RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Kamis, 18 April 2019

Serangan ke Tripoli dalam Semalam Tewaskan Hampir 180 Orang

Serangan ke Tripoli dalam Semalam Tewaskan Hampir 180 Orang


AGEN CASINO ONLINE

Hampir 180 orang tewas akibat serangan udara pasukan militer Jenderal Khalifa Haftar ke Ibu Kota Tripoli, Libya kemarin. Serangan dalam semalam itu termasuk menewaskan empat warga sipil.

Lebih dari 800 orang terluka sejak pasukan Haftar yang menguasai wilayah timur Libya itu ingin mengambil alih Tripoli dari kekuasaan pemerintah yang didukung PBB.

Pemerintah di Tripoli menyebut serangan Haftar itu barbar.

"Serangan tanpa pandang bulu ini menunjukkan pasukan Haftar tidak punya rasa kemanusiaan," kata pemerintah, seperti dilansir laman the Guardian, Rabu (17/4).

Perdana Menteri Fayez al-Sarraj kemarin meninjau ke sejumlah lokasi tempat jatuhnya rudal dan mengumumkan tiga hari berkabung nasional. Dia mengatakan bukti serangan barbar terhadap kawasan sipil itu akan diserahkan ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).

"Serangan parah semalam menyasar wilayah pemukiman warga. Demi tiga juta warga di Tripoli, serangan ini harus berhenti sekarang juga," ujar perwakilan PBB untuk Libya, Ghassan Salem melalui akun Twitternya.

Pemerintah juga menuturkan akan melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Haftar dengan merebut kembali kekuasaan di Kota Benghazi yang berada di timur Libya dan dikuasi pasukan Haftar, Tentara Nasional Libya (LNA).

Meski LNA membantah bertanggung jawab atas serangan itu tapi rakyat di Tripoli turun ke jalan menyebut Haftar sebagai dalang serangan. Pemerintah tampaknya bisa kehilangan dukungan jika mereka gagal melindungi rakyat di Tripoli.

Sejauh ini permintaan pemerintah kepada para pemimpin dunia untuk menekan Haftar agar mengakhiri serangan tidak berjalan mulus. Namun pemerintah Libya saat ini masih mendapat dukungan dari Italia, Inggris, dan Jerman.

Italia memimpin upaya untuk mediasi guna terjadinya gencatan senjata. Mereka khawatir perang saudara lebih lama akan membuat ratusan ribu warga Libya mengungsi ke Eropa.

0 komentar:

Posting Komentar