RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Senin, 23 April 2018

4 Tahun tak terendus, peredaran jutaan pil 'setan' di Jatim baru terungkap

4 Tahun tak terendus, peredaran jutaan pil 'setan' di Jatim baru terungkap


AGEN CASINO ONLINE

Polisi dan Badan Narkotika Nasional (BNN) perlu lebih jeli lagi mengawasi peredaran narkoba. Bayangkan, peredaran jutaan pil koplo asal Jakarta yang sudah empat tahun beroperasi di Jawa Timur, bisa sampai tak terendus.

Namun, bisnis pil setan di Jawa Timur yang informasinya dikelola tersangka asal Jakarta itu, hari ini terpaksa harus gulung tikar. Sebab, anggota Polsek Tegalsari, Surabaya, berhasil membekuk enam tersangka setelah mendalami informasi kasusnya, hingga memburu para pelaku di Jakarta.

Para pengedar yang berhasil ditangkap itu antara lain; tiga warga Surabaya yaitu EN (34), Al (47), dan MT (25). Kemudian dua tersangka asal Jakarta Utara yaitu EO (25) dan St (35), serta TD (24) asal Tangerang.

Dijelaskan Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan, pengungkapan kasus oleh Polsek Tegalsari ini awalnya hasil pengembangan dari pihak BNN Kota Surabaya yang dikomandoi AKBP Suparti.

"Berawal dari beberapa kejadian di Surabaya yang kemudian (sejumlah pengguna) kita ketahui mengkonsumsi pil koplo," terang Rudi saat merilis hasil tangkapan jajarannya, Senin (23/4).

Pada rilis yang juga dihadiri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pihak BNN kota dan provinsi, serta Kapolsek Tegalsari Kompol David Triyoprasojo, Rudi juga menjelaskan, bahwa peredaran pil koplo jenis double L ini ternyata tidak hanya di Surabaya, tapi sudah sangat masif di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur.

Selain itu, kata dia, bisnis tersebut juga cukup terorganisir dari mulai pabriknya di Jawa Barat, masuk Jakarta, masuk ke Surabaya.

"Surabaya menyebar ke beberapa kabupaten/kota. Ini luar biasa fantastis hasilnya," katanya.

Pil-pil setan ini, dari Jakarta, pengedarnya mengambil untung Rp 1,5 juta perdosnya. Satu dos berisi sekitar 100 ribu butir. Kemudian dari pengedar berikutnya untungnya naik Rp 5 juta. Naik lagi Rp 10 juta, dan di tangan pengedar terakhir naik sekitar Rp 30 juta.

"Saat ini, harga di pasaran, karena barangnya tidak ada, karena pelakunya sudah banyak (tertangkap), ini bisa Rp 50 juta satu dos. Rp 50 juta, orang berani beli," ungkap perwira tiga melati di pundak ini.

"Kalau kita hitung dengan hasil tangkapan kita dengan jumlah yang beredar dalam kurun waktu empat tahun itu, kurang lebih (untung si pekaku) bisa mencapai Rp 208 juta. Ini uang yang beredar dari bisnis pil koplo. Satu minggu (pelaku) bisa (menghabiskan) tiga dos," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar