RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Jumat, 28 Desember 2018

Menlu Arab Saudi Dicopot, Terkait Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi?

Menlu Arab Saudi Dicopot, Terkait Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi?


AGEN CASINO ONLINE

Menteri Luar Negeri Arab Saudi (Menlu) Adel al-Jubeir dikabarkan dicopot dari jabatannya pada pekan ini. Proses tersebut dilakukan dalam perombakan kabinet secara langsung oleh pemimpin negara itu, Raja Salman.

Jubeir akan dipindahkan untuk menjabat sebagai menteri negara untuk urusan luar negeri. Jabatan setingkat lebih rendah yang tidak memiliki wewenang sebagai juru bicara negara.

Adapun posisi Menlu Arab Saudi, sebagaimana dikutip dari BBC pada Jumat (28/12), akan digantikan oleh Ibrahim al-Assaf, politikus yang terakhir kali menjabat sebagai menteri keuangan negeri kaya minyak itu.

Menurut Marwan Kabalan, Kepala Analisis Kebijakan di Pusat Arab untuk Penelitian dan Studi Kebijakan, langkah itu tidak mengejutkan karena al-Jubeir dipandang sebagai "sisa dari era (almarhum) Raja Abdullah", merujuk pada mantan raja Saudi sebelumnya yang meninggal pada 2015.

"Kami sudah memperkirakan al-Jubeir akan segera dikeluarkan, bahkan sebelum kasus kematian Khashoggi," kata Kabalan kepada situs berita Al Jazeera.

Sementara itu, otoritas di Riyadh mengakui pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi disebabkan oleh operasi, yang mereka gambarkan dilakukan oleh "elemen jahat".

"Dicopotnya al-Jubeir, saya pikir, berada dalam waktu tepat ketika Putra Mahkota Mohammed bin Salman ingin mencari kambing hitam secara diam-diam," ujar Kabalan.

"Karena konsulat jenderal Saudi di Istanbul sangat terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, sudah pasti al-Jubeir masuk dalam operasi penyelidikan. Kemungkinan dia dicopot untuk mengecoh," lanjutnya beropini.

Senada dengan pendapat di atas, Rami Khouri, seorang profesor jurnalisme di American University of Beirut dan rekan senior di Harvard Kennedy School, mengatakan perombakan itu tampaknya hanyalah perubahan citra.

Khouri menambahkan bahwa "pengambilan keputusan" saat ini di Arab Saudi "seperti Uni Soviet pada 1960-an".

"Anda benar-benar tidak tahu apa yang terjadi sampai beberapa minggu atau bulan sebelum keputusan diambil," katanya.

Mengacu pada pencopotan al-Jubeir dari jabatannya, Khouri mencatat bahwa langkah itu tampaknya bukan "penurunan pangkat yang sebenarnya", karena mantan kepala diplomat itu tidak dipecat, tetapi "berbagi tanggung jawab".

"Mereka membutuhkan orang yang lebih diharapkan di puncak dan mereka membawa al-Assaf yang melayani selama beberapa dekade di Arab Saudi," ujar Khouri.

Sebagai informasi, al-Assaf adalah salah seorang di antara belasan anggota keluarga kerajaan, pejabat pemerintah dan pengusaha terkenal yang ditahan selama "pembersihan anti- korupsi" pada November 2017.

Sementara itu, perubahan kabinet penting lainnya termasuk penunjukan Pangeran Abdullah bin Bandar bin Abdulaziz sebagai kepala Garda Nasional, menggantikan Pangeran Miteb bin Abdullah.

Jenderal Khalid bin Qirar al-Harbi juga ditunjuk sebagai kepala keamanan umum, sementara Musaed al-Aiban diangkat sebagai penasihat keamanan nasional.

0 komentar:

Posting Komentar