RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Minggu, 11 Agustus 2019

Sejak Juli, Gelombang Panas Sebabkan Kematian 2.964 Orang di Belanda

Sejak Juli, Gelombang Panas Sebabkan Kematian 2.964 Orang di Belanda


AGEN CASINO ONLINE

Hampir 400 orang meninggal di Belanda akibat gelombang panas pekan ini yang memecahkan rekor baru dibandingkan dengan pekan musim panas biasa. Demikian informasi Badan Statistik Nasional Belanda, seperti dikutip dari CBS, Sabtu (10/8).

Secara total, 2.964 orang meninggal di Belanda selama pekan gelombang panas yang dimulai pada 22 Juli, kata CBS. Jumlah itu 15 persen lebih tinggi daripada rata-rata korban selama musim panas biasa.

Suhu panas di Eropa pada akhir Juli, untuk pertama kalinya mencapai 40 derajat Celcius (104 Fahrenheit). Itu melanda Belanda pada 25 Juli.

"Korban tewas di Belanda selama pekan itu sebanding dengan tingkat selama dua gelombang panas pada tahun 2006, yang termasuk terpanjang di negara itu," kata para peneliti seperti dikutip dari cbc.ca, Sabtu (10/8).

Sebagian besar kematian terjadi di bagian timur Belanda, di mana suhunya lebih tinggi dan gelombang panas bertahan lebih lama daripada di bagian lain negara itu.

Gelombang panas ini adalah yang kedua melanda Eropa dalam sebulan. Ahli iklim memperingatkan paparan panas seperti itu mungkin menjadi lebih umum ketika planet ini memanas karena emisi gas rumah kaca.

Gelombang Panas Ekstrem di Eropa Cetak Rekor Baru

Rekor suhu terpanas baru tercatat di berbagai penjuru Eropa sewaktu gelombang panas melanda benua tersebut. Udara panas yang bergerak dari kawasan Sahara telah menyebabkan suhu meningkat, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat 27 Juli 2019.

Rekor suhu terpanas di Paris tercatat pada Kamis (26/7), dengan suhu mencapai 42,7 derajat Celsius. Rekor sebelumnya di Paris tercatat pada tahun 1947, pada suhu 40,4 derajat Celsius.

Pada Juni lalu, Paris hari terpanas dalam catatannya dengan suhu mencapai 47 derajat Celsius. Ini menyebabkan sistem peringatan suhu panas untuk pertama kalinya mencapai tingkat maksimum, merah.

Belanda mengalami hari terpanasnya pada hari Kamis (26/7), dengan suhu mencapai 41,7 derajat Celsius. Rekor sebelumnya tercatat hari Rabu (25/7), dengan suhu di atas 40 derajat Celsius di kota Gilze Rijen di dekat perbatasan dengan Belgia.

Di Jerman, rekor suhu terpanas juga pecah, dengan suhu mencapai 42,6 derajat Celsius. Rekor sebelumnya tercatat hari Rabu, 40,5 derajat Celsius di Geilenkirchen, juga dekat perbatasan dengan Belgia.

Belgia juga mengalami hari terpanasnya pada Kamis (26/7) yang mencapai 40,7 derajat Celsius, di kota di bagian barat, Beitem. Banyak bangunan umum di Eropa tidak memiliki AC. Selain itu, hanya lima persen rumah yang memiliki mesin-mesin pendingin udara, sebut berbagai laporan.

Kereta api di Eropa berhenti beroperasi dan pihak berwenang menyarankan orang-orang untuk mencari tempat yang sejuk.

Di Jerman, Swiss dan Austria, sejumlah komunitas mengecat rel kereta di jalur penting dengan warna putih, dengan harapan warna terang akan menurunkan suhu beberapa derajat.

Dampak Mematikan

Menurut penelitian yang terbit pada minggu ini, ancaman gelombang panas ternyata amat beragam. Gelombang panas dapat membunuh manusia dalam 27 cara. Para peneliti menjabarkan secara rinci beragam mekanisme mematikan itu dalam jurnal "Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes."

Dikutip dari UPI pada Jumat 10 November 2017, pimpinan penulisan Camilo Mora menyatakan melalui pernyataan pers mengatakan, "Kita mengetahui ada banyak contoh kasus ketika orang meninggal akibat gelombang panas."

Peneliti University of Hawaii di Manoa itu melanjutkan, "Namun demikian, alasan matinya orang itu adalah suatu pertanyaan yang jawabannya masih tercerai-berai."

Mora dan rekan-rekannya mengidentifikasi 5 mekanisme fisiologis yang terdampak oleh panas ekstrem. Mereka menyimpulkan bahwa 5 mekanisme tersebut dapat merusak 7 organ berbeda.

Kerusakan Otak, Jantung, Ginjal, Hati, dan Saluran Pencernaan

Selama kejadian panas ekstrem, hipotalamus (hypothalamus) manusia mengalihkan darah agar menuju kulit untuk keperluan pendinginan. Akibatnya, organ-organ vital kekurangan pasokan darah secukupnya. Mekanisme yang dikenal sebagai iskemia (ischemia) ini dapat menghasilkan zat kimia beracun.

Mekanisme yang lain, yaitu sitotoksitas (cytotoxity) adalah ketika terjadi kerusakan langsung pada sel yang disebabkan oleh panas.

Dua mekanisme tersebut dapat merusak otak, jantung, ginjal, hati, atau saluran pencernaan. Keduanya dapat begitu saja membunuh atau menyebabkan jenis komplikasi maut lainnya.

Misalnya, iskemia dan sitotoksitas dapat merusak dan menyebabkan kegagalan dinding usus, sehingga isi lambung seseorang bocor ke dalam aliran darah dan menyebabkan keadaan systemic inflammatory response syndrome (SIRS).

Tanggapan terhadap inflamasi melibatkan pengerahan sel-sel darah putih untuk melawan infeksi, tapi mekanisme itu malah memperburuk kehancuran usus.

0 komentar:

Posting Komentar