RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Senin, 04 Juni 2018

Pasca Lebaran, Komisi VI panggil Garuda Indonesia soal rencana pilot mogok kerja

Pasca Lebaran, Komisi VI panggil Garuda Indonesia soal rencana pilot mogok kerja


AGEN CASINO ONLINE

Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akan memanggil jajaran direksi, komisaris dan perwakilan serikat pekerja PT Garuda Indonesia, usai Lebaran nanti. Hal ini terkait ancaman mogok kerja para pilot dan karyawan Garuda Indonesia saat arus mudik Lebaran.

Anggota Komisi VI DPR RI asal Solo, Aria Bima yakin persoalan yang menimpa Garuda Indonesia saat ini hanya dinamika reaksi sesaat. Semangat para karyawan dan senior Garuda seusai mediasi yang dilakukan oleh Menteri Kemaritiman Luhut B Panjaitan akan kembali pada kebersamaan membangun spirit untuk maju ke depan.

"Komisi VI akan selalu memberi pantauan dan pasca Lebaran nanti kita akan mengundang seluruh jajaran direksi, komisaris dan perwakilan serikat pekerja, untuk menyelesaikan, mengembalikan Garuda pada spirit untuk menjadi penerbangan Indonesia terbaik dan melakukan ekspansi untuk jalur penerbangan ke luar negeri. Ini juga untuk menjaga nama besar bangsa ini dipertaruhkan dengan nama Garuda," ujar Aria Bima, disela acara buka bersama di Bale Rakyat Aria Bima, Desa Telukan, Grogol, Sukoharjo, Senin (4/6).

Menurutnya, persoalan di tubuh maskapai milik pemerintah tersebut bisa diselesaikan dalam jangka pendek. Pada penyelesaian awal, Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) dan Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) harus sepakat untuk tidak melakukan mogok kerja saat musim Lebaran.

Bima menilai, persoalan di Garuda sangatlah kompleks, sehingga tidak bisa diselesaikan dari satu sektor. Namun harus didiagnosa secara tepat sebagai perusahaan go public yang menerapkan Good Corporate Governance. Di mana kompetensi seluruh karyawan dinilai atas dasar tingkat produktivitas kerja.

"Jadi bukan like and dislike. Bahwa ada persoalan-persoalan, itu harus dilihat sebagai suatu dinamika di dalam proses memperkuat aspek korporasi," jelasnya.

Bima menilai, Garuda saat ini cukup dikenal sebagai perusahaan yang tidak hanya memberikan pelayanan transportasi publik, tetapi juga mempunyai kontribusi dari aspek historis. Dimana Garuda merupakan penerbangan pertama yang dimiliki bangsa Indonesia di era revolusi.

"Sekarang bagaimana Garuda diorientasikan pada hal-hal yang menyangkut kepentingan publik. Inilah yang menjadikan alasan bahwa Garuda harus tetap diselamatkan, Garuda harus mempunyai Corporate Culture, yang tidak hanya spirit untuk memperkuat korporasi mendapatkan keuntungan, tetapi spirit untuk melakukan pelayanan publik. Khususnya di hari-hari yang sangat dibutuhkan Bangsa Indonesia, terutama dengan layanan mudik Lebaran," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar