RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Kamis, 14 Maret 2019

Firasat Penumpang Ethiopian Airlines yang Tewas Bersama Ibu dan Tiga Anaknya

Firasat Penumpang Ethiopian Airlines yang Tewas Bersama Ibu dan Tiga Anaknya


AGEN CASINO ONLINE

Sepekan sebelum Carol Karanja terbang dengan pesawat nahas Ethiopian Airlines yang jatuh pada Minggu (10/3) pagi dalam perjalannya ke Kenya, dia mengirim pesan kepada saudara perempuannya dan mengungkapkan perasaannya yang merasa berat hati.

"Perasaanku tidak terlalu antusias. Saya merasa seperti ada sesuatu yang buruk tapi saya tidak tahu apa," begitu bunyi pesan WhatsApp Carol Karanja kepada saudaranya, Kelly Karanja, dilansir dari CNN, Kamis (14/3).

Karanja berangkat dari Kanada menuju Kenya, bersama tiga anak dan ibunya. Dia sangat khawatir dengan perjalanannya saat itu, dia mengirim pesan yang sama kepada ayahnya sebelum menaiki pesawat. Dalam pesan yang dikirimkan kepada ayahnya, dia juga mengungkapkan ketakutannya terkait perjalanannya.

Ribuan mil jauhnya dari Kenya, khawatir tentang firasat kakak perempuannya beberapa hari sebelum penerbangan, Kelly Karanja menanyakan hari apa kakaknya akan tiba di Kenya dan menyuruhnya berdoa.

"Tanggal 10. Saya akan kasih tahu jamnya nanti," demikian balasan pesan Carol Karanja.

Namun malang, Carol Karanja tak pernah sampai di Kenya. Dia salah satu di antara 157 korban tewas ketika pesawat yang membawanya jatuh enam menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Bole, ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Kecelakaan nahas itu juga menewaskan ibunya, Ann Wangui Karanja, dan tiga anaknya: Ryan Njoroge (7), Kellie (4) dan Rubi (9 bulan).

Rubi lahir di Ontario, Kanada, dimana keluarga Karanja tinggal dan baru pertama kali ke Kenya untuk bertemu keluarganya.

Hadiah untuk Kakek

Kelly Karanja mengungkapkan kakaknya, Carol Karanja sangat religius dan bisa meramal atau membaca situasi.

"Dia memiliki telepati," kata dia. "Dia juga periang, lucu, tidak mementingkan diri sendiri, orang yang menyatukan keluarga. Kami tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata seperti apa perempuan itu. Dia luar biasa," puji Kelly.

Sebelum terbang, Carol juga mengirim pesan kepada ayahnya, John Quindos, dan mengungkapkan ketakutannya.

"Sehari sebelum penerbangan, anak saya mengirim pesan, dia mengatakan 'Aku tidak gembira. Aku tidak tahu kenapa, Ayah. Aku takut dan aku tidak tahu aku kenapa.' Dia takut," kata Quindos.

"Tapi saya pikir itu wajar dan kami tak pernah berkomunikasi lagi," lanjutnya.

Ryan, anak sulung Carol, sangat dekat dengan kakeknya. Mereka ngobrol setiap hari melalui video call. Kelly mengatakan, beberapa hari sebelum berangkat ke Kenya, Ryan mengatakan kepada kakeknya akan meminjam uang pada ayahnya dan membelikan kakeknya hadiah.

Hari ketika kabar duka itu datang, sang kakek menyampaikan kepada anggota keluarga dan mengatakan, "Hadiah apakah yang dibawakan Ryan untukku?". Dalam kejadian nahas itu, Quindos juga kehilangan istrinya.

Sebelum pindah ke Hamilton, Ontario, pada Mei 2017, Carol Karanja berpindah-pindah antara Boston dan Kenya. Dia juga sebelumnya tinggal di Bermuda, di mana suaminya, Paul Njoroge, bekerja dan tidak bisa ikut dengan keluarga dalam perjalanan ke Kenya. Di Ontario, dia bekerja sebagai akuntan di perusahaan energi.

Salah satu pesan terakhir yang diunggah Carol Karanja di Facebook meminta tips tentang makanan apa yang harus diberikan ke bayinya, Rubi selama penerbangan.

"Dia sangat cerewet ketika lapar dan merawatnya tidak cukup karena dia sekarang sudah besar. Dia makan lebih dari anakku yang berumur empat tahun; apa yang bisa kubawa untuknya?" tulisnya.

Di Kota Nakuru, Kenya, keluarga Karanja yang sangat berduka sedang berusaha berdamai dengan kehilangan tiga generasi sekaligus dalam kecelakaan nahas itu. Para pelayat terus berdatangan ke rumah keluarga ini sejak munculnya berita kecelakaan dan sekitar 100 orang datang setiap hari sejak Minggu. Di dalam rumah yang tersembunyi di balik gerbang biru cerah, sekelompok perempuan menyiapkan teh dalam teko besar untuk para pelayat.

"Kami tidak akan pernah mendapatkan orang lain seperti dia - dia meninggalkan celah yang tidak dapat diisi oleh siapa pun. Dia begitu murah hati kepada kami. Kami juga harus bermurah hati untuk menghormatinya," kata Monica Magiri, seorang tetangga.

Terkait keamanan pesawat Boeing 737 MAX 8 setelah maskapai di seluruh dunia menghentikan operasional pesawat tersebut, saudara laki-laki Carol Karanja mengatakan tak ingin menyalahkan siapapun atas tragedi yang menimpa keluarganya tersebut.

"Jika Anda harus menyalahkan orang lain, saya pikir itu akan membuat proses penyembuhan sedikit lebih sulit bagi kami," kata Quindos Mwangi Karanja.

"Saya tidak tahu apakah harus menyalahkan pesawat, tetapi biarkan para ahli menyelesaikan penyelidikan mereka. Dan kemudian mereka bisa memberi tahu kami hasilnya nanti," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar