RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Senin, 09 Juli 2018

Mendag dan Menteri LHK tidak akan nyaleg di Pemilu 2019

Mendag dan Menteri LHK tidak akan nyaleg di Pemilu 2019


AGEN CASINO ONLINE

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengaku tidak berniat untuk mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) di 2019 mendatang. Enggar yang juga politisi partai NasDem diamanahkan agar fokus untuk menjalankan tugas sebagai menteri.

"Enggak lah. Di NasDem disampaikan sejak awal kami disuruh fokus," kata Enggar di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (9/7).

Tidak hanya dia yang diberikan amanah dari partai agar tetap fokus bekerja. Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Siti Nurbaya Bakar kata Enggar juga diberikan amanah agar tidak nyaleg pada 2019 nanti.

"Yang pasti bisa saya bilang ya dua, saya dengan Bu Baya kan yang dari NasDem," ungkap Enggar.

Diketahui Presiden Jokowi menganggap adanya keinginan sejumlah menteri yang ingin mundur demi maju menjadi calon legislatif (Caleg) di Pemilu 2019 suatu hal yang wajar. Sebab, menteri ingin menjalankan perintah partai politik (parpol) masing-masing. Jokowi menyebut, sebagian besar menteri Kabinet Kerja berasal dari partai politik (parpol).

"Tentu saja mereka (menteri) ditugaskan partainya untuk hal-hal berkaitan politik. Salah satunya jadi Caleg. Jadi wajar kalau mereka ditugaskan partai untuk menjadi Caleg," kata Jokowi di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (6/7/2018).

Cerita Bupati Jember susun program kerakyatan usai ikut sekolah PDIP

Cerita Bupati Jember susun program kerakyatan usai ikut sekolah PDIP


AGEN CASINO ONLINE

Sekolah Calon Kepala Daerah yang digelar PDI Perjuangan ternyata membekas bagi Bupati Jember, Faida. Dari wadah penggemblengan ideologi partai ini, Faida yang pernah menjadi peserta, sadar bahwa dia adalah seorang nasionalis.

"Dari sekolah partai, saya baru tahu bahwa marhaen dan duafa itu sama. Dari pendekatan itulah program-program kerakyatan saya susun," kata Faida yang berprofesi dokter sebelum masuk ke politik.

Hal itu disampaikan Faida dalam workshop 'Kaderisasi PDI Perjuangan Memenangkan Hati Rakyat' yang juga menghadirkan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan Bupati Tulang Bawang Winarti di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakpus, Senin (9/7).

Perempuan berjihab ini mengatakan, dia sebelumnya tidak pernah mengikuti dunia aktivis dan pergerakan seperti kepala daerah yang lain. Sebagai seorang dokter dan juga pengusaha, dia lebih banyak aktif di dunia sosial.

"Saya ini seorang 'mualaf' politik. Dari sekolah partai PDI Perjuangan, saya jadi tahu saya ternyata seorang nasionalis toh. Saya cocok dengan PDI Perjuangan yang sama-sama memperjuangkan wong cilik dan kaum marhaen," ujarnya.

Dari sekolah partai, Faida juga sadar bahwa memimpin butuh ideologi. Bahkan, Faida menganalogikan ideologi buat negara sama dengan dengan iman buat manusia.

"Sama dengan manusia yang butuh iman, negara kalau kehilangan ideologi, kehilangan segala-segalanya sebagai negara. Ideologi inilah yang menguatkan ideologi saya sebagai calon pemimpin," kata perempuan keturunan Arab ini.

Dalam kesempatan itu, Faida juga mengatakan betapa pentingnya kerjasama antara bupati dan parpol di daerah. Misalnya, dalam pengumpulan data masyarakat miskin yang perlu dibantu.

"Jadi partai juga harus punya data (kemisikinan), tidak mengandalkan BPS. Karena partai yang punya struktur sampai bawah lebih tahu kondisi rakyat sebenarnya," ujar dia.

Didorong jadi Cawapres Jokowi, Moeldoko bilang 'enggak ada urusan gua'

Didorong jadi Cawapres Jokowi, Moeldoko bilang 'enggak ada urusan gua'


AGEN CASINO ONLINE

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tidak mau menanggapi terkait maraknya dukungan dari sejumlah relawan untuk maju jadi cawapres mendampingi Presiden Joko Widodo di Pilpres 2019. Dia mengakui tidak mau ikut campur terkait dukungan tersebut.

"Bukan urusan gua. Enggak ada urusan gua," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (9/7).

Dia juga tidak mau menanggapi jika ada partai yang akan mengusungnya jadi cawapres. Dia menjelaskan semua keputusan berada di Jokowi.

"Urusan saya bukan usung mengusung. Saya di tangannya Presiden," ungkap Moeldoko.

Diketahui, di ulang tahunnya yang ke-61 Moeldoko diberikan dari HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), relawan Jodoh (Jokowi-Moeldoko), teman Moeldoko, serta TIM KSP, di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (8/7).

Dalam acara tersebut, Moeldoko banyak diberikan doa dan harapan dari sejumlah relawan. Salah satunya relawan Jodoh. Yang berharap Moldoko bisa maju dan mendampingi Jokowi.

"Semoga Pak Moeldoko bisa mendampingi Pak Jokowi di Pilpres 2019. Untuk menjaga NKRI tetap aman," kata koordinator Jodo, Dini.