RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Rabu, 27 Februari 2019

Donald Trump Digugat Karena Cium Staf Kampanye Tanpa Persetujuan

Donald Trump Digugat Karena Cium Staf Kampanye Tanpa Persetujuan


AGEN CASINO ONLINE

Seorang mantan staf kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Alva Johnson, menuntut sang presiden karena pernah dicium tanpa persetujuannya. Johnson bekerja untuk kampanye Donald Trump pada 2016.

Johnson mengatakan dia memalingkan kepalanya ketika Trump menciumnya saat tengah berkampanye di Tampa, Florida pada Agustus 2016.

"Saya langsung merasa dilecehkan karena saya tidak mengharapkan atau menginginkannya," ujarnya kepada The Washington Post, dilansir dari The Independent, Rabu (27/2).

Tuduhan tersebut merupakan klaim terbaru pelecehan seksual yang dilontarkan terhadap Trump, setelah sejumlah perempuan muncul selama Pilpres 2016 dengan yang sama. Namun, gugatan Johnson merupakan yang pertama dengan tuduhan pelecehan seksual saat kampanye.

"Bagi Tergugat Trump, Nona Johnson tidak lebih dari objek seksual yang dia rasa berhak menguasai dan merendahkan," kata gugatan itu. "Seperti yang telah dia lakukan dengan begitu banyak perempuan lain, Terdakwa Trump melanggar norma kesopanan dan privasi dengan mencium bibir Johnson tanpa persetujuannya di tengah-tengah agenda kerja di Florida dan di depan banyak peserta kampanye lainnya."

Gedung Putih membantah tuduhan tersebut. "Ini tidak pernah terjadi dan secara langsung bertentangan dengan beberapa saksi mata yang sangat kredibel," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders dalam sebuah pernyataan. Sanders juga menyebut tuduhan itu tidak masuk akal.

Johnson mengungkapkan dugaan pelecehan tersebut kepada beberapa orang terdekatnya. Dia telah menyebutkan setidaknya dua saksi mata yang melihat insiden pelecehan tersebut. Salah satu saksi mata itu adalah Pam Bondi, mantan jaksa agung Florida yang menerima sumbangan USD 25.000 melalui komite politik dari Trump Foundation yang menjadi subjek investigasi oleh jaksa penuntut New York.

Johnson mengajukan gugatan federal di Florida pada Senin, menyatakan kampanye Trump diskriminatif terhadap dirinya yang merupakan perempuan kulit hitam. Trump juga dituding menggaji pria kulit putih lebih tinggi dari perempuan. Dia menuntut ganti rugi dengan nilai yang tidak ditentukan atas rasa sakit dan penderitaan emosional.

Seorang juru bicara kampanye menyebut tuduhan tersebut tidak berdasar.

Johnson mengaku bertemu Trump di sebuah acara kampanye pada November 2015. Saat itu, kata dia, Trump memandangnya dari ujung rambut sampai ujung kaki sembari memujinya, "Oh, cantik, cantik, fantastis." Insiden pelecehan itu terjadi saat Trump berjalan turun dari kendaraannya saat berkampanye di Tampa, Florida, Agustus 2016.

0 komentar:

Posting Komentar