RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Sabtu, 04 November 2017

AHY, mantan prajurit yang makin memesona di panggung politik

AHY, mantan prajurit yang makin memesona di panggung politik


AGEN CASINO ONLINE

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sepertinya makin serius terjun ke dunia politik. Setelah kalah pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta akhir 2016 lalu, AHY kini terlihat semakin sering melakukan safari politik. Dalam catatan merdeka.com, AHY dalam waktu sebulan terakhir kunjungan ke berbagai daerah seperti NTB dan belum lama ini ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Tak hanya itu, ia juga bertemu beberapa tokoh nasional mulai dari Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto. Bahkan AHY juga menemui mantan rival politiknya dalam Pilkada DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok belum lama ini di Rumah Tahanan Brimob, Kelapa Dua, Depok.

Pertemuannya dengan Prabowo di kediaman orangtua Prabowo di Kertanegara, Jakarta mengundang spekulasi bahwa keduanya akan dipasangkan dalam Pilpres 2019 mendatang. AHY memang disebut-sebut akan menjadi penerus SBY untuk berkiprah di ranah kepemimpinan nasional.

Saat berkunjung ke Mataram, NTB pada Mei lalu, ribuan warga memadati Taman Sangkareang dan area car free day Udayana di mana AHY hadir dalam sebuah acara yang digelar Partai Demokrat. Salah satu alasan warga memadati tempat itu karena ingin melihat langsung AHY. Bahkan tak sedikit warga yang berteriak "Pemimpin ganteng" saat melihat AHY yang saat itu didampingi Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi.

Daerah yang terakhir dikunjungi suami Anissa Pohan ini yaitu Makassar, Sulawesi Selatan pekan lalu. AHY hadir di Makassar dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dengan menjadi pembicara dalam kuliah kebangsaan di kampus Universitas Hasanuddin. Di hadapan 2 ribu peserta kuliah kebangsaan, AHY membeberkan gagasannya tentang Indonesia Emas 2045. Menurutnya, ada tiga syarat menuju Indonesia emas. Di antaranya, negara ini harus benar-benar aman dan damai, adil dan sejahtera, serta harus maju dan mendunia.

"Indonesia emas 2045 cita-cita bersama. Tentu banyak tantangan yang akan dihadapi. Apalagi saat ini di abad 21," kata dia kala itu.

Selain meresmikan pembukaan The Yudhoyono Institute dan menghadiri konsolidasi temu kader Partai Demokrat yang dihadiri seluruh ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sulawesi Selatan serta simpatisan, dalam kunjungan tiga harinya itu, 26-28 Oktober, ia juga mengunjungi kediaman Wapres Jusuf Kalla.

Namun Wapres Jusuf Kalla membantah ada agenda politik dalam kunjungan AHY ke kediamannya. Kunjungan AHY, kata JK, hanya silaturahmi biasa. "Ndak, temanya silaturahmi, ndak, ndak, dukung bagaimana?" tegasnya, Minggu (29/10).

Petinggi Partai Demokrat menyambut positif safari politik AHY. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto, AHY memiliki potensi menjadi pemimpin masa depan sehingga perlu belajar dari pengalaman para tokoh bangsa.

"Kita melihat mas Agus ini kalau dari kalangan bawah, kalangan muda, terutama kalangan muda yang di daerah-daerah atau pun yang di kota pun juga, itu kan mempunyai juga mempunyai kemampuan untuk next leader ke depan," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/11).

Menurutnya melalui silaturahmi dengan banyak tokoh diyakini bisa memperbesar kans AHY menjadi pemimpin. Kendati ia tak menegaskan safari politik itu guna memuluskan pencalonan AHY dalam Pilpres nanti.

"Kalau kita juga sering silaturahmi pasti juga yang bagus. Sehingga hal-hal tujuan yang apapun pasti apabila kita sering silaturahmi tentunya akan menunjang daripada suatu keberhasilan daripada tujuannya," tegasnya.

Safari politik yang dilakukan AHY, kata Agus merupakan dorongan dari kader dan pemuda di seluruh Indonesia. Banyak kawula muda dan masyarakat disebut menginginkan AHY menjadi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang.

Safari politik AHY juga ditanggapi politisi PKS, Hidayat Nur Wahid. Menurutnya safari politik AHY tak perlu dikaitkan dengan Pilpres. Ia berpendapat jika AHY maju dalam Pilpres justru akan berisiko. Salah satu faktornya adalah belum digugurkannya aturan ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen dalam UU Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Beragam hal yang bisa terjadi apalagi kaitannya dengan UU tentang Pilpres yang sekarang masih di MK. PT mau pun masalah koalisi pada Pilkada 2018," jelasnya.

Meski demikian, Hidayat menyambut positif langkah AHY sowan ke sejumlah tokoh dan negarawan. Hal itu diyakini bisa menghilangkan anggapan publik bahwa ada permusuhan antar tokoh politik. "Setelah itu maka rakyat pun tidak kemudian tidak berada dalam posisi mencurigai memperbesar jarak ketidakberkawanan," ujar Hidayat.

Dukungan AHY sebagai pemimpin nasional juga datang dari sekelompok relawan yang menamakan diri Pro-1 (Pro One). Relawan ini mendeklarasikan pencalonan Muhaimin Iskandar-AHY sebagai capres dan cawapres. Ketua Pro One Baihaqi Maisin melihat kedua sosok tersebut adalah calon yang mampu membawa aspirasi anak muda. Bahkan dua nama tersebut dinilai mempunyai kans besar sebagai pasangan capres-cawapres. Posisi Cak Imin sebagai Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan AHY sebagai 'putra mahkota' Partai Demokrat, menjadi alasan mereka.

Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan juga menilai AHY berpotensi diusung dalam Pilpres 2019. Pertimbangan mengusung AHY salah satunya karena melihat respons masyarakat saat pensiunan TNI berpangkat mayor itu mengunjungi sejumlah daerah.

"Kalau kami yakin kan di 2019, Anda lihat sendiri AHY, kami siapkan kader-kader. Kami siap termasuk AHY kemarin dia di Sulsel mendapatkan respons luar biasa biarkan berproses apa aja," jelasnya, Senin (30/10) di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng Jakarta Pusat.

0 komentar:

Posting Komentar