RASAKAN SENSASI BERMAIN DI AGEN POKER DOMINO ONLINE UANG ASLI INDONESIA DENGAN MINIMAL DEPOSIT RP 10.000 & MINIMAL WITHDRAW RP 30.000 BONUS TURN OVER 0.5% BONUS REFFERAL 20% HANYA DI WWW.JAWADOMINO.NET

Selasa, 23 April 2019

ISIS Klaim Serangan Bom Bunuh Diri di Sri Lanka

ISIS Klaim Serangan Bom Bunuh Diri di Sri Lanka


AGEN CASINO ONLINE

Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hari ini melalui media propaganda mereka, Amaq, mengklaim serangkaian serangan bom bunuh diri ke tiga gereja dan empat hotel di Sri Lanka dua hari lalu.

"Tentara ISIS melancarkan serangan terhadap warga yang menentang ISIS dan umat Kristen di Sri Lanka," kata pernyataan Amaq, seperti dilansir laman the Jerusalem Post, Selasa (23/4).

Serangan bom bunuh diri ke gereja dan hotel saat Minggu Paskah itu menewaskan sedikitnya 321 orang dan melukai 500 lainnya.

Seperti yang sudah-sudah, ISIS kerap mengklaim sejumlah serangan serupa meski tanpa bukti.

Aparat berwenang mengatakan 40 orang sudah ditangkap karena diduga terlibat dengan serangan bom itu. Pemerintah Sri Lanka menuding kelompok militan lokal Jemaah Tauhid Nasional sebagai pelaku serangan.

Sebagian besar warga yang ditangkap adalah orang Sri Lanka tapi Gunasekera mengatakan polisi juga sedang menyelidiki keterlibatan warga asing dalam serangan yang dilakukan tujuh pengebom bunuh diri itu.

Juru bicara pemerintah Rajitha Senaratne mengatakan aparat kini tengah mencari tahu apakah kelompok militan itu mendapat 'sokongan internasional'.

Senaratne menuturkan tidak mungkin 'organisasi kecil' semacam itu melancarkan serangan bom yang terkoordinasi baik.

Kantor kepresidenan Maithripala Sirisena mengatakan ada info intelijen yang mengatakan kelompok teror internasional di balik 'teroris lokal' dan Sri Lanka tengah meminta bantuan asing untuk menyelidiki.

=======

Interpol dan FBI Bantu Penyelidikan Serangan Bom di Sri Lanka

Atas permintaan Sri Lanka organisasi kerja sama kepolisian dunia atau Interpol mengirim tim ke Sri Lanka untuk membantu otoritas setempat menyelidiki rangkaian teror bom bunuh diri yang menghantam gereja dan hotel dua hari lalu.

Interpol mengirim Tim Tanggap Insiden (IRT) yang mencakup spesialis dengan keahlian olah TKP, bahan peledak, anti-terorisme, identifikasi dan analisis korban bencana.

Jika diperlukan, keahlian tambahan dalam forensik digital, biometrik, serta analisis foto dan video juga akan ditambahkan ke tim di lapangan.

Interpol juga sudah melakukan pengecekan basis data internal mereka; Stolen and Lost Travel Documents, dan basis data lain untuk mengidentifikasi petunjuk potensial dan koneksi internasional.

Selain IRT, dukungan juga diberikan melalui Pusat Komando dan Koordinasi (CCC) 24 jam di markas Sekretariat Jenderal Interpol di Lyon, Prancis, dan kantor cabang di Singapura dan Buenos Aires, Argentina.

Untuk membantu mengidentifikasi warga negara asing di antara para korban, CCC juga dapat bertindak sebagai penghubung dengan Biro Pusat Nasional Interpol dari negara-negara yang terlibat untuk memastikan setiap data dipertukarkan secepat mungkin.

"Ketika pihak berwenang Sri Lanka menyelidiki serangan-serangan mengerikan ini, Interpol akan terus memberikan dukungan apa pun yang diperlukan," kata Sekretaris Jenderal Interpol, Jurgen Stock dalam laman resmi organisasi Interpol.int.

"Informasi untuk membantu mengidentifikasi orang-orang yang terkait dengan serangan-serangan ini dapat berasal dari Interpol terbukti sangat penting, terutama bagi petugas di lapangan."

"Keluarga dan teman-teman para korban pemboman ini, seperti halnya setiap serangan teroris, membutuhkan dan pantas mendapat dukungan penuh dari komunitas penegak hukum global," pungkas Kepala Interpol.

Otoritas AS Ambil Andil dalam Penyelidikan

Selain Interpol, Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) juga membantu otoritas Sri Lanka ketika mereka menyelidiki ledakan bom hari Minggu, menurut juru bicara FBI.

Dikatakan, FBI juga telah menawarkan keahlian laboratorium untuk menguji bukti bom, sementara analis meninjau database biro untuk informasi yang berguna, demikian seperti dikutip dari the Washington Post.

Badan intelijen Amerika Serikat (AS) dan India telah memperingatkan pemerintah Sri Lanka tentang ancaman serangan segera, kata Harsha de Silva, Menteri Reformasi Ekonomi dan Distribusi Publik Sri Lanka.

Berbicara kepada presenter CNN, Christiane Amanpour pada Senin 22 April, de Silva mengatakan pemerintah Sri Lanka memang menerima informasi dari luar negeri bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi.

"Tetapi perdana menteri tidak tahu tentang kabar itu," kata de Silva, sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (23/4/2019).

De Silva, sekutu Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, berpendapat bahwa "itu bukan kegagalan aparat intelijen", tetapi kegagalan dalam mengimplementasikan respons yang tepat.

Di lain pihak, pada Minggu sore, PM Wickremesinghe tidak menampik bahwa mungkin ada informasi sebelumnya tentang serangan itu.

Namun, dia mengatakan bahwa tidak semua diberi informasi (tentang intelijen), dan itu adalah salah satu masalah yang harus diperhatikan sekarang.

"Untuk saat ini prioritasnya adalah menangkap para pelaku teror," tambahnya.

0 komentar:

Posting Komentar