ini memang menyebabkan anak seperti mengalami keracunan, seperti mual, dan muntah. Akan tetapi, hanya berlangsung sesaat dan tidak akan menimbulkan bahaya bagi tubuh.

Selain itu, daerah bekas suntikan terasa sakit, bengkak dan kemerahan, hingga menyebabkan mengalami demam tinggi. Bahkan terkadang bisa sakit perut dan diare. Pada anak-anak juga bisa menjadi rewel, nafsu makan menurun dan lemas.

"Tapi, hasil koordinasi kami dengan petugas medis, kondisinya terpantau stabil," ujar Ali Maksum.

Dia juga meminta agar orang tua santri tidak panik terkait kondisi itu. Maksum menilai, kasus yang menimpa para santri juga bisa dimungkinkan karena faktor psikologis.

Sebab, menurut dia, saat pelaksanaan ORI Difteri yang digelar di Pesantren Sumber Gayam, Kadur, Sabtu (10/2) memang sudah ada beberapa yang langsung demam.

"Mungkin, karena adanya temannya yang sakit itu, maka santri lainnya yang juga disuntik difteri kemarin, juga merasa takut dan shock," ujarnya.

"Tapi, berdasarkan hasil koordinasi terakhir para santri dirawat, baik di Puskesmas Kadur, Larangan, maupun di RSUD Pamekasan kondisinya kini sudah lebih baik," jelas Ali Maksum.

Kapolda DIY sebut penyerang gereja di Sleman berstatus mahasiswa

Kapolda DIY sebut penyerang gereja di Sleman berstatus mahasiswa


AGEN CASINO ONLINE

Kepolisian Polda DIY terus mendalami kasus penyerangan Gereja Santa Lidwina di Sleman, Yogyakarta. Data terbaru yang didapat, pelaku masih berstatus mahasiswa.

Hal itu diakui Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri. Data tersebut setelah diperiksa barang bukti yang dipegang pelaku berupa kartu identitas.

"Kalau dari identitasnya memang mahasiswa. Tetapi kondisi pelaku belum stabil sehingga belum bisa dimintai keterangan," ujar Dofiri usai mengunjungi Gereja Santa Lidwina, Minggu (11/2).

Selain menyita kartu identitas, polisi juga menyita sejumlah barang lainnya dari tas pelaku. Di antaranya ijazah dan kartu identitas. Selain itu polisi juga menyita sebuah pedang yang digunakan pelaku untuk menyerang di Gereja Santa Lidwina.

Dofiri menambahkan, saat ini polisi baru menangkap seorang pelaku dari kasus penyerangan tersebut. Meskipun demikian Dofiri mengakui pihak kepolisian mendapatkan informasi bahwa ada orang yang menemani pelaku saat menyerang namun berada di luar gereja.

"Tapi untuk sementara, pelaku baru satu. Infonya memang ada yang menemani. Kami dalami dulu," tutur Dofiri.

Dofiri mengungkapkan saat ini pelaku masih menjalani perawatan medis di RS Bhayangkara. Pihak kepolisian saat ini masih menunggu kondisi kesehatan pelaku hingga stabil terlebih dahulu setelahnya baru akan melakukan interogasi pada pelaku.

"Saya Belum bisa menjelaskan secara terperinci. Kita tak boleh berspekulatif. Nanti kalau (kondisi pelaku) sudah stabil akan kami interogasi mendalam. Sehingga bisa mengungkapkan apa motif di balik itu semua," jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pria tak dikenal menyerang Gereja Santa Lidwina di Sleman. Akibat serangan ini, seorang romo bernama Karl Edmund Prier menjadi korban. Selain itu ada tiga jemaat dan seorang polisi yang turut menjadi korban.