RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Selasa, 24 Juli 2018

Simulasi table-top pendekatan one health, antisipasi kedaruratan penyakit zoonosis

Simulasi table-top pendekatan one health, antisipasi kedaruratan penyakit zoonosis


AGEN CASINO ONLINE

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Pemerintah Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan Perdagangan Australia (DFAT) melaksanakan Latihan Simulasi Table-Top Menghadapi Kedaruratan Penyakit Zoonosis Melalui Pendekatan One Health di Medan. Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Indonesia untuk mencegah, mendeteksi dan mengatasi wabah Penyakit Infeksi Emerging (PIE) melalui peningkatan koordinasi multisektoral sesuai denganpedoman koordinasi pendekatan One Health yang diluncurkan pada bulan Februari 2018 lalu.

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana non alam berupa wabah penyakit khususnya penyakit infeksi emerging dan zoonosis menggunakan buku Pedoman Koordinasi Lintas Sektor yang telah diluncurkan beberapa waktu lalu di Yogyakarta, terang Asisten Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Kemenko PMK, Naalih Kelsum.

Latihan simulasi table-top ini merupakan simulasi keempat dan yang terakhir. Simulasi sebelumnya telah dilaksanakan di Bogor, Manado, dan Bali pada awal tahun ini. Latihan simulasi di Medan akan melibatkan perwakilan dari seluruh provinsi yang ada di pulau sumatera (Aceh, Riau, Riau Kepulauan, Sumut, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Bangka Belitung, dan Lampung).

Merupakan suatu kehormatan bagi Pemerintah Amerika Serikat untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan pedoman koordinasi pendekatan One Health yang akan memastikan bahwa mekanisme koordinasi yang dibutuhkan saat terjadinya wabah bersifat transparan dan dapat ditindaklanjuti, tutur Jessica Panchatha, Deputi Konsul Kedutaan Besar Amerika Serikat di Medan.

Indonesia adalah salah satu negara yang rentan terhadap ancaman PIE dan zoonosis. Hal ini disebabkan posisi Indonesia yang terletak di wilayah rawan akibat besarnya jumlah penduduk dan turis yang melakukan perjalanan baik domestik maupun internasional, iklim, keanekaragaman hayati dan tingginya interaksi antara manusia dan satwa liar. Sebagai contohnya, Indonesia merupakan daerah endemik untuk flu burung dan daerah persinggahan burung migrasi sehingga. pada periode 2003-2012 Indonesia menjadi negara yang paling parah terdampak virus flu burung dengan 200 kasus, 167 orang di antaranya meninggal dunia. 15 Provinsi dan 58 kabupaten/kota terdampak dengan kerugian finansial mencapai 3,87 triliun rupiah.

Kemenko PMK menunjuk Provinsi Sumatera Utara sebagai lokasi pelaksanaan simulasi kesiapsiagaan mengingat pada tahun 2006, Kabupaten Tanah Karo menjadi kluster kasus flu burung pertama dan terbesar di Indonesia. Provinsi Sumatera Utara juga memiliki dua taman nasional, yaitu; Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG). Kedua taman nasional ini adalah rumah yang menaungi keanekaragaman hayati Indonesia baik flora maupun fauna. Provinsi ini memiliki posisi yang strategis karena berada di jalur pelayaran Selat Malaka sehingga berpeluang menjadi hub perdagangan internasional di Kawasan Asia Tenggara.

Latihan simulasi ini sangat berguna bagi jajaran aparat pemerintahan provinsi dan kabupaten berikut pemangku kepentingan lain untuk dapat mempraktekan Pedoman Koordinasi tersebut sekaligus menyesuaikan dengan kondisi di wilayah masing-masing, ungkap Sekretaris Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara, R. Sabrina.

Selain menyusun pedoman koordinasi sejak 2016, Kemenko PMK juga menyusun dan melaksanakan program pencegahan, deteksi, dan kesiapsiagaan atas potensi wabah penyakit zoonosis dan PIE. Serangkaian kajian dan diskusi untuk memastikan program tersebut sejalan dengan kebijakan, strategi, dan prioritas, serta didukung dengan peraturan dan perundang-undangan yang ada. Seperti, pengesahan Undang-Undang Penanggulangan Bencana Nomor 24 Tahun 2007 yang menetapkan wabah penyakit sebagai salah satu bencana non-alam yang perlu dikelola potensi ancamannya.

Menkes Nila Moeloek imbau calon haji tak selfie dengan unta

Menkes Nila Moeloek imbau calon haji tak selfie dengan unta


AGEN CASINO ONLINE

Kementerian Kesehatan terus memantau kesehatan para calon jamaah haji. Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menyatakan prioritas pengawasan diberikan untuk jamaah yang lanjut usia.

"Persiapannya semua bagus kok. Saya sudah baca laporannya. Tetapi, banyak yang mengeluh sakit karena faktor usianya yang sudah tua. Keluhan sakit hipertensi paling banyak ditemukan," kata Nila, usai menghadiri rangkaian kegiatan Kongres Nasional Obstetri dan Ginekologi (KOGI) XVII di Gedung Merapi Kompleks PRPP Semarang, Selasa (24/7).

Ia menambahkan saat ini sudah membentuk tim promotif prefentif untuk menanggulangi keluhan penyakit yang diderita para calon jamaah haji. Setiap kelompok terbang (kloter), akan dikawal untuk diingatkan supaya membawa bekal peralatan medis yang mencukupi selama di Mekkah.

Bekal-bekal yang harus disiapkan itu juga termasuk obat-obatan, sandal dan perlengkapan untuk melindungi diri dari potensi penyakit. "Botol air untuk membasuh muka juga harus disiapkan. Itu semua tugasnya tim promotif prefentif. Selain itu, kita bentuk regu sigap cepat," ungkap Nila.

Sedangkan untuk sarana dan prasarana selama di Mekkah, ia mengungkapkan saat ini sudah selesai dibangun. Sistem kantong kesehatan haji di Mekkah dinilainya sudah berjalan baik.

Hanya saja, Nila mengingatkan kepada para calhaj supaya menghindari kontak fisik maupun selfie dengan unta yang kerap ditemukan di Arab Saudi. "Jauhi untanya. Jangan berfoto dengan unta. Karena liurnya berbahaya dan bisa menularkan meningitis," tutur Nila.

Gunung sampah terbakar dan cemari lingkungan, warga minta TPA Peh ditutup

Gunung sampah terbakar dan cemari lingkungan, warga minta TPA Peh ditutup


AGEN CASINO ONLINE

Tumpakan sampah yang menggunung setinggi lebih dari 15 meter di TPA Peh, Desa Kaliakah, Negara, Jembarana, Bali, terbakar subuh tadi sekitar pukul 04.00 WITA. Kebakaran sampah tersebut mengepulkan asap yang cukup tebal dan menerjang rumah-rumah warga setempat.

Kondisi tersebut mendapat protes warga sekitar dan beramai-ramai ke TPA meminta agar TPA Peh ditutup. Warga mengaku geram dengan kepulan asap sangat mengganggu pernapasan, terlebih di wilayah tersebut banyak anak kecil.

Kebakaran sampah menurut warga sudah terjadi tiga kali selama TPA Peh berdiri. Karena itu warga meminta Pemkab Jembrana menutup TPA Peh karena sangat merugikan warga sekitar.

"Intinya kami meminta TPA ini ditutup. Sudah sangat merugikan masyarakat, Pemkab juga harus memperhatikan masyarakat," ucap, Ketut Witama, warga setempat, Selasa (24/7).

Bukan itu saja, sejak lama warga sangat keberatan dengan keberadaan TPA itu karena berdampak buruk baik polusi udara (bau) maupun polusi air bawah tanah (sumur) mereka. Bukan itu saja, air yang menggenang di sekitar areal TPA menimbulkan jentik-jentik nyamuk dan warna airnya sangat pekat.

Air itu juga mengalir ke sekitar saluran air dan irigasi yang digunakan subak sekitar. Salah satu Krama Subak Tegalasih, Nengah Wisana mengungkapkan air subak terdampak karena bercampur air rembesan sampah di TPA. Sebagian besar warga di Peh sudah cukup bersabar dengan kondisi tersebut. Namun dengan kejadian kebakaran yang ketiga kalinya ini mereka mengaku sudah tidak kuat.

Mereka mendesak agar pemerintah bertindak sebelum warga anarkis karena dampak TPA ini. Aksi protes tersebut sempat ditenangkan petugas dari desa dan Dinas Lingkungan Hidup. Warga selanjutnya memilih membubarkan diri setelah mendapat pembagian masker dari BPBD yang sebelumnya diterima oleh Perbekel setempat.

TPA Peh diketahui terbakar pada Selasa dinihari. Diperkirakan api berasal dari gas metan yang timbul akibat tumpukan sampah. Sejumlah mobil pemadam kebakaran hilir mudik berusaha memadamkan api. Namun hingga siang tadi asap masih mengepul tinggi dan api masih terlihat membakar sampah.

Perbekel Kaliakah Made Bagiarta dikonfirmasi di lokasi kejadian mengaku pihaknya sudah sering menerima keluhan dari warganya terkait keberadaan TPA tersebut. Keluhan warga tersebut juga telah dilaporkan ke Pemkab Jembrana berulang-ulang namun hingga saat ini belum ada solusi untuk mengatasi hal tersebut.

"Saya sudah sering laporkan keluhan warga terkait keberadaan TPA ini. Bahkan Bapak Wakil Bupati sudah dua kali turun ngecek, tapj belum ada solusi yang baik untuk mengatasi masalah ini," ujarnya.

Menurutnya kebakaran sampah di TPA Peh tersebut sudah yang ketiga kalinya dan sulit untuk memadamkan api hanya dengan penyemprotan air lantaran apinya ada di bagian bawah tumpukan sampah. Diperkirakan api baru bisa padam total sekitar tiga sampai satu minggu kedepan.