RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Kamis, 13 Desember 2018

Dijanjikan Kenaikan Upah Minumum dan Kelonggaran Pajak, Warga Prancis Tetap Berdemo

Dijanjikan Kenaikan Upah Minumum dan Kelonggaran Pajak, Warga Prancis Tetap Berdemo


AGEN CASINO ONLINE

Para demonstran anti-pemerintah yang dijuluki 'rompi kuning' di Prancis bertekad untuk terus mengerahkan aksi mereka meski telah diberi beberapa solusi permasalahan oleh Presiden Emmanuel Macron.

Sebelumnya, dalam sebuah pidato di televisi Macron berjanji bahwa dia akan menaikkan upah minimum, memberi keringanan pajak untuk pensiunan, serta menghilangkan pajak kerja lembur untuk rakyatnya. Rencana Macron ini diyakini akan memberi kerugian kepada negara senilai 11 miliar Euro.

Namun rupanya, janji tersebut masih tidak cukup bagi para demonstran yang menolak kenaikan harga BBM itu. Berdasarkan jajak pendapat yang diambil setelah pidato Macron disiarkan, setengah dari warga Prancis menyatakan tetap ingin menggelar protes.

"Saya senang dengan pencapaian kami, setelah tiga pekan kami memaksanya mengambil tindakan. Kini kami telah mendorong pintu agar terbuka, tetapi itu masih belum cukup," kata salah satu rompi kuning yang bekerja di bagian konstruksi, Arnaud Ansermier, seperti dikutip dari Asia One, Kamis (13/12).

Keputusan para demonstran untuk tetap menggelar aksi protes didukung oleh menurunnya kepercayaan mereka kepada Macron secara drastis. Warga merasa kecewa dengan kinerja Macron terlebih setelah dia memutuskan untuk menaikkan harga BBM.

Selama empat pekan, para rompi kuning menggelar aksi protes di tengah-tengah kota untuk menentang kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan. Ironisnya, demonstrasi tersebut juga disertai kekerasan dan diwarnai dengan beberapa bentrokan terutama di kota besar seperti Paris, Marseille, dan Toulouse.

Lima orang telah tewas sejak dimulainya protes yang semula hanya sebatas menolak kenaikan harga BBM, namun kemudian berkembang menjadi demo oposisi nasional yang mencoba untuk mengkritisi gaya pemerintahan Presiden Emmanuel Macron. Selain itu, 1.400 orang juga dilaporkan terluka selama aksi demonstrasi ini.

0 komentar:

Posting Komentar