RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Selasa, 06 November 2018

Kelompok separatis bersenjata berniat ciptakan negara baru culik 79 murid di Kamerun

Kelompok separatis bersenjata berniat ciptakan negara baru culik 79 murid di Kamerun


AGEN CASINO ONLINE

Kelompok separatis bersenjata menculik 79 siswa dan tiga orang staf sekolah Prebyterian daerah Kamerun, Afrika Tengah pada Minggu (4/11) lalu. Gubernur Deben Tchoffo mengatakan bahwa korban penculikan itu berusia antara 11-17 tahun. Mereka diambil dari desa Nkwen, dekat ibukota, Bamenda.

"Sangat disayangkan bahwa peristiwa ini terjadi. Sebanyak 79 siswa dan tiga staf mereka diculik oleh teroris. Kami telah menyerukan pembebasan mereka kepada pihak militer," kata Tchoffo, seperti dilansir dari Time, Selasa (6/11).

Dalam video diunggah dan disebarkan oleh kelompok separatis bersenjata tersebut, para siswa dipaksa untuk menyebut diri mereka sebagai 'anak-anak amba'. Para teroris dari kelompok separatis juga mengatakan mereka hanya akan membebaskan para siswa saat tujuan mereka menciptakan negara baru tercapai.

"Kami hanya akan membebaskan kalian setelah perjuangan kami berakhir. Kalian akan bersekolah di sini sekarang," ujar pria dalam video itu yang diidentifikasi sebagai penculik.

Para separatis telah bersumpah akan berbuat ulah di sebagian daerah sebagai strategi untuk menciptakan negara baru. Mereka juga menyerang warga sipil yang tidak mendukung perjuangan mereka, termasuk guru yang akhirnya dibunuh karena tidak menaati perintah agar sekolah ditutup, membakar sedikitnya 100 sekolah dan mengambil alih bangunan untuk tempat latihan.

Penculikan ini merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan kelompok separatis di Anglophone Kamerun.

Amnesty International menyatakan duka citanya kepada keluarga para siswa dan menuntut pihak berwenang Kamerun melakukan segalanya untuk memastikan semua murid dan staf sekolah dibebaskan tanpa cidera.

Pekan lalu, militan separatis menyerang pekerja di perkebunan karet yang dikelola negara di Kamerun barat daya. Kelompok tersebut diduga memotong jari-jari mereka karena orang-orang menentang perintah untuk menjauh dari peternakan.

Gejolak di Kamerun muncul setelah Presiden Paul Biya memenangkan pemilu untuk ke 7 kali dalam pemilihan di AS.

0 komentar:

Posting Komentar