RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Sabtu, 22 Desember 2018

Menlu AS Berharap Trump Bertemu Dengan Kim Jong Un Tahun Depan Bahas Denuklirisasi

Menlu AS Berharap Trump Bertemu Dengan Kim Jong Un Tahun Depan Bahas Denuklirisasi


AGEN CASINO ONLINE

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyuarakan harapan pada pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di awal 2019. Pompeo berharap kedua pemimpin negara bisa melanjutkan pembicaraan tentang upaya denuklirisasi Korut.

"Kami berharap di tahun baru, Presiden Trump dan Pemimpin Kim bisa bertemu untuk membuat kemajuan lebih jauh terkait upaya denuklirisasi dan meneruskan diskusi soal ancaman nuklir," kata Pompeo yang diwawancarai KNSS Radio di Kansas, seperti dikutip Asia One, Sabtu (22/12).

Pompeo yang telah melakukan perjalanan ke Korut sebanyak empat kali sepanjang tahun ini meyakini akan terjadi terobosan baru dalam hubungan AS dengan negara tersebut. Menurutnya, situasi saat ini telah semakin membaik setelah sebelumnya kedua negara saling bersitegang hingga menyebabkan ketakutan terjadinya perang.

"Tidak ada lagi rudal yang diuji. Tidak ada lagi uji coba nuklir. Tidak diragukan lagi, kita berada di tempat yang lebih baik hari ini," ungkapnya.

Optimisme Pompeo muncul meskipun ada kemunduran dalam negosiasi untuk mempersiapkan KTT, setelah pejabat senior tiba-tiba membatalkan pertemuan dengannya bulan lalu di New York. Korut juga masih menarik ulur hubungannya dengan AS dan kerap mengkritik keputusan AS untuk menjatuhkan sanksi terhadapnya.

Para kritikus menilai bahwa Korut tidak benar-benar berkomitmen untuk menghentikan program nuklirnya, yang telah dibangun selama beberapa dekade. Namun Trump sendiri selalu menyebut bahwa pertemuan dia dengan Kim pada Juni lalu di Singapura berhasil dan akan berujung pada keputusan denuklirisasi.

Racuni Teman Sekamar Selama Empat Tahun, Mahasiswa China Ditangkap di AS

Racuni Teman Sekamar Selama Empat Tahun, Mahasiswa China Ditangkap di AS


AGEN CASINO ONLINE

Seorang mahasiswa asal China ditangkap pihak berwenang Amerika Serikat atas tuduhan meracuni teman sekamarnya. Mahasiswa dari Universitas Lehigh, Pennsylvania, itu melakukan aksinya selama empat tahun menggunakan komponen racun yang dia pesan secara daring.

Yukai Yang (22 tahun) yang menetap di AS dengan visa pelajar menaruh talium, semacam racun tikus, ke dalam benda yang sehari-hari digunakan temannya, Juwan Royal, mulai dari susu hingga obat kumur. Tidak hanya itu, Yang juga dituduh melakukan kejahatan rasial kepada temannya yang berkulit hitam.

Yang mengintimidasi Royal dengan cara mencoret pesan rasis di meja Royal dan merusak televisi milik temannya pada musim semi lalu. Meskipun keduanya telah menjadi teman sekamar sejak tahun pertama kuliah, namun hubungan mereka tidak berjalan baik.

Akibat diracuni Yang, Royal harus menjalani perawatan untuk mengobati sakit yang dideritanya.

"Dia merasakan sakit luar biasa di bagian tubuhnya serta terbakar dan mati rasa. Saat ini dia harus menjalani perawatan medis intensif," kata Jaksa Distrik Northampton County John Morganelli, dikutip dari Asia One, Sabtu (22/12).

Berdasarkan tes darah, Royal dikonfirmasi menelan racun agen saraf yang merusak paru-paru, jantung, hati, hingga ginjal. Dia sendiri sudah menderita penyakit yang tidak dapat dijelaskan sejak Maret lalu akibat menelan racun.

Sementara itu, juru bicara universitas Lori Friedman mengatakan jika pihak kampus akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengungkap kasus ini. Namun, dia menolak memberi komentar lebih lanjut karena hal itu melanggar undang-undang privasi mahasiswa. Dia hanya menjelaskan jika Yang sudah lulus pada musim semi lalu, sementara Royal belum.

Kepada polisi Yang mengaku jika dia membeli racun untuk meracuni dirinya sendiri akibat tidak puas dengan hasil ujiannya. Namun berdasarkan penyelidikan, keterangan tersebut tidak terbukti. Kini Yang ditahan di Penjara Northampton dengan jaminan USD 200.000 (Rp 2,9 miliar) untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia dijadwalkan menjalani sidang pada 3 Januari mendatang.

Sampai saat ini, kuasa hukum Yang, Janet Jackson belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.

Militer Israel Tembak 3 Warga Palestina yang Gelar Protes di Jalur Gaza

Militer Israel Tembak 3 Warga Palestina yang Gelar Protes di Jalur Gaza


AGEN CASINO ONLINE

Pasukan Israel menembak mati tiga warga Palestina, termasuk seorang remaja, selama aksi protes di Jalur Gaza kemarin (21/12). Ini merupakan demonstrasi yang digelar warga Palestina tiap pekannya untuk memprotes kependudukan Israel di tanah mereka.

Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Gaza, tiga orang tewas tersebut antara lain Mohammad Jahjouh (16 tahun) yang ditembak di bagian leher, dan dua pria lain masing-masing berusia 28 dan 40 tahun yang tewas karena terkena luka tembak di dua lokasi terpisah sehari sebelumnya.

Tidak hanya korban tewas, sebanyak 25 orang lain juga dilaporkan terluka oleh tembakan pasukan Israel di mana salah satunya adalah seorang jurnalis.

Saat dimintai keterangan pihak Israel menolak untuk disalahkan atas tragedi tersebut. Menurut mereka, apa yang dilakukan sudah sesuai dengan aturan.

"Sekitar 8.000 warga Palestina berkumpul di dekat perbatasan. Sebagian besar dari mereka menjaga jarak, tetapi sebagian lain membakar ban dan mencoba melempar alat peledak ke pasukan Israel meskipun tidak mendarat di perbatasan," kata juru bicara militer Israel, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (22/12).

"Kami hanya berusaha menanggapi penyebaran kerusuhan itu dan kami menembak sesuai dengan prosedur Israel," tambahnya.

Sementara itu, para pejabat kementerian kesehatan di Gaza mengungkapkan bahwa sampai saat saat ini sudah lebih dari 220 warga Palestina tewas di tangan pasukan Israel sejak mereka memulai protes mingguan di perbatasan pada 30 Maret lalu. Mereka berusaha menuntut agar Israel melonggarkan blokade Israel di wilayah itu dan mengembalikan hak warga Palestina atas tanah mereka.

Namun, pihak Israel mengabaikan protes itu dengan tetap menduduki wilayah tersebut.

Donald Trump Tutup Pemerintahan AS Karena Tak Terima Dana Pembuatan Tembok Perbatasan

Donald Trump Tutup Pemerintahan AS Karena Tak Terima Dana Pembuatan Tembok Perbatasan


AGEN CASINO ONLINE

Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi menutup pemerintah federal setelah pejabat kongres dan Gedung Putih gagal menemukan titik terang atas tagihan pembuatan tembok perbatasan. Trump menuntut pembiayaan sebesar USD 5 miliar untuk pembangunan tembok yang diusulkannya itu.

Ini adalah penutupan ketiga yang dilakukan dalam dua tahun pemerintahan Republik yang akan diterapkan di sembilan departemen federal dan beberapa lembaga lain. Diperkirakan akan ada ratusan pegawai pemerintah terpengaruh akibat penutupan ini.

Trump sempat memberi waktu agar dikeluarkan undang-undang tentang pengeluaran dana pembuatan tembok perbatasan AS-Meksiko sebelum tengah malam. Dana itu sebelumnya sudah disahkan oleh Kongres namun rupanya tidak disetujui oleh senat.

"Kami akan melakukan penutupan," tegas Trump seperti dikutip dari New York Times, Sabtu (22/12).

"Tidak ada yang bisa kita lakukan tentang hal ini, karena kita membutuhkan Demokrat memberikan suara," tambahnya.

Setelah penutupan, Wakil Presiden Mike Pence langsung menggelar pertemuan dengan Senator Chuck Schumer, pemimpin Demokrat, dan anggota senior Partai Republik untuk mencari solusi kebuntuan ini.

Pertemuan ditujukan untuk mendiskusikan sejumlah kompromi yang berpotensi menjadi jalan keluar dari masalah ini, mulai dari penghilangan pengeluaran pembuatan dinding, penambahan pengeluaran, hingga dana yang digunakan untuk biaya keamanan di perbatasan.

Namun seperti penutupan pemerintah sebelumnya, hal ini tidak akan mempengaruhi fungsi-fungsi inti pemerintah seperti layanan, militer, Departemen Urusan Veteran dan program-program hak masyarakat, termasuk Jaminan Sosial, Medicaid, Medicare dan kupon makanan.

Hanya saja, sekitar 380.000 pegawai pemerintahan akan dipulangkan dan tidak dibayar. Sebanyak 420.000 lainnya yang dianggap penting, seperti petugas Patroli Perbatasan, akan dipaksa bekerja tanpa bayaran.

Bom Bunuh Diri Meledak Dekat Istana Presiden di Somalia, 6 Orang Tewas

Bom Bunuh Diri Meledak Dekat Istana Presiden di Somalia, 6 Orang Tewas


AGEN CASINO ONLINE

Sebuah bom bunuh diri meledak di dekat Istana Kepresidenan Somalia. Akibat ledakan bom dalam mobil itu, sebanyak enam orang tewas sementara beberapa lainnya terluka.

"Mereka yang tewas dalam ledakan adalah tentara dan warga sipil," kata Kolonel Ahmed Mohamud, dikutip dari AP, Sabtu (22/12).

Kapten Mohamed Hussein menambahkan bahwa pembom itu menargetkan sebuah pos pemeriksaan militer di dekat pintu belakang istana yang dibentengi dengan sangat kuat.

"Saat kejadian, para anggota parlemen dan pejabat sedang berada di sekitar gedung karena itu adalah hari kerja," tambahnya.

Ledakan kedua terdengar sesaat setelahnya di dekat Mogadishu. Di wilayah tersebut terlihat asap hitam memenuhi langit ibu kota.

Belum ada kelompok mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu. Namun diketahui kelompok ekstremis al-Shabab secara rutin menargetkan serangan di kota tersebut. Kelompok itu terkait dengan kelompok teroris al-Qaida.

Delapan Warga India Divonis Penjara Seumur Hidup Usai Bunuh Pedagang Sapi Muslim

Delapan Warga India Divonis Penjara Seumur Hidup Usai Bunuh Pedagang Sapi Muslim


AGEN CASINO ONLINE

Pengadilan India menjatuhkan vonis hukuman penjara seumur hidup kepada delapan warga yang terlibat pembunuhan terhadap dua pedagang sapi Muslim. Pembunuhan itu terjadi pada 2016 lalu dan baru berhasil diusut dua tahun kemudian.

Insiden terjadi saat dua pedagang sapi, Imtiaz Khan (12 tahun) dan Majloom Ansari (32 tahun), sedang menggiring sapi-sapi yang rencananya akan dijual ke desa yang jauhnya 40 kilometer dari tempat tinggal keduanya. Di tengah perjalanan, mereka dicegat oleh delapan orang yang mengklaim diri mereka sebagai anggota 'komite perlindungan sapi'.

Para pelaku kemudian menculik dua pedagang sapi tersebut. Mereka memukuli korban dengan tongkat dan kapak kemudian menggantung mayat keduanya di sebuah pohon di Latehar di negara bagian Jharkhand.

Pembunuhan ini terjadi karena mayoritas penganut Hindu di India menganggap sapi sebagai hewan suci. Oleh karena itu, penyembelihan sapi dilarang di sebagian besar negara bagian di India. Para 'pelindung sapi' akan melakukan inspeksi di jalan-jalan, mencari penjual dan penyembelih sapi. Hal inilah yang mengakibatkan serangan terhadap warga Muslim dan Dalit, atau kasta terendah di India.

Berdasarkan hasil investigasi polisi, pembunuhan bermula saat dua pelaku melihat Imtiaz dan Maljoom sedang membawa sapi-sapi. Mereka kemudian memberitahu enam rekan mereka yang lain dari desa Jhabahar.

"Salah satu dari mereka, Arun Sau, memang aktif melakukan vigilantisme atas nama Hindu, dan sering juga mencegat para pedagang sapi. Dia yang memimpin serangan saat itu," kata salah satu penyidik, sebagaimana dikutip dari Aljazeera Sabtu (22/12).

Sementara itu, orangtua salah satu korban yang selama bertahun-tahun berjuang mencari keadilan atas kematian anak di bawah umur mereka mengaku lega dengan keputusan hakim.

"Hukuman seumur hidup adalah perhitungan yang tepat untuk para terdakwa," kata ayah korban, Majloom Ansari.

Di sisi lain, orangtua Imtiaz juga sempat mengungkapkan kekecewaan terhadap kuasa hukum terdakwa yang menuding mereka berbohong dalam sidang.

"Selama persidangan, pengacara terdakwa bertindak sangat agresif. Mereka menuding saya berbohong saat saya menggambarkan bagaimana Imtiaz membagi waktunya untuk sekolah dan beristirahat atau saat saya menceritakan yang terjadi hari itu," kata ibu Imtiaz.

"Saya menjawab, Imtiaz adalah anak saya, saya yang membesarkannya. Bagaimana pengacara mengklaim bahwa saya tidak tahu apa yang saya katakan?" tambahnya.

Meski hakim telah menjatuhkan vonis, kuasa hukum delapan terdakwa mengatakan akan mengajukan banding. Namun hal ini tidak membuat orangtua korban putus semangat. Jika terdakwa mengajukan banding, mereka juga akan membawa kasus ini ke pengadilan yang lebih tinggi.

"Jika mereka pergi ke pengadilan yang lebih tinggi, kami juga akan melakukan hal sama. Mereka membunuh anak laki-laki saya yang berumur 12 tahun. Mereka harus dihukum atas apa yang telah mereka lakukan," tegas ibu Imtiaz.