RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Jumat, 01 Februari 2019

Ketika Jokowi Dibandingkan dengan Duterte dan Modi dalam Pemilu Tahun Ini

Ketika Jokowi Dibandingkan dengan Duterte dan Modi dalam Pemilu Tahun Ini


AGEN CASINO ONLINE

Beberapa negara besar di Asia akan menggelar Pemilu dalam beberapa bulan ke depan. Pemilu akan menguji semangat populisme yang muncul di beberapa negara di kawasan Asia. Dari Rodrigo Duterte di Filipina, Narendra Modi di India, dan Joko Widodo ( Jokowi) di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir pengamat dari luar menilai ketiga presiden ini telah berhasil merebut kekuasaan karena berjanji melakukan transformasi besar-besaran untuk rakyatnya.

Apapun hasil Pemilu di ketiga negara ini, yang diikuti petahana, populisme yang melekat dari Jokowi, Duterte dan Modi akan tetap membekas kecuali jika saingan liberal mereka menawarkan alternatif yang lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan kelas menengah yang aspiratif. Demikian analisis akademisi dari Manila, Richard Heydarian, seperti dilansir dari South China Morning Post, Kamis (31/1). Heydarian juga menulis buku Asias New Battlefield: US, China and the Struggle for Western Pacific.

Kendati ketiga presiden ini memiliki latar belakang dan cara kerja yang berbeda, ketiga tokoh ini memiliki empat kesamaan karakter. Pertama, untuk melawan birokrasi cacat dan korup, mereka menjanjikan kepemimpinan yang tegas dan efektif. Secara khusus, mereka sangat mengandalkan latar belakang eksekutif mereka dalam pemerintahan lokal. Selain itu juga kesantunan, serta latar belakang mereka yang termasuk kalangan warga biasa.

Kedua, ketiga pemimpin ini menjalankan platform anti kemapanan, yang menjanjikan transformasi politik dengan menyingkirkan elit penguasa yang memiliki reputasi buruk. Ketiga, mereka menekankan pentingnya tatanan masyarakat, bahkan jika perlu dengan mengorbankan aturan hukum dan kebebasan sipil dasar. Dan, yang terpenting, mereka memiliki daya tarik besar di antara kelas menengah baru dan kaum muda.

Seruan mereka bukanlah kebebasan dan demokrasi, melainkan pemerintahan yang efektif dan pelayanan publik yang adil. Baik Jokowi, Duterte maupun Modi akan kembali mengikuti Pemilu.

Walapun mereka gagal menepati sejumlah janji kampanye akibat kelemahan birokrasi dan kompleksitas tantangan era globalisasi, Pemilu mendatang diprediksi tak bisa menggeser populisme mereka atau menyingkirkan mereka dari kekuasaan.

Di Filipina, salah satu negara demokrasi tertua di Asia, Duterte berhasil mempertahankan tingkat elektabilitas tertinggi (74 persen pada Desember). Survei ini bahkan mencengangkan mengingat ceracauan anti-Katoliknya di tengah masyarakat yang sangat konservatif, meningkatnya inflasi, lambannya pertumbuhan, dan pembunuhan di luar hukum yang meluas, yang mengganggu para investor dan komunitas internasional.

Di Indonesia, Jokowi berhasil mempertahankan tingkat elektabilitas dimana hasil surveinya mendekati angka 68 persen menjelang Pemilu pada April nanti, kendati ekonomi melambat, mata uang jatuh, serangan teror di kota-kota besar, dan peningkatan ketegangan komunal. Jokowi juga dinilai bukan populis yang sempurna, menampilkan diri sebagai satu-satunya wakil rakyat melawan elit, tetapi sebagai pemimpin reformis dengan daya tarik populis. Namun, cap populis ini dinilai sedikit demi sedikit memudar karena mengadopsi gaya retorika Duterte melawan kriminalitas dan narkoba serta memilih ulama sebagai cawapresnya yaitu Ma'ruf Amin di tengah kekhawatiran pendukungnya yang lebih liberal.

Sementara itu, Jokowi menghadapi jenis populisme sayap kanan yang lebih keras yaitu Prabowo Subianto, yang telah mengadopsi bahasa apokaliptik yang memuji otoritas absolut dan memanfaatkan nostalgia masa lalu yang otoriter.

Bahkan jika Jokowi menang, diperkirakan dia akan terus bergerak ke kanan untuk mengadang Prabowo dan para pendukungnya, terutama dalam masalah hukum dan ketertiban atau masalah sosial-agama.

Di India, Modi berada di posisi yang lebih sulit, dengan tingkat elektabilitas yang merosot (pertengahan 2018 merosot di bawah 50 persen untuk pertama kalinya) dan partainya, BJP, mengalami serangkaian kekalahan pemilihan lokal bulan lalu.

Merosotonya elektabilitas Modi diperkirakan akibat meningkatnya ketidakpuasan masyarakat atas kegagalannya mewujudkan janji-janji ekonominya yang ambisius. Namun, Modi masih diharapkan memenangkan Pemilu tahun ini walaupun dengan suara yang lebih kecil dari sebelumnya.

Inilah yang disebut Heydarian sebagai "emerging market populism", yang mempengaruhi negara-negara dengan tradisi politik demokrasi yang relatif kuat.

"Ini adalah merek politik yang mungkin akan tetap bersama kita di masa mendatang di tengah ketidakpuasan yang tumbuh dengan kemampuan lembaga-lembaga demokratis untuk mengakomodasi kebutuhan kelas menengah yang meningkat," jelasnya.

"Pertumbuhan ekonomi mengilhami peningkatan eksponensial dalam ekspektasi masyarakat, tetapi institusi negara terlalu lambat untuk merespons," lanjutnya.

Ini berbeda dengan populisme di Barat, di mana stagnasi dan tekanan ekonomi serta migrasi berskala besar telah memperkuat dorongan yang berlarut-larut untuk proteksionisme dan perbatasan yang lebih ketat. Populisme, terutama sayap kanan, diperkirakan akan menjadi ciri utama politik regional di tahun-tahun mendatang. Hal ini mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap demokrasi.

Menurut Survei Pew, hanya sejumlah kecil warga di Filipina (15 persen), Indonesia (12 persen) dan India (8 persen) menyatakan komitmen terhadap politik perwakilan. Artinya, populisme cenderung bertahan lebih lama dari masa pemerintahan para pemimpin seperti Duterte dan Modi.

"Cara terbaik untuk mengalahkan populis bukan hanya dengan mengandalkan nilai, karena keyakinan demokratis telah merosot secara dramatis di tengah masyarakat. Dengan memaparkan ketidakmampuan dan salah kelola yang mereka lakukan, sambil menawarkan agenda politik alternatif yang menggabungkan hak asasi manusia dengan pemerintahan yang efektif, suara kelas menengah yang tidak puas dapat dikuasai," kata Heydarian.

Pemimpin Oposisi Venezuela Tuding Presiden Maduro Intimidasi Keluarganya

Pemimpin Oposisi Venezuela Tuding Presiden Maduro Intimidasi Keluarganya


AGEN CASINO ONLINE

Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido menolak berdialog dengan Presiden Nicola Maduro. Pada pekan lalu, Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara di tengah gejolak krisis politik dan ekonomi.

Guaido mengutus Carlos Vecchio belum lama ini ke Amerika Serikat (AS). AS adalah negara pertama yang mengakui posisi Guaido sebagai presiden sementara yang menimbulkan ketegangan antara AS dan Venezuela. Vecchio mengatakan pasukan oposisi tidak akan terlibat dalam dialog apapun yang diusulkan Maduro dan mendesaknya untuk mundur.

Guaido sendiri menolak kemungkinan dialog dengan pemerintah. Dia juga menuduh pasukan keamanan mengancam keluarganya dan menggeledah rumahnya untuk mencari istrinya.

"Saat ini, ada pasukan khusus polisi di rumah saya. Mereka mencari (istri saya) Fabiana. Pemerintah diktator beranggapan mereka bisa mengintimidasi kami. Saya meminta mereka bertanggung jawab atas semua yang bisa terjadi pada bayi saya yang berumur 20 bulan. Dari sini, saya sedang menuju rumah untuk melindungi keluarga saya, dan saya juga mengundang perwalikan diplomatik ikut bersama saya untuk mencari tahu tujuan sebenarnya dari pasukan tersebut," jelasnya saat berpidato di Universitas Venezuela, Caracas, dilansir dari Sputnik News, Jumat (1/2).

Guaido juga kembali mengulang pernyataannya di Twitter. "Saat ini FAES (pasukan khusus polisi) berada di rumah saya, rumah keluarga saya. Warga bernama Nicolas Maduro bertanggung jawab atas keselamatan (fisik) putri saya di sana."

Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini menegaskan kembali kesiapan pihaknya untuk mempertimbangkan sanksi baru atas krisis di Venezuela. Pernyataannya ini diungkapkan beberapa jam setelah Parlemen Eropa mengadopsi resolusi yang mendesak negara-negara anggota untuk mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela.

Guaido, yang merupakan presiden Majelis Nasional mendeklarasikan dirinya sebagai kepala negara Venezuela pada 23 Januari dan langsung diakui oleh AS dan beberapa negara lain. Maduro mengecam Guaido sebagai "boneka" AS dan menuduh Washington mengorganisir kudeta di negara itu. Rusia, Cina, Turki, dan negara-negara lain menyatakannya dukungannya untuk Presiden Maduro.

Pasukan Israel Tembak Remaja Putri Palestina Hingga Tewas

Pasukan Israel Tembak Remaja Putri Palestina Hingga Tewas


AGEN CASINO ONLINE

Pasukan Israel menembak seorang remaja putri Palestina berusia 16 tahun hingga tewas. Penembakan ini terjadi setelah remaja putri ini setelah dituduh menikam polisi perbatasan di titik pemeriksaan wilayah perbatasn antara Tepi Barat dan Yerusalem.

Berdasarkan laporan media setempat dan polisi, polisi perbatasan Israel menembakkan senjatanya ke Samah Zuheir Mubarak, seorang pelajar dari Tepi Barat, Ramallah, di Al Zaeem yang merupakan titik pemeriksaan yang memisahkan permukiman ilegal warga Yahudi di Tepi Barat dengan lingkungan yang terletak di Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Demikian dilansir dari Middle East Monitor, Jumat (1/2).

Keluarga Samah Zuheir menetap di Jalur Gaza. Keluarga menyebut pasukan Israel yang menembak Samah sebagai orang berdarah dingin.

Dalam video yang dirilis polisi Israel, Samah terlihat sedang berjalan menuju titik pemeriksaan. Di potongan video lainnya, dia terlihat berdiri di dekat sebuah kendaraan dan sekelompok pasukan Israel. Sesaat kemudian, petugas polisi mundur, remaja itu ditembak dari jarak dekat dan ambruk ke tanah.

Dalam potongan video yang lain, pasukan Israel terlihat menggeledah barang milik Samah seperti buku dan alat tulis dan mengosongkan tasnya. Kepala kepolisian Yerusalem Israel, Yoram Halevi, mengatakan remaja tersebut menarik sebuah pisau dan berusaha menikam tentara Israel yang berjaga di Al Zaeem. Karena itulah dia ditembak.

"Tidak jelas latar belakangnya, apa alasan anak itu (datang ke titik pemeriksaan)," ujarnya sembari menambahkan kejadian itu sedang diselidiki.

Penembakan ini terjadi setelah sedikitnya tiga warga Palestina dibunuh oleh pasukan dan penduduk Israel. Pada Sabtu lalu, Hamdi Naasan (38) dari Desa Al Mugheir, Tepi Barat meninggal setelah menderita luka parah setelah warga Israel dari permukiman terdekat melepaskan tembakan.

Ayman Hamed (18) dimakamkan di desanya di Silwad setelah tentara Israel menembak sampai tewas pada Jumat karena diduga melemparkan batu. Polisi Israel juga membunuh Riyad Shamasneh saat terjadi pengejaran di dekat Gerbang Kota Tua Damaskus di Yerusalem Timur pada Sabtu pagi.

Sejumlah kelompok aktivis HAM lokal dan internasional mengemukakan kekhawatirannya terhadap pasukan keamanan Israel yang kerap menggunakan kekuatan berlebihan ketika menghadapi orang-orang Palestina yang diduga melakukan serangan. Polisi Israel melonggarkan aturan penembakan terang-terangan pada bulan Desember 2015, yang memungkinkan petugas melepaskan tembakan dengan amunisi langsung pada mereka yang melempar batu atau bom api sebagai opsi awal, tanpa harus menggunakan senjata biasa terlebih dulu.

Trump Janji Tarik Pasukan AS Dari Afghanistan jika Perjanjian Damai Disepakati

Trump Janji Tarik Pasukan AS Dari Afghanistan jika Perjanjian Damai Disepakati


AGEN CASINO ONLINE

Amerika Serikat (AS) dan Taliban dilaporkan telah merampungkan kesepakatan yang akan mengakhiri perang panjang 17 tahun di Afghanistan. Kesepakatan berisi kepastian bahwa kelompok-kelompok teroris tidak diizinkan menjadikan Afghanistan sebagai basis operasi, AS dan negara-negara asing lainnya akan menarik pasukan mereka.

Presiden AS Donald trump menyampaikan pihaknya akan menarik pasukan dari Afghanistan setelah 17 tahun operasi militer jika perjanjian damai dengan Taliban disepakati. Pernyataan ini disampaikan Trump pada Kamis (31/1) setelah utusan perdamaian khusus AS Zalmay Khalilzad mengumumkan AS dan militan telah mencapai kesepakatan kerangka kerja untuk mengakhiri konflik di Afghanistan. Demikian dilansir dari Sputnik News, Jumat (1/2).

Isi kesepakatan termasuk menarik penuh pasukan asing dalam waktu 18 bulan, dengan syarat Taliban memberikan garansi tak akan lagi menjadikan Afghanistan sebagai basis Al Qaeda atau Daesh (ISIS) yang merupakan kelompok militan atau teroris. Kesepakatan ini belum ditandatangani dan detail lainnya masih belum jelas.

Pada saat yang sama, kelompok militan belum mencapai kesepakatan dengan Kabul, karena Kabul yang terakhir mendesak Taliban berpartisipasi dalam pembicaraan damai dan berjanji untuk mengurangi kehadiran militer asing.

Taliban, kelompok pemberontak, merebut kekuasaan di Afghanistan pada tahun 1996. Kekuasaan kelompok ini kemudian jatuh ketika AS menginvasi negara tersebut pada 2001 untuk perang balasan terhadap Al Qaeda pasca serangan 9/11. Washington mengatakan Afghanistan menjadi tempat persembunyian yang aman bagi jaringan teroris ketika Taliban berkuasa.

Sejumlah pasukan AS telah ditarik dari Afghanistan pada akhir 2014. Namun kontingen kecil tetap berlanjut mendukung pasukan bersenjata Afghanistan dalam memerangi terorisme.

Indonesia Layangkan Protes ke Vanuatu

Indonesia Layangkan Protes ke Vanuatu


AGEN CASINO ONLINE

Pemerintah RI melayangkan protes ke Vanuatu karena menyelundupkan separatis Papua ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan, Indonesia telah mengirim nota protes diplomatik resmi kepada Vanuatu terkait penyelundupan tokoh separatis Papua, Benny Wenda dalam pertemuan di Dewan HAM PBB di Jenewa pada 25 Januari lalu.

Retno menjelaskan nota protes dikirim ke Port Vila. "Pemerintah Vanuatu tidak menghormati kedaulatan Republik Indonesia dengan mendukung gerakan separatis Papua," jelasnya dikutip dari Antara, Jumat (1/2).

Sebelumnya beberapa media asing memberitakan Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda mengklaim telah menyerahkan petisi dengan 1,8 juta tanda tangan, yang berisi permintaan referendum kemerdekaan kepada Komisioner Tinggi Badan HAM PBB (Kantor KTHAM PBB), Michelle Bachelet pada Jumat 25 Februari 2019.

Benny juga mengklaim berbicara dengan Bachelet terkait situasi di Nduga --merujuk pada kasus penembakan kelompok bersenjata terhadap puluhan pekerja PT Istaka Karya pada Desember 2018-- dan meminta PBB mengirim tim HAM ke Papua.

Namun, agenda Benny di badan HAM PBB itu dilakukan dengan 'menumpang' delegasi Vanuatu yang dipanggil oleh Dewan HAM PBB untuk membahas Universal Periodic Review (UPR) situasi HAM di negara Pasifik itu. Vanuatu juga kerap menyuarakan persoalan Papua di forum-forum resmi PBB yang kemudian diprotes oleh diplomat Indonesia.

Mengomentari lebih lanjut soal sikap Vanuatu dan sepak terjang Benny Wenda, Retno mengatakan Benny memiliki pola riwayat manipulatif dan berita palsu.

"Saya tidak bicara karena itu klaim dia. Pola Benny Wenda itu biasanya manipulatif dan fake news, jadi kami tidak bisa mengatakan apapun mengenai 1,8 juta (penandatangan petisi)," tambah Retno usai mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Kamis (31/1).

Dia juga tak ingin berspekulasi mengenai petisi yang disebutnya tidak didasarkan pada maksud baik, karena diserahkan kepada KTHAM PBB Michelle Bachelet dalam pertemuan dengan delegasi Vanuatu. Insiden tersebut bukan hanya mengejutkan Bachelet, tetapi juga menempatkannya pada situasi yang tidak dapat dihindari.

"Dari penjelasan KTHAM PBB, sudah jelas bahwa dia (Bachelet) merasa di-fait accompli dalam pertemuan tersebut, karena yang bersangkutan (Benny) berbicara mengenai Papua di akhir pertemuan," pungkasnya.

PBB Sebut Hampir 5.000 Orang Tinggalkan Venezuela Setiap Hari

PBB Sebut Hampir 5.000 Orang Tinggalkan Venezuela Setiap Hari


AGEN CASINO ONLINE

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis data yang menyebut hampir 5.000 orang meninggalkan Venezuela setiap hari. Juru Bicara Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), Joung-ah Ghedini-Williams menyampaikan alasan warga Venezuela keluar dari negaranya karena kondisi yang tak menentu dan tak stabil di tengah krisis ekonomi dan politik.

"Brazil, Kolombia, Ekuador dan Peru masih menjadi negara yang menerima jumlah paling banyak warga negara Venezuela," jelasnya dilansir dari Antara, Jumat (1/2).

Data UNHCR menunjukkan 3 juta orang Venezuela telah meninggalkan negeri tersebut sejak 2015.

Pekan lalu, Juan Guaido, Ketua Majelis Nasional Venezuela mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara. Guaido kemudian didukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kanada dan sebagian negara Amerika Latin. Dukungan AS ini kemudian memantik kemarahan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro dan menuduh Guaido sebagai boneka AS.

Unjuk rasa besar terjadi di Venezuela sejak 10 Januari lalu saat prosesi pelantikan Maduro sebagai presiden untuk masa jabatan kedua. Setelah demonstrasi dan kerusuhan meletus di Venezuela, sedikitnya 268 pemrotes telah ditangkap sejak 21 Januari. Tujuh wartawan juga dilaporkan ditangkap setelah demonstrasi di Ibu Kota Venezuela, Caracas.

Prihatin Sanksi AS terhadap Venezuela

Sementara itu, ahli hak asasi manusia PBB menyampaikan keprihatinannya atas sanksi yang dijatuhkan AS atas Venezuela. "Saya sangat prihatin saat mendengar laporan bahwa sanksi ini bertujuan mengubah pemerintah Venezuela," kata Pelapor Khusus PBB, Idriss Jazairy dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (31/1).

Jazairy mengatakan sanksi tersebut dapat memicu krisis kesehatan. Termasuk dapat menyebabkan kelaparan dan kekurangan medis. Sanksi menurutnya bukan solusi atas krisis yang terjadi di negara itu.

"Memicu krisis kemanusiaan dan ekonomi bukan landasan bagi penyelesaian sengketa secara damai," tegasnya. Ia juga menyeru masyarakat internasional terlibat dalam dialog konstruktif dengan Venezuela guna menyelesaikan masalah tersebut.

Sanksi dijatuhkan AS terhadap perusahaan minyak nasional Venezudela, Petroleos De Venezuela SA (PDVSA). Sanksi ini bertujuan menekan Maduro agar menyerahkan kekuasaan kepada oposisi. AS berharap sanksi terhadap PDVSA dapat memblokir aset senilai USD 7 miliar dan menghilangkan USD 11 miliar pendapatan negara tersebut. Demikian disampaikan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton kepada wartawan di Gedung Putih, Senin (28/1). Sanksi ini menghentikan PDVSA mengumpulkan hasil minyak yang diekspor ke pelanggan AS, termasuk membekukan aset unit-unit PDVSA, termasuk Citgo, anak perusahaannya yang berbasis di AS, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Selasa (29/1).

Juan Guaido Siap Terima Dukungan Militer AS di Venezuela

Juan Guaido Siap Terima Dukungan Militer AS di Venezuela


AGEN CASINO ONLINE

Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido yang pekan lalu menyatakan diri sebagai presiden sementara mengatakan dia tidak menolak jika Amerika Serikat akan mengirimkan dukungan militer di tengah krisis politik saat ini.

Ketika ditanya wartawan CNN Christine Amanpour dalam sesi wawancara, Guaido menjawab melalui penerjemah: "Di sini kami berusaha melakukan apa saja untuk menekan Maduro dan semoga saja kami tidak perlu sampai ke skenario yang tidak semua pihak inginkan."

"Kami ingin mengembalikan harkat martabat bangsa ini dan menempatkan kembali kebebasan dan demokrasi di Venezuela," kata Guaido, seperti dilansir laman CNN, Jumat (1/2).

Guaido, 35 tahun, menuturkan dia sangat menghargai dukungan AS dan Rabu lalu dia juga berbicara dengan Presiden Donald Trump melalui sambungan telepon. Dia juga mengaku sudah berbicang dengan sejumlah pemimpin negara.

Hingga saat ini, pria lulusan teknik industri dan mantan ketua mahasiswa itu hampir tidak dikenali oleh dunia internasional

Guaido, pemimpin oposisi yang juga ketua Majelis Nasional mendeklarasikan sebagai presiden sementara pekan lalu. Pengumuman itu disambut riuh para demonstran di Ibu Kota Caracas dan setelah itu sejumlah pemimpin dunia mengakui dia sebagai presiden sementara Venezuela.

Guaido baru tiga pekan memimpin Majelis Nasional ketika dia mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara.

Dalam tulisan opininya yang dimuat di harian the New York Times kemarin, Guaido menyebut pemilu ulang yang membuat kembali terpilihnya Maduro pada 20 Mei 2018 itu tidak sah.

"Maduro sudah kehabisan waktu, tapi supaya proses lengsernya tidak banyak menimbulkan pertumpahan darah maka seluruh rakyat Venezuela harus bersatu menekan rezim ini," tulis Guaido.

Dia juga menambahkan, peralihan kekuasaan ini tidak akan terjadi tanpa dukungan dari 'pemerintahan yang demokratis' dan 'tokoh penting militer'.

Guaido mengaku dia sudah bertemu dengan para pejabat militer tapi dia tidak memberikan rencana jelas soal bagaimana cara mencabut dukungan militer dari Maduro.

Ini Jawaban Vanuatu Soal Selundupkan Tokoh Separatis Papua di PBB

Ini Jawaban Vanuatu Soal Selundupkan Tokoh Separatis Papua di PBB


AGEN CASINO ONLINE

Menteri Luar Negeri Vanuatu, Ralph Regenvanu menolak berbagai tuduhan yang dilontarkan Indonesia soal penyelundupan tokoh separatis Papua Benny Wenda dalam pertemuan di Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB pada 25 Januari lalu.

Regenvanu membenarkan Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda secara resmi terakreditasi dalam delegasi Vanuatu ke pertemuan PBB di Jenewa pada 25 Januari 2019 lalu.

Regenvanu mengatakan, "Pemerintah Vanuatu selalu mempertahankan pendiriannya dan dukungan di balik penentuan nasib sendiri untuk gerakan Papua Barat," demikian seperti dikutip dari DailyPost.vu, Jumat (1/2).

"Vanuatu baru-baru ini menegaskan kembali komitmennya dan merayakan pembentukan gerakan ULMWP dengan menjadi tuan rumah pertemuan di sini (Port Vila) beberapa tahun yang lalu, serta memberikan tanah untuk kantor ULMWP," kata Regenvanu.

Menteri Luar Negeri menekankan status posisi pemerintah Vanuatu adalah tetap membantu rakyat Papua Barat dalam perjuangan mereka untuk melakukan dekolonisasi.

Pemerintah RI sebelumnya melayangkan protes ke Vanuatu karena menyelundupkan separatis Papua ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan, Indonesia telah mengirim nota protes diplomatik resmi kepada Vanuatu terkait penyelundupan tokoh separatis Papua, Benny Wenda dalam pertemuan di Dewan HAM PBB di Jenewa pada 25 Januari lalu.

Retno menjelaskan nota protes dikirim ke Port Vila. "Pemerintah Vanuatu tidak menghormati kedaulatan Republik Indonesia dengan mendukung gerakan separatis Papua," jelasnya dikutip dari Antara, Jumat (1/2).

Berkenaan dengan komentar yang dibuat oleh pemerintah Indonesia, Menteri Regenvanu mengatakan salah satu cara yang dilakukan Vanuatu untuk mengatasi ini adalah dengan memungkinkan perwakilan dari gerakan ULMWP untuk masuk dan menjadi bagian dari delegasi Vanuatu ketika menghadiri pertemuan PBB, dan terutama di mana Vanuatu mengadakan pertemuan dengan Komisaris HAM PBB.

"Ini adalah kesempatan bagi ULMWP untuk mengangkat masalah Papua Barat dengan PBB, karena pada dasarnya itu adalah urusan yang belum selesai untuk PBB dan ada sangat sedikit jalan yang orang Papua Barat dapat gunakan untuk membawa perjuangan mereka ke perhatian atau terus membawa perjuangan mereka menjadi perhatian Komunitas Internasional sehingga Vanuatu akan terus membantu mereka dalam melakukan ini," kata Regenvanu.

"Vanuatu tidak menganggap gerakan Papua Barat atau ULMWP sebagai gerakan yang berbeda atau sebagai gerakan separatis, yang oleh pihak Indonesia telah dicap dan dianggap sebagai kasus wilayah, yang tidak pernah didekolonisasi dengan baik oleh PBB," tambahnya.

Regenvanu menegaskan setiap kali Vanuatu memiliki delegasi ke pertemuan PBB, itu adalah proses bagi Vanuatu dan negara-negara lain untuk menyerahkan catatan akreditasi yang mencantumkan semua anggota delegasi yang akan menjadi bagian dari delegasi resmi.

Raja Baru Malaysia Fans Setia Arsenal

Raja Baru Malaysia Fans Setia Arsenal


AGEN CASINO ONLINE

Sultan Pahang Abdullah Ri'ayatuddin hari ini dilantik sebagai Raja baru Malaysia. Abdullah terpilih sebagai raja setelah perundingan Dewan Penguasa.

Prosesi ini sekaligus menandakan masa jabatannya selama lima tahun mendatang.

Dalam upacara tersebut, band Resimen Kerajaan Melayu memainkan lagu nasional. Selanjutnya simbol raja diberikan, bersamaan dengan dilepaskannya 21 tembakan kehormatan. Demikian sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (31/1).

Sultan Abdullah kemudian memberikan inspeksi kepada pasukan khusus dari Kesatuan Militer Kesultanan Diraja Malaysia.

Selanjutnya, Sultan menuju Istana Negara untuk mengucapkan sumpah jabatan. Dalam upacara yang sama, Sultan Perak, Sultan Nazrin Shah, juga mengucap sumpah sebagai wakil raja.

Sebelumnya, bendera raja telah dikibarkan di Istana Kuala Lumpur, Malaysia, sejak tengah malam.

Sultan Abdullah naik takhta pada usia 59 tahun. Ia meneruskan Sultan Kelantan, Muhammad V yang menjadi raja dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah Malaysia.

Sultan Abdullah dikenal sebagai atlet yang memegang sejumlah jabatan di badan olahraga, termasuk FIFA. Ia juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Hoki Asia. Dan tak banyak orang tahu dia juga adalah penggemar setia klub sepak bola asal Inggris, Arsenal. Dia bahkan pernah beberapa kali menyaksikan pertandingan Arsenal di stadion ketika masih kuliah di Inggris.

"Kalau mau disebut, pemain favorit beliau adalah Thiery Henry yang pernah bermain di Arsenal dan juga penjaga gawang Pat Jennings karena beliau menyukai gaya mereka bermain," kata protokoler istana.

Raja baru Malaysia ini juga seorang yang cerdas, terbukti pernah menjalankan studi di Queen Elizabeth College, Oxford University, Inggris. Di sana, Sultan Abdullah mempelajari ilmu kebijakan luar negeri dan diplomasi.

Malaysia memang negara yang unik. Negeri jiran itu menerapkan sistem pemerintahan monarki konstitusional, dengan jabatan raja berganti setiap lima tahun berdasarkan rotasi.

Rotasi yang dimaksud harus melalui mekanisme pemilihan oleh Dewan Penguasa yang terdiri atas pucuk pimpinan sembilan negara bagian. Seluruh kesultanan itu bernapaskan Islam.

Ibu di India dan Empat Anaknya Dibunuh karena Dituduh Penyihir

Ibu di India dan Empat Anaknya Dibunuh karena Dituduh Penyihir


AGEN CASINO ONLINE

Polisi India menangkap enam orang dari Negara Bagian Orissa, India, karena terlibat pembunuhan seorang wanita yang dianggap sebagai 'penyihir'.

Salah satu polisi senior, Kavita Jalan, mengatakan tersangka utama perburuan penyihir, mengaku sebagai dukun.

Dukun itu menuduh Munda dan anak-anaknya yang tinggal di Distrik Sundergarh memberikan mantra tertentu kepada masyarakat. Munda memiliki anak berusia satu, empat, tujuh, dan 12 tahun.

Jenazah Mangri Munda dan empat orang anaknya ditemukan di sumur dekat rumah mereka, pada Sabtu lalu. Demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (31/1).

Pada Jumat tengah malam, sekelompok pria memaksa masuk rumah Munda yang diduga 'penyihir' itu. Kala itu ia dan anak-anaknya tengah tertidur. Sekawanan pembunuh kemudian menyerang dengan tongkat dan senjata tajam.

Di pedalaman India, perburuan penyihir memang cukup umum dilakukan. Biasanya tuduhan tersebut mengarah kepada perempuan, dan pada banyak kesempatan mereka berstatus janda.

"Sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran orang-orang di desa untuk menghentikan praktik (yang bersifat) takhayul tersebut," kata Kavita Jalan.

Tahun lalu, sembilan orang dihukum mati atas perbuatannya membunuh tiga orang dalam satu keluarga dengan alasan yang sama, dengan apa yang menimpa Munda.

Kasus seperti ini telah terjadi sebanyak 99 kali di Orissa pada 2017. Pada 2016 ada sebanyak 83 kasus.

Tidak hanya di Orissa, praktik ini juga terjadi di Assam dan Jharkhand.

Menurut ahli, takhayul yang berujung pembunuhan ini memang sangat sering menargetkan seorang janda dan anak-anaknya. Praktik itu, diduga dilakukan untuk menjarah tanah dan harta lain milik korban.