RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Senin, 14 Mei 2018

Keluarga tak ingin jenazah bomber Gereja dimakamkan di kampung halaman

Keluarga tak ingin jenazah bomber Gereja dimakamkan di kampung halaman


AGEN CASINO ONLINE

Jenazah Puji Kuswati, pelaku bom bunuh diri yang melibatkan dua anaknya di Gereja Surabaya tidak diinginkan pihak keluarga. Puji merupakan anak ketiga dari pasangan keluarga Kusni dan Minarti Infiah yang tinggal di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi.

Rusiyono, perwakilan keluarga Puji mengatakan, hingga saat ini kondisi orangtua pelaku masih syok mengetahui kabar anaknya merupakan pelaku terorisme, apalagi melibatkan keempat anaknya.

Pihak keluarga pun menginginkan Puji bisa dimakamkan di Surabaya sesuai domisili tempat tinggalnya.

"Mohon maaf, kami tidak menolak. Atas nama keluarga saya mewakili, kami menginginkan agar Puji dimakamkan sesuai domisili tempat tinggalnya," ujar Rusiyono saat dihubungi via telepon, Senin (14/5).

Hingga saat ini, Rusiyono masih berupaya menenangkan kondisi orangtua Puji yang masih kaget mendengar kabar yang pertama diketahui melalui berita di salah satu stasiun televisi.

Rusiyono mengatakan, Puji memang dilahirkan di Banyuwangi, namun saat berusia 20 bulan, dia dirawat dan dibesarkan oleh Budenya di Kabupaten Magetan.

"Sudah tidak dirawat orangtua sejak usai 20 bulan. Sejak menikah dia cenderung tertutup," ucapnya singkat.

Komunikasi Puji dengan pihak keluarga dirasa mulai renggang setelah orangtuanya tidak merestui pernikahannya dengan Dita Supriyanto. Saat itu, pihak keluarga menilai Dita memiliki pemahaman yang berbeda terkait aliran agama yang dianut.

Dita Supriyanto bersama istrinya Puji Kuswati merupakan pelaku bom bunuh diri yang menyerang tiga Gereja di Surabaya pada Minggu pagi, (13/5). Kedua pelaku juga melibatkan keempat anaknya untuk menjadi pelaku boom bunuh diri.

Sementara itu, Kepala Desa Tembokrejo, Sumarto menghargai keputusan pihak keluarga pelaku bom bunuh diri di Surabaya. Namun dia siap membantu bila akhirnya jenazah harus dikubur di kampung kelahirannya.

"Jika keluarga menghendaki, kami siap membantu berusaha untuk menerima jenazah dikubur di sini. Tergantung pihak Keluarga," katanya.

Solidaritas korban bom Surabaya, ribuan warga nyalakan lilin

Solidaritas korban bom Surabaya, ribuan warga nyalakan lilin


AGEN CASINO ONLINE

Ribuan warga mengadakan doa bersama dan menyalakan lilin di bundaran jam Kota Salatiga, Senin (14/5). Mereka melakukan aksi solidaritas untuk korban teror bom di Surabaya.

Aksi ini diikuti Wali Kota Yuliyanto, Kapolres AKBP Yimmy Kurniawan, dan Dandim 0714/Salatiga Letkol Prayoga Erawan.

Peserta berasal dari berbagai ormas, etnis, mahasiswa, dan warga. Beberapa orang terlihat menangis saat pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu membacakan doa. Setelahnya, peserta aksi bersama-sama menyalakan lilin dan berjalan mengelilingi bundaran jam sembari menyanyikan lagu-lagu nasionalis. Seperti Padamu Negeri dan Maju Tak Gentar.

Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengatakan aksi nyalakan lilin ini bertujuan menunjukkan solidaritas kepada korban bom di Surabaya. "Kita semua tentu mengutuk aksi yang keji tersebut. Dari Salatiga kami kabarkan, seluruh rakyat Indonesia bersama Surabaya. Sebagai anak bangsa, kita berempati dan menyatakan perang melawan terorisme," tegasnya.

Sementara AKBP Yimmy Kurniawan menyampaikan agar masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. "Serahkan kepada kepolisian untuk mengungkap kasus terorisme ini. Tugas kepolisian adalah menciptakan rasa damai dan aman di masyarakat," paparnya.

Seorang peserta aksi, Moncos, menyatakan mengecam aksi terorisme yang terjadi di Surabaya. Menurutnya, terorisme adalah tindakan pengecut.

Ketum PPP kutuk pengeboman Mapolrestabes Surabaya & pelibatan anak dalam aksi teror

Ketum PPP kutuk pengeboman Mapolrestabes Surabaya & pelibatan anak dalam aksi teror


AGEN CASINO ONLINE

Tanah Air berduka atas rentetan ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy, mengutuk keras tindakan terorisme terakhir di Mapolrestabes Surabaya pagi tadi karena sangat biadab dan tak berperikemanusiaan.

"PPP kembali mengutuk bom Mapolrestabes Surabaya pagi ini dan menyatakan pelakunya dan dalangnya adalah biadab, antikemanusiaan dan anti-Ketuhanan," kata Romy, sapaannya, dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com Senin (14/5).

Romy juga mengutuk adanya pelibatan anak di bawah umur dalam aksi terorisme. Kata dia, hal itu melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

"Pelibatan ini jelas melanggar perintah agama, konvensi PBB tentang hak-hak anak, dan UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak," ujarnya.

Dalam hal penanganan terorisme, PPP, kata Romy, mendukung Presiden Joko Widodo yang sempat mendesak DPR untuk segera menyelesaikan Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Anggota Komisi III ini juga akan mendesak Fraksinya di DPR untuk memastikan revisi itu cepat selesai.

"Segala bentuk perbedaan definisi terorisme, pelibatan TNI dan kewenangan Polri, tindakan pre-emptive dalam rangka menangani terorisme, agar segera dilakukan rekonsiliasi pandangan secara marathon di awal masa sidang ini," ungkapnya.

"Fraksi PPP untuk mengambil langkah-langkah yang memastikan RUU Terorisme segera diselesaikan pada masa sidang yang dimulai 18 Mei ini dan tuntas sebelum Lebaran Idul Fitri 1439 H," ucapnya.

Tanah Air berduka atas rentetan ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy, mengutuk keras tindakan terorisme terakhir di Mapolrestabes Surabaya pagi tadi karena sangat biadab dan tak berperikemanusiaan.

"PPP kembali mengutuk bom Mapolrestabes Surabaya pagi ini dan menyatakan pelakunya dan dalangnya adalah biadab, antikemanusiaan dan anti-Ketuhanan," kata Romy, sapaannya, dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com Senin (14/5).

Romy juga mengutuk adanya pelibatan anak di bawah umur dalam aksi terorisme. Kata dia, hal itu melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

"Pelibatan ini jelas melanggar perintah agama, konvensi PBB tentang hak-hak anak, dan UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak," ujarnya.

Dalam hal penanganan terorisme, PPP, kata Romy, mendukung Presiden Joko Widodo yang sempat mendesak DPR untuk segera menyelesaikan Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Anggota Komisi III ini juga akan mendesak Fraksinya di DPR untuk memastikan revisi itu cepat selesai.

"Segala bentuk perbedaan definisi terorisme, pelibatan TNI dan kewenangan Polri, tindakan pre-emptive dalam rangka menangani terorisme, agar segera dilakukan rekonsiliasi pandangan secara marathon di awal masa sidang ini," ungkapnya.

"Fraksi PPP untuk mengambil langkah-langkah yang memastikan RUU Terorisme segera diselesaikan pada masa sidang yang dimulai 18 Mei ini dan tuntas sebelum Lebaran Idul Fitri 1439 H," ucapnya.