RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Jumat, 05 April 2019

Sandera Abu Sayyaf Asal Malaysia Berhasil Kabur, Dua WNI Masih Ditawan

Sandera Abu Sayyaf Asal Malaysia Berhasil Kabur, Dua WNI Masih Ditawan
Sandera Abu Sayyaf Asal Malaysia Berhasil Kabur, Dua WNI Masih Ditawan

Sandera Abu Sayyaf Asal Malaysia Berhasil Kabur, Dua WNI Masih Ditawan


AGEN CASINO ONLINE

Salah satu sandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina asal Malaysia, Jari Abdullah (34), dikabarkan dalam kondisi kritis akibat luka tembak di kepala dan dada setelah dia berhasil melarikan diri kemarin.

Ia mengalami luka karena pelariannya dilakukan di tengah baku tembak antara tentara Filipina dengan Abu Sayyaf di sana.

Minda News, portal berita yang berbasis di Mindanao hari ini melaporkan, Jari ditemukan terluka parah oleh Tim Pendaratan Batalyon Marinir Filipina 3. Mereka menemukannya di Pulau Simusa, gugus kepulauan Mindanao pada Kamis kemarin sekitar pukul 16.25 waktu lokal.

"Korban penculikan berusaha melarikan diri dari para penculiknya selama baku tembak tetapi ditembak oleh Abu Sayyaf," kata harian Filipina mengutip juru bicara Komando Mindanao Barat Letnan Kolonel Gerry Besana, seperti dikutip dari the Malay Mail, Jumat (5/4).

Dia menambahkan bahwa Jari diterbangkan ke Rumah Sakit Heneral Teodulfo Bautista Kuta di Jolo untuk perawatan medis sekitar pukul 19.00 malam kemarin.

Diculik Bersama 2 WNI yang Saat Ini Masih Disandera

Jari, ayah tiga anak, dari sebuah desa di Sim-Sim, dekat Sandakan, Sabah secara paksa diambil dari kapal pukat ikan di dekat Pegasus Reef dan rantai kepulauan Tawi-Tawi Filipina oleh Abu Sayyaf. Bersama Jari, dua orang WNI, Heri Ardiansyah (19) dan Hariadin (45) juga ikut diculik.

Penculikan itu terjadi pada 15 Desember 2019.

Menurut Minda News, kedua orang Indonesia itu masih ditawan.

Kementerian Luar Negeri RI mengatakan, tim di KJRI Davao, Mindanao, memantau dekat kabar tersebut.

"Kemlu sudah kontak dengan tim yang ada di (KJRI) Davao dan mereka sedang melakukan komunikasi dengan pihak keamanan setempat," ujar Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat 5 April 2019.

Para penculik dilaporkan mengeluarkan permintaan tebusan dalam sebuah klip video yang diposting online beberapa hari kemudian, mengancam akan memenggal para sandera mereka jika keinginan mereka tidak terpenuhi.

Jumlah tebusan tidak disebutkan. Namun, surat kabar Sabah the Daily Express mengutip konsul jenderal Indonesia untuk Sabah Krishna Djaelani mengatakan pada 13 Februari bahwa Abu Sayyaf telah menuntut 10 miliar rupiah atau RM3 juta untuk pembebasan mereka.

Istri Jari Abdullah, Nadin Junianti Abdullah (25) mengaku telah dihubungi setidaknya dua kali untuk tebusan, dan meminta bantuan pemerintah untuk mengamankan pembebasannya.

Kepala polisi Sabah Komisaris Datuk Omar Mammah dilaporkan oleh the Star pada 20 Februari mengatakan polisi Malaysia bekerja dengan rekan-rekan Filipina mereka untuk membebaskan para sandera.

0 komentar:

Posting Komentar