RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Minggu, 25 Agustus 2019

Terinspirasi Perlawanan Baltik, Demonstran Hong Kong Bentuk Rantai Manusia

Terinspirasi Perlawanan Baltik, Demonstran Hong Kong Bentuk Rantai Manusia


AGEN CASINO ONLINE

Pendukung gerakan pro-demokrasi Hong Kong berbaris membentuk rantai manusia yang melintasi jalanan kota hingga pelabuhan, Jumat (23/8). Aksi ini disebut terinspirasi oleh sejarah perlawanan negara-negara Baltik terhadap Soviet, atau yang dikenal sebagai Baltic Way.

Sejumlah demonstran bergandengan dan menjunjung tangan mereka ke atas. Sebagian lainnya menyalakan lampu dari ponsel mereka, sehingga membentuk deretan cahaya putih di bawah langit malam Hong Kong. Deretan rantai manusia yang menyusuri tiga rute pemberhentian kereta itu diharapkan mampu mencapai 40 km.

Tepat 30 tahun lalu, aksi yang sama dilakukan negara-negara Baltik dalam unjuk rasa melawan Soviet (Rusia). Saat itu, sekitar dua juta orang saling bergandengan membentuk rantai sepanjang 600 km, melintasi tiga negara Baltik.

Aksi "The Hong Kong Way" ini menjadi bentuk protes terbaru demonstran Hong Kong untuk menunjukkan solidaritas mereka serta sebagai wujud permohonan dukungan internasional. Unjuk rasa yang sudah berlangsung selama 11 minggu itu bermula dari protes terhadap RUU ekstradisi yang dipengaruhi oleh pemerintah China daratan.

Seiring perlawanan petugas terhadap aksi unjuk rasa, tuntutan demo bertambah. Demonstran menuntut hak demokrasi bagi warga Hong Kong, serta penyelidikan terhadap dugaan kebrutalan polisi saat berhadapan dengan demonstran.

"Itu benar-benar membuat saya marah, cara pemerintah, kepala eksekutif (pemimpin Hong Kong, Carrie Lam) dan kemudian polisi, bagaimana mereka melakukan pekerjaan mereka," ungkap peserta aksi, Michael Ng. "Kami berbicara tentang hak asasi manusia di sini."

Sementara, pihak kepolisian mengatakan, penggunaan gas air mata dan senapan angin diperlukan untuk membersihkan jalanan kota dari para demonstran. Hal tersebut dilakukan karena demonstran melempari mereka dengan telur, batu bata, dan bom molotov.

Dikutip dari laman Times, Konsulat Kanada telah melarang stafnya untuk ikut terlibat aksi demo Hong Kong. Hal ini dilakukan, menyusul ditahannya karyawan Konsulat Inggris di daratan China, karena terlibat dalam unjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong.

Simon Cheng Man-kit, karyawan Konsulat Inggris dikabarkan hilang dua minggu lalu, setelah melakukan perjalanan dinas ke Shenzhen. Dia kemudian diberitakan telah ditahan oleh pemerintah China daratan.

"Saat ini, staf urusan lokal tidak akan melakukan perjalanan dinas ke luar Hong Kong," ujar Konsulat Kanada dalam sebuah pernyataan, berkaca dari pengalaman Cheng.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan Kanada.

Geng menjelaskan, pemerintah China akan menjamin hak-hak mereka yang mengikuti aturan. Sebaliknya, pihaknya memberi peringatan kepada mereka yang memiliki motif tersembunyi dan mengarah pada kegiatan ilegal.

Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris mengatakan, pihak pemerintah Inggris masih mencari informasi lebih lanjut tentang Cheng, staf yang telah bekerja untuk konsulat sejak Desember 2017.

"Baik kami (pemerintah Inggris), maupun keluarga Simon tidak dapat berbicara dengannya sejak ditahan," kata kantor itu, seperti yang dikutip dari The New York Times. "Itu adalah prioritas kami dan kami terus mengajukan kasus Simon berulang kali di China, Hong Kong dan London dan telah berupaya untuk melakukan kontak dengan Simon sendiri."

Menanggapi kasus Cheng, Geng mengatakan bahwa kasus tersebut adalah masalah polisi dan bukan masalah diplomatik.

Minggu ini, China mengatakan bahwa Cheng telah ditahan selama 15 hari dengan alasan melanggar peraturan ketertiban umum. Sementara media milik Partai Komunis, The Global Times, mengatakan bahwa Chen ditahan karena kasus prostitusi.

The New York Times mengabarkan, tuduhan pelanggaran ketertiban umum, ataupun prostitusi kerap digunakan pemerintah China terhadap target politik mereka.

Tidak hanya menargetkan staff konsulat, karyawan maskapai Cathay Pasific yang terlibat unjuk rasa juga mengalami pemecatan.

Rebecca Sy, ketua serikat buruh Cathay Dragon, mengatakan pada konferensi pers bahwa maskapai Hong Kong telah memecatnya tanpa memberikan alasan.

"Ini bukan hanya tentang pemutusan hubungan kerja, itu juga masalah keseluruhan, itu menakutkan. Semua kolega saya semua ketakutan," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar