RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Minggu, 21 Mei 2017

Marwan Jafar: Banyak petani-petani kita yang tidak punya lahan

Marwan Jafar: Banyak petani-petani kita yang tidak punya lahan


AGEN KASINO

Dewan Pembina Gerbang Tani, Marwan Jafar menyoroti maraknya konflik agraria di Jawa Tengah yang melibatkan petani dengan perusahaan swasta dan BUMN. Perseteruan itu terjadi di sektor perkebunan maupun kehutanan.

"Konflik agraria menjadi salah satu persoalan yg dihadapi oleh petani kita. Ini harus kita carikan solusi penyelesaiannya karena telah menimbulkan banyak Korban di rakyat," kata Marwan Jafar dalam siaran tertulisnya, Minggu (21/05).

Dia mengungkapkan, ketimpangan agraria yang menjadi salah satu penyebab konflik. Kondisi ini semakin diperparah dengan banyaknya petani yang hanya menjadi buruh tanpa memiliki lahan.

"Saya sangat paham bahwa masih banyak petani-petani kita yang tidak punya lahan, masih banyak petani-petani kita sebagai buruh tani. Untuk itu mutlak dilakukan reforma agraria " ungkap Mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ini.

Marwan juga menyoroti soal kelangkaan pupuk serta bantuan subsidi pertanian yang mulai langka bagi petani. Selain itu, dia memperhatikan, kebijakan dan program pembangunan pertanian yang akan dilakukan jika menjadi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Politisi PKB ini menegaskan, diperlukan blue print pembangunan pertanian yang menempatkan petani sebagai aktor utama di dalamnya.

"Organisasi tani seperti Omah Tani harus kita libatkan dalam proses penyusunan kebijakan program pembangunan pertanian," ujarnya.

Marwan hadir dalam acara selamatan petani yang diselenggarakan oleh Omah Tani bersama Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan (Gerbang Tani) di Desa Cepoko, Batang, Jawa Tengah. Handoko Wibowo sebagai pimpinan Omah Tani sangat mengapresiasi kedatangannya.

"Masalah petani kita ini erat kaitannya dengan persoalan politik kebijakan, maka dibutuhkan komitmen pimpinan daerah yang benar-benar serius mau mengerti masalah petani," tutup Handoko.

0 komentar:

Posting Komentar