RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Senin, 08 Juli 2019

AS Serukan Jerman Turunkan Tentara ke Suriah

AS Serukan Jerman Turunkan Tentara ke Suriah


AGEN CASINO ONLINE

Amerika Serikat kemarin menyerukan Jerman mengerahkan tentara lapangan ke sebelah utara Suriah untuk memerangi kelompok militan ISIS karena AS akan menarik mundur pasukannya.

"Kami ingin tentara di lapangan dari Jerman untuk menggantikan tentara kami di kawasan yang menjadi bagian dari koalisi anti-ISIS," ujar perwakilan khusus AS di Suriah, James Jeffrey kepada media Jerman, seperti dilansir laman France24, Minggu (7/7).

Jeffrey yang tengah berada di Berlin untuk membahas soal Suriah mengatakan dia menunggu jawaban dari Jerman dalam bulan ini.

Tahun lalu Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kemenangan melawan ISIS dan memerintahkan pasukan AS ditarik mundur dari Suriah.

Namun sebagian kecil tentara AS masih berada di wilayah utara Suriah yang tidak dikuasai oleh pasukan rezim Basyar al-Assad.

"Kami mencari relawan yang mau ikut ambil bagian di sini di antara sesama rekan koalisi," ujar Jeffrey.

Washington punya dua tujuan di Suriah: mendukung pasukan Kurdi yang menghalau ISIS di sebelah utara Suriah dan mencegah potensi kembali bangkitnya ISIS di sejumlah wilayah Suriah.

AS mengharap negara Eropa akan mengulurkan bantuan dengan menekan Inggris, Prancis, dan Jerman yang sejauh ini sudah mengerahkan pesawat pengintai dan dukung militer non-tempur di Suriah.

Namun sejarah Jerman membuat anggaran pengeluaran untuk militer menjadi kontroversial. Dengan demikian peluang untuk menurunkan tentara lapangan ke Suriah bisa memicu perpecahan di koalisi pemerintahan Kanselir Angela Merkel yang rapuh.

Kubu Demokrat Sosial--koalisi termuda Merkel di pemerintahan--tampaknya akan menentang pengerahan tentara ke Suriah.

Permintaan AS ini menyusul seruan Trump yang meminta Berlin untuk menambah anggaran pertahanannya untuk berkontribusi kepada NATO.

Korea Utara Tuding Mahasiswa Australia yang Baru Dibebaskan sebagai Mata-mata

Korea Utara Tuding Mahasiswa Australia yang Baru Dibebaskan sebagai Mata-mata


AGEN CASINO ONLINE

Alek Sigley, 29 tahun, mahasiswa asal Australia sempat ditahan beberapa hari oleh pemerintah Korea Utara. Pyonyang menuding pemuda asal Negeri Kanguru itu adalah mata-mata untuk kantor berita NK News.

Sebelum dikonfirmasi adanya penahanan, Alek Sigley (29) sempat dilaporkan hilang pada akhir Juni 2019 dan memicu kekhawatiran Canberra, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (7/7).

Tetapi, kabar mengenai keberadaannya menemui titik terang pada awal Juli 2019, setelah sumber diplomatik Swedia mengonfirmasi bahwa Sigley menjalani penahanan selama periode ia dikabarkan hilang --menurut pengumuman PM Australia, Scott Morrison.

Sigley juga telah dibebaskan berkat negosiasi diplomatik antara Swedia dengan Korea Utara.

Ia telah meninggalkan Korea Utara sejak kabar pembebasannya mencuat pada 4 Juli 2019 --keluar via China, kemudian meneruskan perjalanan ke Jepang.

Pada Sabtu 5 Juli 2019, kantor berita negara Korea Utara, KCNA, merilis laporan yang menyebut bahwa "Sigley pada banyak kesempatan mengirim informasi, termasuk foto dan analisis, yang ia kumpulkan saat bepergian ke setiap sudut Pyongyang menggunakan statusnya sebagai mahasiswa internasional."

Dia telah melakukan ini "atas permintaan oleh outlet berita anti-DPRK (singkatan nama resmi Korea Utara) seperti NK News", tambah KCNA.

"Pemerintah memutuskan untuk mendeportasinya dengan alasan kemanusiaan setelah ia dengan jujur mengakui bahwa ia telah memata-matai ... dan berulang kali meminta maaf karena melanggar kedaulatan kami," lanjut KCNA.

Korea Utara sering menuduh orang asing yang ditahan di negaranya melakukan spionase atau "tindakan bermusuhan".

Merespons laporan KCNA, NK News --sebuah situs web yang berspesialisasi dalam berita dan analisis Korea Utara-- telah menolak klaim Pyongyang bahwa Sigley menjadi mata-mata untuk mereka.

Namun, NK News mengonfirmasi bahwa Sigley memang pernah menulis enam artikel untuk mereka. Akan tetapi, artikel itu tidak bersifat "anti-DPRK", lanjut NK News.

"Enam artikel yang diterbitkan Alek Sigley ... yang diterbitkan secara transparan di bawah namanya antara Januari dan April 2019 ... tidak 'anti-negara' dan menolak penyebutan seperti itu."

Sigley telah menerbitkan esai berjudul: "Dari Perth ke Pyongyang: hidup saya sebagai mahasiswa Australia di Universitas Kim Il Sung", serta artikel tentang mode, aplikasi, dan restoran Korea Utara.

Kendati demikian, NK News berterimakasih dan sangat mengapresiasi "telah membebaskan Sigley atas dasar kemanusiaan."

Jerman Tolak Permintaan AS Kirimkan Tentara ke Suriah

Jerman Tolak Permintaan AS Kirimkan Tentara ke Suriah


AGEN CASINO ONLINE

Pemerintah Jerman hari ini mengatakan mereka tidak ada rencana mengirimkan tentara ke Suriah. Pernyataan itu sekaligus menolak permintaan Amerika Serikat yang ingin Negeri Bavaria itu mengerahkan pasukannya untuk melawan kelompok militan ISIS di utara Suriah.

"Ketika saya mengatakan pemerintah bermaksud melanjutkan kerja sama koalisi anti-ISIS, itu berarti tidak mengirimkan tentara ke lapangan," kata juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert, seperti dilansir laman Arab News, Senin (8/7).

"Kami ingin tentara di lapangan dari Jerman untuk menggantikan tentara kami di kawasan yang menjadi bagian dari koalisi anti-ISIS," ujar perwakilan khusus AS di Suriah, James Jeffrey kepada media Jerman, seperti dilansir laman France24, Minggu (7/7).

Jeffrey yang tengah berada di Berlin untuk membahas soal Suriah mengatakan dia menunggu jawaban dari Jerman dalam bulan ini.

Tahun lalu Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan kemenangan melawan ISIS dan memerintahkan pasukan AS ditarik mundur dari Suriah.

Mandat dari parlemen Jerman agar pemerintah ikut ambil bagian dalam operasi militer di Suriah akan berakhir 31 Oktober mendatang dan itu berarti setelah tanggal itu parlemen akan menentukan apa langkah selanjutnya.

Seibert mengatakan selama ini Jerman sudah memberikan kontribusi berarti yang diakui duni internasional dalam memerangi ISIS.

Washington punya dua tujuan di Suriah: mendukung pasukan Kurdi yang menghalau ISIS di sebelah utara Suriah dan mencegah potensi kembali bangkitnya ISIS di sejumlah wilayah Suriah.

AS mengharap negara Eropa akan mengulurkan bantuan dengan menekan Inggris, Prancis, dan Jerman yang sejauh ini sudah mengerahkan pesawat pengintai dan dukung militer non-tempur di Suriah.