RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Senin, 07 Mei 2018

Sandiaga temui JK, Fadli Zon sebut masih terlalu awal bahas Anies Cawapres

Sandiaga temui JK, Fadli Zon sebut masih terlalu awal bahas Anies Cawapres


AGEN CASINO ONLINE

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai, terlalu dini untuk memutuskan duet antara Ketua Umum Prabowo Subianto dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pemilu Serentak 2019. Fadli menyebut, Gerindra akan berdiskusi dengan mitra koalisi untuk menentukan cawapres yang tepat untuk Prabowo.

Hal ini merespons pertemuan antara Ketua Tim Pemenangan Gerindra Sandiaga Uno dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam pertemuan itu, Sandiaga disebut meminta izin kepada JK agar Anies diusung menjadi cawapres Prabowo. Spekulasi itu diungkap Politisi Gerindra, Arief Poyuono.

"Itu masih terlalu awal lah ya. Kita masih punya waktu yang cukup kurang lebih tiga bulan, kita akan dudukan bersama sama," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/5).

Partai Gerindra, kata Fadli, masih harus membahas plus minus dari kandidat cawapres Prabowo yang saat ini ada bersama partai koalisi. Fadli memastikan partainya tidak akan memutuskan cawapres secara sepihak.

"Nanti calon yang diputuskan tentu akan digodok plus minusnya, kekuatan dan kelemahannya termasuk mengerucut kepada nanti satu calon yang disepakati bersama," klaimnya.

Sebab, menurutnya, yang terpenting saat ini adalah menjaga soliditas koalisi Prabowo. Sejauh ini juga belum ada mitra koalisi yang mengajukan nama Anies untuk mendampingi Prabowo.

Untuk itu, rencana mengusung Anies sebagai cawapres baru sebatas wacana.
Pertemuan dengan JK pun, lanjut Fadli, hanya bagian dari penjajakan.

"Belum ada, belum mengajukan, kita kan dalam posisi menerima nanti usulan-usulan dari parpol mitra koalisi. Itu nanti kita dudukan bersama," tuturnya.

Diketahui, Ketua Tim Pemenangan Gerindra, Sandiaga Uno bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK pekan lalu, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Sandiaga mengaku membahas soal Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono, pertemuan itu membahas agar JK bisa melepas Anies untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2019.

"Kan pak Anies didukung pak JK. Artinya akan meminta Pak Anies (untuk jadi cawapres Prabowo)," kata Arief.

Sebarkan kebencian di medsos, Keling terancam 11 tahun penjara

Sebarkan kebencian di medsos, Keling terancam 11 tahun penjara


AGEN CASINO ONLINE

Suyanto alias Keling warga Desa Sidorejo Kabupaten Lampung Selatan ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung. Penangkapan Keling terkait aksinya menyebarkan ujaran kebencian di sosial media. Pejabat Sementara Kepala Subdit II Ditreskrimsus Polda Lampung Kompol I Ketut Suryana menjelaskan, tersangka telah diincar selama dua minggu.

"Dia memakai akun FB untuk menyebarkan ujaran kebencian dengan menghina salah satu suku dan partai politik, sehingga menimbulkan keresahan di Lampung. Dari hasil penyelidikan, kita dapati ujaran kebencian juga di dalam ponsel Suyanto," kata Ketut kepada wartawan, Senin (7/5).

Akun FB atas inisial AS yang dipakai Suyanto merupakan milik temannya, dan AS kini telah ditetapkan sebagai saksi. Nama akun dan foto juga telah diubah Suyanto tanpa sepengetahuan AS.

"Sejauh ini masih kita dalami, apakah masih ada akun-akun lain yang digunakan untuk menyampaikan ujaran kebencian. Hasil pengembangan petugas, Suyanto dengan diam-diam meminjam akun AS, dan AS mengaku tidak mengetahui akan terjadi hal seperti ini," ungkapnya.

Ketut menjelaskan, pada saat proses penangkapan, Suyanto sedang duduk santai di teras rumah. Penangkapan itu tidak mengalami kendala berarti.

"Tidak ada perlawanan pada saat diamankan. Dia ini merupakan lulusan SMA dan mempelajari penyebaran ujaran kebencian dari belajar sendiri atau otodidak. Awalnya dari utak-atik ponsel dan mem-browsing internet," jelasnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah mempercayai setiap posting-an berita yang beredar di medsos dan kemudian membagikan. Pastikan terlebih dahulu sumber dan baca secara lengkap konten yang sedang ditemui di media sosial.

"Tolong hati-hati menyebarkan informasi. Harus dibaca secara keseluruhan dulu. Dibaca dululah termasuk sumbernya dari mana. Karena zaman sekarang sudah eranya 'jarimu harimaumu'. Jangan sampai kejadian yang sama terulang seperti orang-orang yang sudah diamankan Subdit II," katanya.

Ketut menyebutkan dari penangkapan Suyanto, didapati barang bukti satu ponsel, satu lembar capture berisi ujaran kebencian dan satu akun Facebook atas nama Fitrahh Wong.

"Suyanto ditetapkan sebagai tersangka dan kita kenakan dua pasal berbeda. Pasal tentang ujaran kebencian SARA dan diskriminasi ras atau etnis," tegasnya.

Sementara itu tersangka Suyanto mengaku kerap melakukan ujaran kebencian dengan isu utama menyoal SARA.

"Saya sadar melakukan ujaran kebencian itu. Saya posting melalui akun Facebook yang semula bernama AS dan mengubahnya menjadi Fitrah Wong," katanya.

Pelaku dikenakan Pasal 45A ayat (2) UU No 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dengan ancaman penjara 6 tahun dan denda Rp 1 miliar. Lalu, UU No 40 tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras atau etnis Pasal 16 Jo Pasal 4 huruf B angka 1 dengan penjara 5 tahun dan dengan Rp 500 juta.

Gerebek rumah produksi petasan di Tangerang, polisi sita 15 kg potasium

Gerebek rumah produksi petasan di Tangerang, polisi sita 15 kg potasium


AGEN CASINO ONLINE

15 kilogram potasium atau bahan dasar pembuat petasan diamankan dari rumah di Desa Saga, kecamatan Balaraja kabupaten Tangerang, Senin (7/5). Dari rumah produksi tersebut, polisi berhasil menangkap dua pekerja.

Kasat Sabhara Polres Kota Tangerang Kompol Hery Fitriyono menerangkan, dari temuan itu polisi berhasil menggagalkan produksi jutaan petasan yang dihasilkan dari sana.

"Tidak main main ada 15 kg potasium, ini bisa menghasilkan jutaan petasan," kata dia.

Menurutnya, rumah produksi petasan ilegal itu baru saja memulai produksi, diduga untuk kebutuhan petasan selama bulan puasa.

"Ini berdasarkan instruksi Kapolres, setelah kami menerima laporan masyarakat atas dugaan rumah produksi petasan, kami langsung bergerak. Dugaan sementara untuk diedarkan selama puasa, karena ini baru saja mulai," lucap dia.

Polisi juga masih mengembangkan asal muasal dan peredaran petasan yang dihasilkan. "Keterangan sementara, rumah ini adalah suplier potasium untuk produsen kecil-kecil yang ada. Jadi biasanya pemesan ambil satu kilo paling banyak. Jadi ini adalah agen besarnya," kata dia.

Kini kedua pelaku dan barang bukti 15 kg potasium serta ribuan petasan siap edar diamankan di Mapolresta Tangerang.