RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Selasa, 26 September 2017

2 Mahasiswa di Rohul peras anggota DPRD tersangka kasus perambahan hutan

2 Mahasiswa di Rohul peras anggota DPRD tersangka kasus perambahan hutan


AGEN CASINO ONLINE

Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Polres Rokan Hulu melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap dua mahasiswa yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Rokan Hulu (Himarohu). Keduanya inisial P (21) dan R (26), diduga memeras anggota DPRD Rokan Hulu, Teddy Mirza Dal yang merupakan terpidana kasus perambahan hutan.

"‎Kedua tersangka P dan R ditangkap tangan oleh Saber Pungli saat berada di Hotel Sapadia, dengan barang bukti Rp 10 juta diduga hasil pemerasan," ujar Kapolres ‎Rokan Hulu AKBP Yusup Rahmanto kepada merdeka.com, Selasa (26/9).

Yusup menjelaskan, OTT tersebut dilakukan Senin (25/9) sekitar pukul 23.15 WIB. Ada beberapa pegawai honor dan seorang polisi yang berada di lokasi saat pemberian uang dilakukan. Si pemberi uang, orang suruhan Teddy membawa polisi ketika transaksi terjadi.

"Selain uang, ada juga barang bukti berupa selembar surat pemberitahuan aksi massa dari mahasiswa yang tergabung dalam Himarohu Nusantara, 2 unit handphone,‎ tas kulit, dan dompet," kata Yusup.

Yusup menjerat kedua mahasiswa itu lantaran mereka melakukan ancaman pencemaran baik dengan lisan maupun tulisan, atau dengan ancaman akan membuka rahasia. "Keduanya dijerat pasal 368 juncto pasal 369 KUHP," ucapnya.

Dikatakan Yusup, penyidik Satuan Reskrim mendapat aduan dari Teddy, yang mengaku sebelumnya didatangi kedua mahasiswa itu, dengan menyampaikan maksud dan tujuannya yaitu akan melaksanakan demo.

"Demo itu terkait dengan masalah hukum yang sedang dihadapi korban, kemudian mahasiswa tersebut mengajak korban bertemu di Hotel Sapadia sekitar pukul 23.00 WIB, dengan maksud agar aksi unjuk rasa terhadap korban tidak dilaksanakan dengan meminta uang kepada korban sebanyak Rp 50 juta," kata Yusup.

Kedua mahasiswa itu juga memperlihatkan satu surat pemberitahuan aksi massa dari mahasiswa, yang tergabung dalam Himarohu Nusantara tanggal 25 September 2017.

"Akibat ancaman aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut, korban (Teddy) merasa tertekan dan takut. Kemudian korban berusaha menyanggupi sebesar Rp 10 juta. Kedua pelaku setuju dan korban memberikan uang itu," ucap Yusup.

Ternyata, sebelum menyerahkan uang, Teddy memberitahukan hal itu kepada polisi dan mereka saling berkomunikasi untuk menangkap kedua mahasiswa tersebut.

"Kemudian dengan adanya informasi tersebut, petugas penyidik langsung datang saat penyerahan uang dan menangkap kedua tersangka," jelas Yusup.

Setelah ditangkap, kedua mahasiswa itu dibawa ke Polres Rokan Hulu. Perlu diketahui, kedua mahasiswa itu berencana demo terhadap status hukum yang disandang Teddy sebagai tersangka. Anggota DPRD Rokan Hulu dari Partai Nasional Demokrat itu ‎ternyata sudah dijatuhi vonis hakim selama 1,5 tahun penjara atas kasus perambahan hutan.

Vonis kasus yang ditangani Polda Riau itu, dibacakan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Rokan Hulu, Mahmuriadin pada 16 Desember 2014. Teddy juga dibebankan denda Rp 1,5 miliar karena membuka lahan 50 hektare di kawasan hutan Desa Kubu Pauh Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu.

Teddy dijerat pasal 19 undang-undang nomor 18 tahun 2013 tentang Penanggulangan dan Pencegaan Pengrusakan Kawasan Hutan. Namun setelah vonis, Teddy tidak ditahan oleh Kejaksaan Negeri Rokan Hulu dengan alasan tidak ada perintah dari hakim Pengadilan setempat.

Teddy juga melakukan upaya banding pasca diputuskan bersalah oleh hakim. Atas tidak ditahannya Teddy itulah yang menjadi dugaan kuat mahasiswa berencana melakukan demo.

Namun aksi mahasiswa keburu kena operasi tangkap tangan polisi.

Berapa payung yang ada di Masjid Nabawi? Ini jumlah totalnya

Berapa payung yang ada di Masjid Nabawi? Ini jumlah totalnya


AGEN CASINO ONLINE

Arsitektur Masjid Nabawi sekarang indah sekali. Dari masa ke masa, Masjid Nabawi mengalami beberapa kali renovasi hingga bentuknya seperti sekarang. Masjid Nabawi adalah tempat paling suci kedua dalam agama Islam, setelah Masjidil Haram di Makkah.

Ornamen di luar dan dalam masjid juga indah. Yang paling jadi perhatian jemaah adalah salah satunya bentuk payung-payung Masjid Nabawi. Payung-payung itu dipasang di halaman masjid. Payung-payung itu mekar saat siang hari bak bunga.

Menurut Direktur Humas Masjid Nabawi, Abdul Wahid Al-Hetab, jumlah payung yang ada di Masjid Nabawi sebanyak 250. Payung-payung itu terletak di halaman dan beberapa di dalam Masjid Nabawi.

Payung-payung itu dirawat dan dibersihkan dari kotoran dan debu. "Total ada 6 ribu pekerja di Masjid Nawabi, baik laki-laki dan perempuan," kata Abdul Wahid.

Dari ribuan pekerja itu, ada yang tugasnya khusus membersihkan payung-payung di Masjid Nabawi. Para pekerja di Masjid Nabawi ini diberikan gaji sesuai kontrak. Namun Abdul Wahid tidak menjelaskan secara rinci gaji para pekerja di Masjid Nabawi.

"Mereka diberikan hak-hak sesuai kontrak dan tidak dirugikan," katanya.

Dalam menjaga kebersihan Masjid Nabawi memang melibatkan banyak pekerja. Ada pekerja yang khusus membersihkan lantai di dalam dan luar masjid, menggulung karpet, toilet dan termasuk payung-payung Masjid Nabawi.

1 Lagi pengungsi Gunung Agung meninggal dunia di posko GOR Swecapura

1 Lagi pengungsi Gunung Agung meninggal dunia di posko GOR Swecapura


AGEN CASINO ONLINE

Setelah sebelumnya seorang pengungsi yang tinggal di Posko GOR Swecapura Klungkung meninggal dunia setelah tiba di IRD Rumah sakit Daerah Klungkung. Kabar duka kembali menyelimuti posko ini. Seorang pengungsi asal kota Amlapura, Karangasem meninggal dunia setelah mendapat perawatan selama dua hari di rumah sakit daerah di Klungkung.

"Satu lagi pengungsi di posko kita ini (GOR Swecapura) meninggal. Dia masuk rumah sakit sejak sabtu malam kemarin," ucap salah seorang petugas, Selasa (26/9) malam.

Pengungsi yang baru saja meninggal pada Selasa (26/9) malam ini bernama Ni Komang Ringih. Nenek asal kota Amlapura ini meninggal di usianya ke 92 tahun.

Sama halnya dengan pengungsi sebelumnya yang dikabarkan meninggal. Pihak keluarga almarhum menitipkan sementara di kamar jenazah. Karena untuk menggelar upacara dipastikan tidak mungkin mengingat masih dalam kondisi di pengungsian.

Namun jika Gunung Agung meletus, pihak keluarga belum bisa memikirkan proses kelanjutan dari jenazah Rungih nantinya.

Sementara itu, Dirut RSUD Klungkung dokter Kusuma membenarkan bahwa hingga saat ini hanya dua pasien yang merupakan pengungsi asal Karangasem dalam keadaan sudah meninggal di rumah sakit.

Untuk diketahui di posko ini tercatat ada 20.191 dari 4.458 KK. Dari jumlah tersebut sebanyak 5.321 dinyatakan kondisi sakit dan sudah 142 masuk IRD serta 59 orang harus rawat inap.