RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Kamis, 21 September 2017

Aroma mistis di tengah pencarian Rimba yang tenggelam di Sungai Karang Mumus

Aroma mistis di tengah pencarian Rimba yang tenggelam di Sungai Karang Mumus


AGEN CASINO ONLINE

Tim SAR gabungan bersama warga, masih mencari Rimba (35), korban tenggelam di Sungai Karang Mumus (SKM), di kawasan Jalan AM Sangaji, Kelurahan Bandara, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur. Tidak hanya itu, pencarian korban pun juga dilakukan melalui ritual.

Pantauan merdeka.com di lokasi, sepanjang hari ini, sudah dua kali dilakukan warga di bantaran SKM. Yang kedua, dilakukan sore tadi, sekira pukul 16.20 WITA. Warga di atas perahu, menabur beras kuning di sungai, serta menghampar kain kuning juga di permukaan air sungai.

Seketika itu, ada seorang bocah, yang mendadak kesurupan. Ibunya pun, ikut kesurupan, setelah berusaha menenangkan anaknya. Seketika, jari jemari sang ibu pun terlihat menguning.

Disusul, seorang perempuan lainnya, ikut kesurupan. Memang, upaya pencarian korban ini, juga kental dengan aroma mistis.

"Percaya tidak percaya, korban (Rimba) ini, ada di dasar sungai, disimpan oleh penunggu buaya putih," kata warga setempat, Nasrullah, saat berbincang bersama merdeka.com, di lokasi, Kamis (21/9).

Tidak jauh dari bibir sungai, ada beragam bahan ritual seperti telur ayam kampung. Namun masih diperlukan lagi antara lain kembang, pisang ambon serta daun sirih.

"Jadi diperlukan semacam sesajen untuk penawarnya. Agar, jasad korban dimunculkan ke permukaan. Sekali lagi, percaya tidak percaya, itulah yang dilakukan," ungkap Nasrullah.

"Ya, memang ritual-ritual semacam ini, juga bagian dari upaya pencarian terhadap korban," timpal salah seorang relawan siaga bencana, dari Peduli Lingkungan (Pelik), Mujadi.

Masih di lokasi kejadian, Ketua RT 16 Kelurahan Bandara Kasim, membenarkan ritual yang dilakukan warganya, untuk mencari Rimba. Sungai tempat korban tenggelam, meski ada di sekitar tempat tinggal, bukanlah sungai biasa, yang memang sungai khas Kalimantan.

"Saya merantau di Samarinda tahun 1972, dan tinggal di bantaran sungai ini tahun 1977. Dulu, tidak ada yang berani melintas di sungai jam 5 sore ke atas. Meski cuma menyeberang yang jaraknya dekat. Itu sudah kepercayaan turun menurun," ungkap Kasim.

"Jadi, di samping pencarian dari SAR, ritual ini juga bagian dari pencarian korban. Yang konon, dari omongan warga saya yang kerasukan, korban ada di dasar sungai. Padahal arusnya lihat sendiri, deras kan Pak?" terang Kasim.

Hingga pukul 18.15 Wita petang tadi, penyisiran sungai sementara dihentikan. Rencananya, kembali dilanjutkan malam ini, dibantu dengan penerangan lampu.

Diketahui, Rimba tenggelam di SKM, Rabu (20/9) malam kemarin, sekira pukul 19.00 Wita. Sebelum itu, dia sedang asik main ponsel, di seberang sungai area Pasar Segiri. Belakangan, terdengar letusan tembakan yang membuat panik Rimba dan 4 temannya. Kelimanya melompat ke sungai. Empat di antaranya kembali ke darat, dan Rimba yang belakangan diketahui tidak bisa berenang, tidak terlihat.

0 komentar:

Posting Komentar