RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Rabu, 26 Juli 2017

Film tentang pencipta lagu Indonesia Raya dibuat di Semarang

Film tentang pencipta lagu Indonesia Raya dibuat di Semarang


AGEN KASINO

Produksi film Wage, yang mengisahkan perjalanan hidup pahlawan nasional Wage Rudolf (WR) Supratman pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilakukan di kawasan Kota Lama Semarang.

Dipilihnya kawasan Kota Lama karena masih banyaknya bangunan peninggalan zaman kolonial yang masih berdiri, selaras dengan film Wage yang mengambil latar tahun 1920 an.

Sutradara film Wage, John De Rantau menyebutkan, dengan masih banyaknya bangunan kuno yang masih bercokol di kawasan Kota Lama, memudahkannya dalam mengerjakan film biopik tersebut.

"Untuk film juga menguntungkan karena bisa leluasa membuat setting apapun dibandingkan destinasi serupa yang sudah dipugar. Lebih susah melakukan setting sesuai yang diinginkan," sebutnya, di sela syuting, Rabu (26/7).

Selain Kota Semarang, produksi film ini juga akan dilakukan di beberapa kota lain di Jawa Tengah, di antaranya Magelang, Klaten, Solo dan kota kelahiran WR Supratman, Purworejo.

"Ya, film ini memang ber-setting banyak di Jawa Tengah, khususnya Kota Lama Semarang," sebut sutradara film Obama Anak Menteng tersebut.

Dalam film yang rencananya akan diputar perdana pada Hari Sumpah Pemuda ini, menampilkan Rendra sebagai pemeran tokoh WR Supratman, serta sederet aktor dan aktris lainnya, seperti Tengku Rifnu Wikana dan Annisa Putri Ayudya.

Rendra yang memerankan tokoh sentral dalam film ini sebagai Wage, mengaku banyak melakukan eksplorasi sejarah sosok WR Supratman hingga ke kota kelahirannya, Purworejo.

Ia juga mengaku harus berusaha lebih dalam berakting karena memainkan tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia.

"Awalnya, memang merasa berat dengan peran yang dimainkan. Tetapi, melalui proses eksplorasi, berdialog secara esoterik, akhirnya tidak merasakan sebagai beban, melainkan tanggung jawab," sebutnya.

0 komentar:

Posting Komentar