RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Senin, 09 Juli 2018

Cerita Bupati Jember susun program kerakyatan usai ikut sekolah PDIP

Cerita Bupati Jember susun program kerakyatan usai ikut sekolah PDIP


AGEN CASINO ONLINE

Sekolah Calon Kepala Daerah yang digelar PDI Perjuangan ternyata membekas bagi Bupati Jember, Faida. Dari wadah penggemblengan ideologi partai ini, Faida yang pernah menjadi peserta, sadar bahwa dia adalah seorang nasionalis.

"Dari sekolah partai, saya baru tahu bahwa marhaen dan duafa itu sama. Dari pendekatan itulah program-program kerakyatan saya susun," kata Faida yang berprofesi dokter sebelum masuk ke politik.

Hal itu disampaikan Faida dalam workshop 'Kaderisasi PDI Perjuangan Memenangkan Hati Rakyat' yang juga menghadirkan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan Bupati Tulang Bawang Winarti di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakpus, Senin (9/7).

Perempuan berjihab ini mengatakan, dia sebelumnya tidak pernah mengikuti dunia aktivis dan pergerakan seperti kepala daerah yang lain. Sebagai seorang dokter dan juga pengusaha, dia lebih banyak aktif di dunia sosial.

"Saya ini seorang 'mualaf' politik. Dari sekolah partai PDI Perjuangan, saya jadi tahu saya ternyata seorang nasionalis toh. Saya cocok dengan PDI Perjuangan yang sama-sama memperjuangkan wong cilik dan kaum marhaen," ujarnya.

Dari sekolah partai, Faida juga sadar bahwa memimpin butuh ideologi. Bahkan, Faida menganalogikan ideologi buat negara sama dengan dengan iman buat manusia.

"Sama dengan manusia yang butuh iman, negara kalau kehilangan ideologi, kehilangan segala-segalanya sebagai negara. Ideologi inilah yang menguatkan ideologi saya sebagai calon pemimpin," kata perempuan keturunan Arab ini.

Dalam kesempatan itu, Faida juga mengatakan betapa pentingnya kerjasama antara bupati dan parpol di daerah. Misalnya, dalam pengumpulan data masyarakat miskin yang perlu dibantu.

"Jadi partai juga harus punya data (kemisikinan), tidak mengandalkan BPS. Karena partai yang punya struktur sampai bawah lebih tahu kondisi rakyat sebenarnya," ujar dia.

0 komentar:

Posting Komentar