RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Kamis, 24 Mei 2018

Survei RTK: Masyarakat pendukung dan penolak 2019 Ganti Presiden seimbang

Survei RTK: Masyarakat pendukung dan penolak 2019 Ganti Presiden seimbang


AGEN CASINO ONLINE

Hasil survei Roda Tiga Konsultan (RTK) menunjukkan masyarakat yang setuju dan tidak dengan isu gerakan 2019 Ganti Presiden memiliki jumlah seimbang. Sebanyak 38,3 persen menyatakan setuju terhadap gerakan tersebut. Sementara yang tidak setuju sebesar 36,8 persen. 25 persen masih menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.

"38,3 persen setuju, 36,8 persen tidak setuju masih dalam margin of error, ini peluang Jokowi masih fifty fifty," kata Direktur Riset RTK Rikola Fedri saat rilis survei di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (24/5).

Untuk presiden pilihan yang menyatakan setuju dengan gerakan ganti presiden, Prabowo Subianto paling favorit dengan angka 47,7 persen. Agus Harimurti Yudhoyono menempati urutan kedua dengan 7,8 persen. Urutan ketiga ada Gatot Nurmantyo 6,7 persen. Diikuti Tuan Guru Bajang Zainul Majdi 2,4 persen, lalu Anies Baswedan 1,8 persen, 20,4 nama lain.

"Dari 38,3 persen yang menyatakan setuju Ganti Presiden 2019, 47,7 persen memilih Prabowo, 7,8 persen memilih AHY, dan 6,7 persen memilih Gatot," kata Rikola.

Menanggapi ini, politisi PDIP Eva Sundari mengomentari hal ini yang mempengaruhi persepsi publik. Sehingga, meski kepuasan publik atas kerja Jokowi tinggi, ada yang menyatakan ingin memilih tokoh lain.

"Aneh orang puas tapi ada isu ganti presiden karena dikampanyekan dipropagandakan dikapitalisasi," ucapnya.

Dia menyebut media berperan penting mempengaruhi persepsi dengan pemberitaan soal gerakan tersebut. Sementara, berita keberhasilan Jokowi tertutup.

"Jokowi banyak kinerja tapi kurang dikabarkan, yang menang persepsi bentukan media bukan realitas," imbuhnya.

Berseberangan dengan pernyataan Eva, Wasekjen Demokrat Rachland Nashidik menuding balik bahwa sesungguhnya pembangunan infrastruktur Jokowi lah yang dibangun sebagai persepsi keberhasilan. Padahal menurutnya, banyak Infrastuktur yang sudah berjalan dari zaman SBY, selesai di pemerintahan Jokowi.

"Pembangunan infrastruktur fakta apa persepsi menurut saya persepsi. Saya arap bisa diterima secara terbuka, kelebihan Jokowi ini definisi sangat punya kemampuan sangat baik dalam mendedinisikan politik is about perception, cara beliau buat pakaian, tinju," jelasnya.

Sedangkan, Waketum Gerindra Ferry Juliantono mengkritik keras masalah ekonomi di mana nilai tukar rupiah mencapai 14.000. Menurutnya kondisi seperti ini jelas bahwa 2019 harus ganti presiden.

"Kalau susah situasi seperti ini rasanya udahlah ga usah dipertahankan lagi. Bukan masalah saya oposisi. Ini jatuh (elektabilitas) jatuh," kata dia.

Survei dilakukan dengan metode stratified systemic random sampling dengan responden 1610 orang. Survei memiliki margin of error sebesar 2,5 persen dengan quality check sebesar 20 persen. Survei ini dilaksanakan pada 21 April sampai 2 Mei 2018.

0 komentar:

Posting Komentar