RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Selasa, 10 Juli 2018

Menteri Yohana: Perempuan Indonesia banyak tidak tertarik dengan politik

Menteri Yohana: Perempuan Indonesia banyak tidak tertarik dengan politik


AGEN CASINO ONLINE

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Suzana Yembise mengatakan, masih sedikit perempuan Indonesia yang tertarik pada politik. Menurutnya, sangat susah mencari perempuan yang ingin mendaftar ke poltik.

"Perempuan di Indonesia masih banyak yang belum atau tidak tertarik dengan politik karena banyak yang pesimis. Antara lain karena tidak diizinkan suami, tidak punya uang. Inilah yang jadi masalah dalam menarik perempuan untuk lebih banyak masuk ke politik itu susah," kata Yohana saat hadir memberi kata sambutan dalam kegiatan International Conference on Gender and Development di aula rektorat Universitas Hasannuddin (Unhas), Makassar yang dihadiri para ketua-ketua pusat studi gender dari sejumlah universitas di Indonesia, Selasa (10/7).

Menurut dia, kurangnya minat perempuan ke dunia politik sangat nyata di Indonesia. Hal ini menunjukkan pemerintah ataupun masyarakat sendiri belum menyadari bahwa perempuan itu sudah jadi pilar penting untuk ikut terlibat dalam pembangunan.

Makanya, kata Yohana, untuk mencapai kesetaraan 30 persen perempuan itu sangat susah. Di legislatif saja saat ini baru 17 persen, belum sampai ke atas. Lalu kabinet meteri yang baru saat ini masih 23 persen. Kemudian perempuan yang menjadi kepala daerah saat ini baru 86 orang dari 516 kabupaten/kota di Indonesia.

"Syukurlah Khofifah bisa lolos. Ada satu yang mewakili perempuan jadi gubernur," tuturnya seraya menambahkan, siapapun perempuan itu, yang penting lolos mewakili perempuan sudah luar biasa sekali.

Tapi selain itu, kata Yohana lagi, bahwa sudah saatnya laki-laki memberi kesempatan kepada perempuan. Mindset laki-laki harus diubah, stop dan beri kesempatan sekarang kepada perempuan karena sekarang perempuan diperhitungkan dunia, bukan laki-laki saja.

Dia menambahkan, perjuangan kesetaraan gender itu harus dimulai dari keluarga di rumah. Tidak ada salahnya perempuan dan laki-laki di rumah berbagi waktu, laki-laki membuat nasi goreng pagi hari, membuat teh dan dinikmati bersama keluarga.

Dia menceritakan bagaimana ke negara konflik Afghantistan. Untuk ke negara itu menghadiri undangan first lady of Afghansitan ikuti sebuah konferensi internasional tidaklah mudah karena izinnya dari pemerintah sangat lama.

Mulai dari Menlu hingga Presiden RI. Al hasil keputusan terakhir keluar dari presiden, dirinya diizinkan berangkat ke Afghanistan untuk bicara di sana sebagai keynote speaker materi tentang perempuan. Dengan demikian, setelah Presiden Soekarno, dirinyalah yang menyusul bisa injakkan kaki ke negera Afghanistas dan tidur di sana selama empat hari.

"Kalau kita ke sana dengan hati, membawa misi kemanusian, kita tidak dapat masalah. Padahal sebelumnya sempat terjadi ledakan bom di sisi hotel tempat kita," tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar