RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Senin, 09 Oktober 2017

Pentingnya merawat keragaman agar perpecahan tak terjadi

Pentingnya merawat keragaman agar perpecahan tak terjadi


AGEN CASINO ONLINE

Merawat keragaman untuk menjaga persatuan di sebuah negara amatlah penting. Sebab jika tidak perpecahan niscaya akan terjadi.

Mantan menteri di era Presiden Gus Dur dan Presiden Soeharto, Sarwono Kusumaatmadja, berefleksi saat dirinya tinggal di Yugoslavia. Menurutnya, tanda-tanda perpecahan di negara itu sudah mulai terasa saat anak-anak kecil mulai menjelekan kelompok lain.

Menurutnya, hal yang sama sudah mulai terjadi di Indonesia yakni anak-anak kecil menjelekkan kelompok lain.

"Itu adalah peringatan keras yang harus dicermati. Tapi sebenarnya tidak ada orang yang berseteru karena suku, ras, agama itu hanya simbol belaka, dari dulu yang membuat perseteruan sebenarnya selalu tiga hal, yaitu; air, makanan dan energi," katanya dalam acara diskusi di Festival Ragam Nusantara di Kota Tua, Jakarta, dalam siaran pers, Senin (9/10).

Dia mengatakan, motif manusia bekerja sama atau bermusuhan ditentukan dari persepsi tentang metode bertahan hidup.

"Maka jika Indonesia mau jaya harus memperkuat persepsi kesatuan dalam keragaman untuk ketahanan," katanya.

Dosen Filsafat UI, Saraswati Putri mengatakan, untuk menjaga keragaman, para penopang keragaman yaitu masyarakat adat harus dilindungi. Dia mempertanyakan bagaimana keragaman Nusantara dapat terawat apabila persekusi terhadap masyarakat adat terus berlangsung.

Festival Ragam Nusantara di Kota Tua juga dimeriahkan pameran foto, bazar, musik dan tari. Hari kedua festival, diadakan Rembug Pemuda untuk Politik Arif (Redapolar) II, sebuah forum diskusi pemuda lintas profesi dan organisasi yang bertujuan meredakan polarisasi politik. Peserta diskusi adalah; Lukas Simanjuntak (advokat), Maksum Syam (peneliti pedesaan), Yennie Heriachandra (penggiat upaboga), Wira Herdiansyah (koki), Kanti W. Janis (advokat/novelis), bersama Sunil Tolani (motivator/pengusaha) sebagai moderator.

Hari berikutnya, Savic Ali Direktur NU on-line dan Damar Juniarto SafeNet Indonesia secara bergantian memaparkan usaha-usaha merawat keragaman dengan media sosial.

Diskusi pada hari Sabtu bertema "Pentingnya Merawat Keragaman Pengetahuan Lokal," dengan Eko Cahyono Direktur Sajogyo Institut dan Nia Sjahrifudin Ketua Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika. Eko memaparkan konflik agraria banyak bersumber pada cara pandang korporasi yang menyederhanakan pergusuran dengan kompensasi materiil. Padahal setiap masyarakat memiliki hubungan emosional, ikatan sejarah dan budaya dengan tanah yang didiaminya.

0 komentar:

Posting Komentar