RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Rabu, 05 April 2017

Modus padamkan lampu SPBU, FA ditangkap kasus pembelian solar ilegal

Modus padamkan lampu SPBU, FA ditangkap kasus pembelian solar ilegal


AGEN KASINO

Polres Bontang di Kalimantan Timur, menangkap FA (30), tersangka penyalahgunaan BBM solar pada Sabtu (1/4). Dari penangkapan ini, polisi menyita 1.785 liter solar ilegal dalam 51 jeriken yang dimuat dari SPBU menggunakan mobil pikap.

"Saat diperiksa petugas, tidak ada izin pengangkutannya. Seperti diinformasikan Kapolres Bontang (AKBP Andy Ervin) itu solar bersubsidi," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Timur, Kombes Pol Ade Yaya Suryana, saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (5/4).

Diterangkan Ade, kepolisian awalnya menerima informasi adanya pengisian BBM solar dalam jerigen dalam jumlah besar, di SPBU di Jalan Arif Rahman Hakim, kelurahan Belimbing, kecamatan Bontang Barat.

Berangkat dari informasi itu, polisi memang melihat lampu SPBU memang sedang dipadamkan. Namun lampu nosel pengisian solar, tetap menyala.

"Tidak lama, keluar mobil pikap dari SPBU dan kita hentikan di Jalan Arif Rahman Hakim. Ternyata benar, pikap itu berisi banyak jeriken berisi BBM," jelas Ade.

"Untuk mengelabui petugas, jeriken di atas pikap itu, ditutupi tabung elpiji 3 kilogram, dan ditutup dengan terpal berwarna biru," tambah Ade.

FA sang pengendara pikap, tidak dapat mengelak lagi. Dia bersama barang bukti, dibawa ke Polres Bontang. Dari penyelidikan dan penyidikan kepolisian, FA ditetapkan sebagai tersangka, dijerat dengan Undang-undang No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

"Ancamannya 5 tahun penjara. Kasus itu, masih dikembangkan jajaran Polres Bontang ya," tutup Ade.

Ahok sambut baik rencana KPK awasi pembayaran KLB

Ahok sambut baik rencana KPK awasi pembayaran KLB


AGEN KASINO

Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak mempermasalahkan jika memang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ingin mengawasi pembayaran koefisien luas bangunan (KLB) pengusaha ke Pemprov DKI Jakarta. Sebab tidak ada pembayaran yang dilakukan masuk ke APBD DKI Jakarta.

Basuki atau akrab disapa Ahok ini mengatakan, pihaknya tidak pernah mendapatkan dana dalam pembayaran KLB dari pengusaha. Sebab semua yang diserahkan adalah berupa infrastruktur, di mana nantinya akan dicatatkan dalam data aset Pemprov DKI Jakarta.

"Kita enggak pernah pakai dana KLB. Jadi KLB itu duitnya enggak pernah kita ambil, itu dalam bentuk dia kerjain infrastruktur lalu pakai apprasial dicatat ke aset. Jadi kita enggak pernah pakai uang KLB masuk APBD," kata Ahok di Jalan H. Syaip, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (5/4).

Dia mengungkapkan, pengusaha yang tidak segera membayarkan KLB mereka akan semakin kesulitan karena dana yang mereka keluarkan harus lebih besar. Karena salah satu penentu penghitungan KLB adalah nilai jual objek pajak (NJOP), di mana setiap tahunnya selalu naik.

"Kalau kamu punya kewajiban bayar misal Rp 100 miliar nah itu bukan uangnya. Rp 100 miliar itu juga bisa naik terus loh, kalau kamu enggak mau bayar barang ini akan ikutin rumus NJOP, jadi kamu akan didesak cepat-cepat sumbang barang kan. Kalau mau sumbang trotoar berapa terserah kamu deh, tapi pakai standar kita, pakai appraisal," katanya.

Mengenai rencana adanya pengawasan dilakukan oleh KPK mengenai pembayaran KLB tersebut kepada Pemprov DKI, Ahok menyambut baik niatan tersebut. Karena selama ini mereka tidak bisa menerima pembayaran berupa dana lantaran terkendala Peraturan Menteri Dalam Negeri.

"(KPK awasi KLB) lebih bagus," tutupnya.

Sebelumnya, Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan dirinya pernah bertemu dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membahas kompensasi terhadap koefisien lantai bangunan (KLB). Pertemuan digelar ia saat masih menjadi pelaksana tugas gubernur periode pertama, Oktober 2016-Februari 2017.

Soni, sapaan Sumarsono, tidak membeberkan secara rinci isi pertemuan tersebut. "Cuma silaturahmi," ujar Soni, sapaan Sumarsono, di Balai Kota, Senin, 3 April 2017.

Menurut Soni, ada beberapa poin penting yang ditanyakan oleh KPK. Salah satunya adalah soal pencatatan sistem keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebagai pelaksana tugas, Soni memaparkan sistem yang telah berlaku di Pemprov DKI Jakarta, termasuk pecatatan KLB dan corporate social responsibility (CSR) yang diterima Pemprov DKI selama ini.

"Jadi soal pencatatan saja, dan kami paparkan apa adanya karena tidak ada yang perlu sesuatu yang kami tutupi sistemnya," ujar dia. Soni menuturkan pemaparan tersebut juga disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Soni mengatakan dalam pertemuan tersebut, KPK juga meminta Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan akuntabilitas atau sistem administrasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang baik. "Sehingga kita punya sistem yang baik dan bisa dicontoh oleh daerah lain," ujar Soni.

Menurut Soni, pertemuan tersebut juga sempat membahas KLB yang tidak pernah dicatat dalam APBD. Namun, pembahasan tersebut, kata dia, masih dalam bentuk diskusi dan wacana. Sementara itu, Soni menilai segala bentuk bantuan yang diterima dalam bentuk fisik, tidak bisa dimasukkan dalam APBD DKI Jakarta.

"Kan kalau barang masuk APBD enggak bisa (dicatat). Sumbangan CSR itu 'kan barang. Misal, dibangunkan satu jembatan, kalau masuk APBD bagaimana caranya?" ujar Soni.

Kemudian, setiap fisik yang diterima sebagai sumbangan atau kompensasi akan ditentukan nilai apraisalnya karena Pemprov DKI tidak bisa menerima bantuan dalam bentuk uang. Baru kemudian, baik KLB ataupun CSR akan masuk dalam sistem pencatatan sebagai aset Pemprov DKI Jakarta.

"Ya, (KPK) enggak ada maunya. Yang (mereka) ingin tahu sistemnya aja. Jadi ingin mendalami lebih lanjut. Untuk menyumbang pemikiran terbaik untuk sistem pengawasan," kata Soni.

Tim Ahok-Djarot: Agama & tempat ibadah sejatinya steril politisasi

Tim Ahok-Djarot: Agama & tempat ibadah sejatinya steril politisasi


AGEN KASINO

Juri Bicara Tim Pemenangan Ahok- Djarot, Gunawan Hidayat menegaskan pihaknya sangat menghormati kebebasan berpendapat setiap warga negara dalam rangka melahirkan demokrasi yang berkualitas. Dia mengimbau, sebaiknya agama dan tempat ibadah tak dipolitisasi.

"Agama dan tempat ibadah sejatinya steril dari upaya politisasi, karena watak agama yang suci, luhur, dan agung," ujar Gunawan di Jakarta, Rabu (5/4).

Gunawan menuturkan, pasangan nomor dua ini punya tanggung jawab menjaga suasana kehidupan yang Islami, damai dan harmonis pada masa Pilgub. Tidak perlu ada provokasi dan intimidasi terhadap siapapun.

"Kami berharap setiap warga dapat memilih secara rasional dan bertanggung jawab tanpa ada ada tekanan dan intervensi dari siapapun," tutur dia.

Islam, lanjut Gunawan, telah menjadi bagian penting dalam pembentukan Indonesia. Sejarah umat Islam Indonesia, khususnya NU dan Muhammadiyah adalah sejarah yang turut serta mendukung pemerintahan yang sah dalam menyelesaikan agenda-agenda pembangunan dan kerakyatan.

"Mari kembali ke Pancasila sebagai titik-temu dari berbagai kebhinnekaan agama, suku, ras, dan bahasa," kata dia.

Dalam prosesnya, kata Gunawan, Ahok-Djarot terus berkontribusi untuk peningkatan kualitas keislaman warga Jakarta. Seperti membangun masjid-masjid raya dan masjid di rusun. Contohnya, pembangunan Masjid Fatahillah di Balaikota. Masjid Hasyim Asyari di Daan Mogot. Nama masjid itu sebagai penghargaan untuk mengenang jasa Hadratussyaikh Hasyim Asyari sebagai peletak paham Ahlussunnah wal Jamaah yang memperkuat solidaritas kebangsaan.

Dalam waktu dekat, Ahok-Djarot juga akan membangun Masjid Raya di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, dan akan memberi nama Masjid KH. Ahmad Dahlan untuk mengenang jasa KH Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah sebagah wadah Islam yang berkemajuan, dan Masjid Haji Cjokroaminoto sebagai guru para tokoh bangsa dan peletak wawasan Islam yang mewujudkan keadialan sosial.

"Ketiga masjid ini akan menjadi pusat Tahfidzul Quran (hafalan Alquran) dan pusat Fahmul Quran (pemahaman Alquran)," tutup dia.

Bupati Manggarai Barat bangga Valentino Rossi liburan ke Labuan Bajo

Bupati Manggarai Barat bangga Valentino Rossi liburan ke Labuan Bajo


AGEN KASINO

Bupati Manggarai Barat, Agustinus CH. Dula merasa bersyukur atas kedatangan pembalap MotoGP Valentino Rossi ke Labuan Bajo, beberapa waktu lalu. Tak hanya Rossi, ternyata pebalap Formula 1 juga pernah mampir ke lokasi wisata Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

"Kemarin valentino Rossi, bagaimana dia datang ke Labuan Bajo, paling tidak ini sudah merupakan pengakuan, kalau yang kalian 'ngomong' itu benar. Sebelumnya juga pembalap Fernando Alonso, itu pernah. Saya juga kadang suka menyesal karena tahunya pas mereka sudah pulang, yang jelas dampak positifnya itu bangga," ujar Agustinus di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Agustinus menuturkan sering mengingatkan kepada stafnya jika ada publik figur yang berlibur ke Labuan Bajo atau Pulau Komodo untuk diinformasikan ke media sosial. Tujuannya, untuk memerlihatkan daya tarik wisata dan keindahan pulau tersebut.

"Saya suka bilang ke staf saya kalau tahu ada publik figur yang datang, informasikan ke media sosial. Untuk menarik minat para wisatawan lokal maupun mancanegara," jelas dia.

Bupati Manggarai Barat, Agustinus CH. Dula 2017 Merdeka.com
Dia menjelaskan, setiap tahun wisatawan yang datang ke lokasi wisata di wilayah Manggarai Barat selalu meningkat. Agustinus mengaku banyak hal yang harus dibenahi untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan.

"Ya mungkin masih dua tahun lagi (pembenahan) ya, saya masih tunggu air dan listrik, saya selalu wanti-wanti dengan dampaknya, takutnya wisatawan datang listrinya mati hidup, atau airnya kurang. Saya tetap memprioritaskan air dan listrik, saya tidak mau dimaki-maki orang dan tidak mau ke situ lagi, jadi nanti 2 hal itu beres, kita sudah siap dengan banyaknya wisatawan dunia," ungkap dia.

Menurut Agustinus, wisatawan yang datang tahun ini sudah mencapai 80 ribu. Meningkat dari tahun lalu yang sebanyak 60 ribu wisatawan. "Jadi menurut saya sampai Desember nanti bisa lebih," tutup dia.

Pria di Riau ini berani pelihara king kobra yang bunuh petani karet

Pria di Riau ini berani pelihara king kobra yang bunuh petani karet


AGEN KASINO

Satu keluarga di Desa Mentulik Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, menjadi pusat perhatian karena memelihara satwa liar yang mematikan dan ditakuti manusia, yakni dua ular jenis Raja Kobra liar.

Berdasarkan pantauan Antara di rumah sederhana milik keluarga Anas K di Desa Mentulik, Sabtu, dua hewan berbisa itu menjadi tontonan warga setempat. Kegiatan tidak lazim ini berawal dari anak sulung Anas K. bernama Ice Habibi, yang sejak kecil punya keahlian alami menjinakkan hewan liar yang berbisa.

"Ular raja kobra ini jantan dua-duanya. Satu panjangnya empat meter, dan satu lagi tiga meter," kata Ice Habibi kepada Antara pekan lalu.

Di tangan pemuda berusia 22 tahun itu, dua binatang berdarah dingin tersebut terlihat sangat jinak dan tidak melawan. Keduanya bahkan terlihat tenang, menjalar di tangan dan badan Ice Habibi.

Padahal, salah satu ular tersebut sudah merenggut nyawa seorang petani karet setempat pada awal Maret lalu sebelum ditangkap oleh Ice.

Seekor ulang yang paling panjang, ditangkap Ice Habibi di Desa Kepau Jaya Kecamatan Siak Hulu, Kampar, karena meresahkan warga setempat. Seorang warga disana digigit saat memanen getah karet dan nyawanya tidak bisa tertolong.

Sementara itu, seekor ular lainnya ditangkap Ice Habibi di lahan kelapa sawit milik warga tempat tinggalnya di Desa Mentulik pada 28 Maret lalu.

"Semuanya saya tangkap pakai tangan kosong. Mereka tidak menggigit saya," kata Ice ketika ditanya cara menjinakkan ular raja kobra tersebut.

Dia mengatakan, tidak pernah merasa takut menjinakkan hewan liar. Dia mengaku sejak kecil memang kerap menangkap binatang liar, sehingga sampai sekarang kerap diminta tolong oleh warga untuk menangkap ular dan sejenisnya.

"Saya pernah digigit ular waktu masih kecil, mungkin waktu umur 10 tahun. Tapi saya masih sehat," ucapnya.

Dua ular liar jenis Raja Kobra yang kini dipelihara Ice Habibi di depan rumah orangtuanya di Desa Mentulik, kerap menjadi tontonan warga dan langsung "viral" di media sosial.

Sekali makan butuh 7 anak ayam

Kedua ular berbisa itu ditempatkan di dalam sebuah kandang kayu berukuran sekitar delapan meter persegi. Ice Habibi bersama adik-adiknya memberi makan ular itu dengan anak ayam.

Selain itu, beberapa kali Ice Habibi juga kerap menunjukan kemampuannya bermain bersama ular raja kobra itu kepada warga setempat, dan dari penampilan itu mendapat sumbangan sukarela.

"Sekali makan satu ular itu saya kasih tujuh ekor anak ayam," ujarnya.

Ayah Ice Habibi, Anas K. mengatakan tidak pernah mengajari anaknya menangkap ular. Namun, ia juga tidak pernah melarang anaknya melakukan tindakan berbahaya itu karena percaya bahwa Ice Habibi punya kemampuan lebih untuk menjinakkan binatang liar. Ia percaya keahlian anaknya itu merupakan anugerah karena Ice Habibi lahir dalam kondisi tidak normal karena terbungkus kantong ketuban.

"Waktu lahir Ice terbungkus kulit ketuban, namun masih hidup. Kulit itu saya simpan, dan waktu sudah agak besar saya masak dan dimakan olehnya (Ice). Dari kecil dia memang kuat," ujar Anas K.

Kehebatan Ice Habibi kini menjadi buah bibir di tengah warga setempat. Sebabnya, pria yang hanya bersekolah hingga kelas tiga SD itu mampu menaklukkan ular berbisa jenis Raja Kobra hanya dengan tangan kosong.

Seorang warga Desa Mentulik, Aprijal, mengaku sangat takjub dan tidak merasa takut melihat Ice Habibi dan keluarganya memelihara ular berbisa itu. Bahkan, warga merasa tertolong oleh kemampuan unik Ice Habibi.

"Saya yang meminta tolong kepadanya menangkap ular raja kobra di kebun sawit saya, dan sekarang ular itu dipeliharanya. Saya lihat sendiri, dia langsung menangkap kepala ular itu dengan tangan kosong," kata Aprijal kepada Antara, Jumat.

Bahkan, ia mengatakan warga justru merasa tertolong karena setiap ada binatang berbisa seperti kelabang dan ular, Ice mau membantu menangkapnya. "Dia tidak minta dibayar, justru kami yang kadang memberi uang sukarela," lanjut Aprijal.