Iran Tuding AS Bekingi Diktator dan Ekstremis di Timur Tengah
AGEN CASINO ONLINE
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif mendiskusikan berbagai hal terkait Suriah dengan Utusan PBB untuk Suriah, Geir Pedersen. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas berbagai isu seperti konstitusi Suriah, pemulangan pengungsi, reformasi politik, dan penarikan pasukan Amerika Serikat dari negara tersebut. Jazad Zarif pun menuding AS yang berada di balik semua kekacauan.
"Permusuhan AS mendorongnya untuk mendukung para diktator, pembantai, dan ektremis, dia (AS) hanya membawa kehancuran ke wilayah kami," cuitnya di Twitter, seperti dilansir dari Sputnik News, Rabu (6/2).
Pernyataan ini disampaikan Zarif sehari setelah Presiden Iran, Hassan Rouhani menekankan keinginan Presiden AS Donald Trump untuk menempatkan pasukannya di Irak buat mengawasi Iran membuka kebohongan AS terkait memerangi terorisme.
"Anda mengatakan berdiam di Irak untuk mengamati Iran, sedangkan sebelumnya Anda mengatakan diam di sana untuk memerangi terorisme. Baguslah Anda jujur menunjukkan diri Anda sebenarnya," kata Rouhani.
Rouhani menanggapi pernyataan Trump dalam sebuah wawancara di stasiun televisi CBS Minggu lalu. Pada kesempatan itu Trump menyoroti pentingnya pangkalan militer AS di Irak. Menurutnya ini krusial untuk memantau aktivitas Iran.
"Anda berada di Afghanistan untuk tujuan yang sama. Anda ingin mengamati, baik itu Iran, Rusia, dan China," tambah Rouhani.
Trump sebelumnya menyalahkan Iran dan menudingnya memainkan peran yang tidak stabil di kawasan itu. Pada 2018, AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran menyusul pengunduran diri Washington dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama pada Mei 2018. Sanksi putaran pertama diberlakukan pada bulan Agustus, diikuti oleh putaran kedua yang secara khusus menargetkan ekspor minyak Iran pada bulan November.
0 komentar:
Posting Komentar