RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Rabu, 04 Oktober 2017

Amnesty International nilai demokrasi Indonesia masih rapuh

Amnesty International nilai demokrasi Indonesia masih rapuh


AGEN CASINO ONLINE

Direktur Amnesty International Usman Hamid mengatakan, ada yang salah dari sistem demokrasi Indonesia saat ini. Menurut dia, demokrasi saat ini sangat rapuh di mana banyak elit-elit politik yang memanfaatkannya untuk memecah belah kesatuan dengan berbagai macam cara.

Dia mengatakan, ini dapat dilihat saat pemilu Pilkada DKI Jakarta. Banyak elit yang menggunakan politik identitas untuk membelah kondisi masyarakat berdasarkan agama, suku, dan seterusnya.

"Masih terpengaruh pembelahan sosial berdasarkan kebijakan agama dan suku sehingga banyak di antara mereka kan belum puas pada Ahok tidak mau memilih Ahok karena dia non muslim misalnya," kata Usman Hamid di Jakarta, Rabu (4/10).

Dia menambahkan, demokrasi rapuh karena ada pergeseran-pergeseran illiberal yang tertuang dalam berbagai bentuk. Dia mencontohkan diskriminasi dalam kelompok minoritas seperti Ahmadiyah, kemudian isu terkait kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Usman melanjutkan, ditingkat para pemilih isu Hak Asasi Manusia terkesan disampingkan. Pemilih saat ini lebih tertarik pada isu ekonomi dibandingkan isu HAM.

Menurut dia, isu HAM ini juga sangat penting dalam demokrasi Indonesia karena menyangkut kesejahteraan masyarakat, menyangkut hak asasi pekerjaan. Untuk itu perlu pencerahan dari semua lini mulai dari elit politik sampai warga sipil agar demokrasi Indonesia sesuai dengan koridor yang ada tanpa diskriminasi satu sama lain.

"Misalnya para aktivisnya, para wartawannya yang mungki belum cukup memberikan semacam pendidikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat secara luas. Atau juga ada solusi menghadirkan alternatif politik saya kira juga itu penting," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar